HAPPY READING💖
HOPE U ENJOY THIS STORY LUV💜
I Purple u :)
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Seorang gadis perlahan menuruni anak tangga sambil bersenadung kecil. Terlihat ia sesekali membenarkan rok abu abunya yang agak kebesaran karena berat badannya yang turun drastis.
"Pagi Ma, Pa" sapa Dara, Spica Adara
"Pagi sayang, duduk lah, ini sudah cukup siang" ujar sang mama, Devina Adara. Terlihat ia sedang sibuk menyiapkan sarapan untuk Dara. Ayag Dara masih sibuk dengan makanannya tanpa menoleh ke arah Dara sedikitpun, dan Dara sudah maklum dengan sikap ayahnya yang memang cukup dingin dan irit sekali bicara.
"Morning" sapa lelaki itu sambil mencomot pancake milik Dara tanpa permisi. Lelaki itu adalah kakak Dara, Devaro Derrio
"Abang ihhh, rese" protes Dara, pasalnya madu dan coklat pancake itu mengenai seragam putihnya. Terlihat Dara begitu kesal hingga melemparkan pancake yang ia makan tepat di muka Varo, dan ternodailah wajah rupawannya.
Mengetahui kesalahannya, Dara buru buru berlari keluar tanpa menyelesaikan acara sarapannya, sebelum Varo menghukumnya, dengan mengambil ponsel atau malah kunci mobilnya. Bisa bisa betisnya membesar jika ia harus berangkat sekolah dengan berjalan kaki
"Ma, Pa Dara berangkat, singanya ngamuk" teriak Dara yang sudah berlari terbirit birit seperti dikejar banteng.
Dara menjalankan mobilnya membelah padatnya ibukota, jam masih menunjukkan pukul 6 pagi, tetapi jalanan sudah mulai ramai, mau tak mau ia harus menjalankan mobilnya pelan.
¥¥¥¥
Sebuah keluarga sedang duduk dimeja makan dengan tenang, terlihat begitu harmonis dengan sepasang suami istri dan satu anak laki laki yang tampan. Namun, keharmonisan itu lenyap begitu saja karena sang anak tak menunjukkan eskpresi bahagia, bahkan tersenyum pun tidak.
"Alfa, kamu itu anak mama, mama yang ngelahirin kamu, harusnya kamu sekeyakinan dengan mama" ujar sang mama.
"Dian, bukankah sebelum kita menikah kita sudah sepakat tidak akan mempermasalahkan keyakinan?" sang kepala keluarga, yang tak lain adalah ayah Alfa berusaha menenangkan istrinya yang sudah setahun belakangan ini selalu memaksa Alfa untuk mengikuti keyakinannya. Ya, mereka orang tua Alfa dan mereka memiliki keyakinan yang berbeda.Sejak kecil Alfa lebih memilih untuk mengikuti keyakinan sang ayah dari pada mamanya yang beragama muslim.
"Tapi mas, aku hanya ingin lebih dekat dengan Al-"
"Alfa selesai" Alfa berlalu begitu saja tanpa berpamitan kepada kedua orang tuanya. Terlihat jelas dari raut wajahnya, ia begitu muak dengan perdebatan orang tuanya. Selalu saja, topik itu yang dibahas oleh mamanya. Alfa tak pernah menanggapi paksaan sang mama jika itu sudah menyangkut keyakinan. Karena baginya, keyakinan adalah urusan pribadi masing masing. Tak ada seorang pun yang bisa ikut campur, sekalipun itu orang tuanya sendiri.
Alfa menjalankan motornya menuju tempat dimana ia menuntut ilmu, SMA Pelita Bangsa. Hari ini adalah hari pertama masuk sekolah setelah liburan yng cukup panjang. Semua penderitaan akan dimulai hari ini, semester dua, pasti akan banyak tugas yang menimpanya.
"Alfa udah datang"
"Astaga Alfa ganteng bangetttttt"
"Oh My.... Pangeranku"
"Prince Charming kuuuuu"
KAMU SEDANG MEMBACA
ADARA ALDEBARAN
Teen Fiction[END] Aku dan kamu adalah dua bintang yang sama terangnya. Kita tak mungkin bersama, di rasi yang sama, karna bintang yang paling terang hanya ada satu, hanya kamu atau hanya aku, bukan kita -Spica Adara Hope you enjoy and happy reading💜💜💜 Cerit...