١٣ 🍁 (Rahma sadar)

409 31 7
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

Apapun yang terjadi belajar lah untuk bersyukur dan ikhlas

                        🌺🌺🌺

"Ngh"

Erangku dan perlahan membuka mata samar samar terlihat langit langit bernuansa putih aku dimana ya! Ini bukan kamar ku. Mau bergerak kepala ini terasa sakit berdenyut mata ku menjelajahi semua ruangan banyak sekali obat obatan dan tangan ku di infus Astagfirullah aku kenapa? Mana ayah dan ibu. aku ingat ingat kejadian sebelumnya pas nikah aku pingsan dan sekarang "Awh" aku meringis kenapa arah jantung ku di remas remas ya!. Aku akan menunggu ayah dan ibu datang. Berjam jam aku menunggu kedatangan mereka tidak muncul muncul juga.

"Assalamualaikum zaujati"

'DEG'

pak Faizal apa yang dia katakan Zaujati? Apa itu

"Wa'alaikumussalam pak!" Jawab ku

Pak Faizal mengganti botol infus yang menggantung di atas serta merapikan selimut yang ku pakai

"Rahma harus makan" pak Faizal mengambil mangkok yang berisi bubur dengan sayuran lalu menyuapkan nya pada ku, tingkahnya aneh. Mana pak Faizal yang dulu DINGIN CUEK! Dan sekarang perhatian padaku. Tangan nya sudah lama terulur menyuapi ku tapi aku diam agak lama.

"Maaf pak! Tidak baik berdua yang ketiga adalah syaitan" tegur ku masih belum memakan bubur yang ia suapi. Pak Faizal terkekeh dan senyum

Astagfirullah senyum mu pak! Bikin meleleh

Aku membuang muka takut ketahuan rona merah yang muncul di pipi ku.

"Yuk makan jangan dianggurin"

Merasa salah tingkah aku memakan bubur itu. "Enak?" ujarnya aku mengangguk saja merasa canggung berdua duaan dengan laki laki yang bukan mahram. Selesai makan aku kembali istirahat, yang membuat ku risih sekarang ini ialah pak Faizal tidak pergi dari kamar.  ya Allah takut sekali bagaimana jika nanti terjadi yang tidak tidak siapa tahu syahwat laki laki akan naik jika melihat yang namanya wanita.

Clek!

Ibu dan ayah masuk ke kamar. Syukurlah sekarang aku bebas dari suasana canggung yang sungguh mencekam ini
"Rahma udah sadar" tanya ibu memeluk ku inilah pelukan hangat dari ibu. Ayah dan pak Faizal mengobrol di ujung pintu, aku melihat ayah menjabat tangan pak Faizal. Apa yang mereka bicarakan dan kenapa ayah tak lagi marah seperti kemarin sepertinya ada sesuatu!

"Bagaimana keadaan mu nak!" Ayah menghampiri ku

"Rahma udah merasa baik sekarang" aku sedikit menghibur ayah dengan kebohongan ini padahal aslinya masih sakit apalagi pada bagian dada kiri.

"Ayah udah berapa lama Rahma pingsan"

Ayah yang tadinya berbicara dengan pak Faizal menoleh ke arah ku "empat hari nak!"

APA!! jadi selama empat hari ini aku pingsan dan selama empat hari juga aku meninggalkan shalat serta mengaji
"ayah Rahma mau meng Qadha sholat dulu nih infus tolong di lepasin yah!" Aku merengek ingin meng qadha sholat yang tertinggal, pikiran ku kini tidak  tenang

Hijrah Cinta Rahma [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang