٦ 🍁 (hitam dan putih)

311 32 3
                                    

بسم الله الر حمن الر حيم

Dua orang yang tercatat jika ia baik dekati lah jika kamu tidak suka jauhi tanpa membenci

🌺🌺🌺


Seperti yang tidak di harapkan pria itu bukan Faizal tapi Ahmad yang memberikan sebotol air mineral kepada ku tapi percuma jika pak Faizal yang datang karna dia sudah beristri, aku menatap botol itu dengan tatapan kosong

"hey jangan ngelamun mulu nanti kesurupan" tegur pak Ahmad tersenyum terlihat tampan dan lebih muda berbeda dengan Faizal dewasa dan berwibawa juga terkesan tampan dan menarik tapi hanya satu adalah  'DINGIN' aku terkekeh dan senyum yang di paksakan "makasih pak Ahmad, hebat ya! Ceramahnya" ujar ku membuka tutup botol tanpa menoleh ke pak Ahmad yang sudah duduk disebelah ku dengan jarak yang lumayan jauh

"hem saya liat tadi hanya air mata kamu aja yang respon ceramah saya jadi terhura tau gak! hehe" hibur pak Ahmad membuat kami berdua tertawa bersama.
Sudah beberapa lama kami ngobrol aku sudah merasa nyaman dengan pak Ahmad yang humoris dan terbuka

"Oh ya! Ngomong ngomong umur pak Ahmad berapa?" Tanya ku hati hati

Dia menghentikan tawanya dan menoleh kearah ku sebentar
"hm masih muda lho kaka"

Aku kembali tertawa pelan masih sadar jika suara wanita itu aurat "serius atuh pak"

"23 tahun mah masih muda"

Aku hanya ber oh ria

"Ekhem ekhem gak baik berdua dua an"

Kami berdua menoleh pada sumber suara, sudah berdiri pria yang bersedekap dada dengan tampang cool nya tak lupa tatapan tajamnya membuat aku menunduk takut namun bukan pak Ahmad namanya yang membiarkan aku tertunduk takut, ia akan angkat bicara "maaf Faiz aku sekedar memberi ketenangan bukan maksud apa apa"

Pak Faizal mendengus kesal dan mengajak pak Ahmad pergi dari aku

'Dia lagi kapan aku tidak melihatnya lagi'

"Rahma nih aku beli air sama snack buat kita makan, gimana udah mendingan kan" Sabila muncul dengan kantong kresek di tangan nya aku hanya mengangguk

"kamu terlambat Sabil" ucap ku terpotong

"Maaf ya Rahma tadi antri kan telat jadinya kamu haus ya maafkan Sabila ya!" Dia meminta maaf dan aku balas dengan tawa

'kamu terlambat menyaksikan kejadian yang menghantui pikiran ku Bil tapi aku takut merepotkan mu!'

aku pun memakan snack sambil melihat pemandangan mesjid yang memikat hati serta menggugah jiwa. Sudah beberapa lama aku dan Sabila di taman mesjid akhirnya kami pulang.

Saat menghampiri motor Sabila yang berada di parkiran gerbang mesjid, mata ku tertuju pada sepasang seorang yang akan melajukan motornya

'dia istrinya?'

Faizal dengan seorang wanita dengan kerudung panjang nya berboncengan layaknya sepasang kekasih

"Rahma kamu mau pulang gak!" Pinta Sabila, entah mengapa semua pertanyaan selalu aku pikirkan kini terjawab sudah, aku mencintai orang yang salah eh bukan! aku sangat salah ternyata cinta bisa serumit ini. Ku lepaskan dan ikhlaskan cinta ini akan ku buang jauh jauh dengan memulai baca basmalah agar apa yang aku niatkan berkah setelah itu aku menaiki motor Sabila.
.
.
.
Suasana kelas makin heboh dan bising karna jamkos berlangsung. Rahma dan Citra membaca novel genre spritual "hem aku ingin jadi penulis Ra! Apalagi kayak pak Ahmad Fuadi" tutur Rahma kepada Citra

Hijrah Cinta Rahma [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang