١٧ 🍁 (Gambar itu!)

379 23 2
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

Jika kamu menemukan sebuah keburukan dari orang lain jangan lah kamu berburuk sangka atau mungkin itu sebuah masa lalu yang kelam baginya

                      🌺🌺🌺

"Oh ya Allah mata Rahma" Rahma kini berlari menuruni tangga ia sangat malu dan ceroboh 'norak kali ya kamu' masih setia berlari sebuah suara memanggil Rahma untuk berhenti, Rahma keras kepala ia tidak mempedulikan itu ia sangat malu jika pak Faizal mengetahuinya.

"Rahma jangan berlari nanti jatuh" teriak Faizal khawatir

Brak...

Rahma tersandung dan jatuh di lantai kedua menuju ke bawah. Faizal berlari dengan kencang tak peduli tubuhnya sekarang separuh telanjang
"kamu tidak apa apa" tanya Faizal

"Kaki ku" rengek Rahma memijat kakinya yang terbaluti kaus kaki.
"Biar saya lihat" Faizal membuka kaus kaki itu untuk melihat apakah ada memar disana

"Jangan" Rahma memberontak sehingga Faizal tersungkur di buatnya. Kini Rahma sendiri yang menyingkap kaus kakinya melihat memar di dalamnya dari pada harus dibuka di depan Faizal. Faizal yang menyaksikannya membuang nafas kasar lalu ia berdiri
"kamu sudah buat saya khawatir Rahma"

"Rahma gak peduli"

"Kamu bisa berdiri"

"Ngak usah pak sok sok khawatir sama Rahma. Bapak itu udah buat Rahma terjatuh kayak gini"

'Gara gara aku?' Faizal mengeryit heran, ingin ia bicara tapi malas jika terjadi perdebatan di antara mereka.

Rahma POV

Sungguh memalukan kenapa aku tidak berpikir jika pak Faizal mandi dan sekarang mata ku sudah ternodai Astagfirullah gimana ini. Aku berlari sekencang kencangnya agar terhindar dari pak Faizal jika dia tahu matilah aku.

"Rahma jangan berlari nanti jatuh"

Faizal memanggil ku. Aku sudah tak peduli yang penting kali ini aku tidak mau menatap wajahnya. Baru saja aku sudah sampai dari tangga yang panjang itu kini kaki ku tersandung lalu terjatuh. Ya Allah sakitt! Mau menangis takut di marahin pak Faizal jangan sampai dia bilang 'dasar keras kepala' jangan sampai!!
Mungkin kaki ku memar ingin ku lihat tetapi pak Faizal sudah berjongkok di hadapan ku.

'Bapak apa apaan sih! Gak pake baju segala jijik tau gak!' Monolog ku.
malas menatapnya yang dari tadi menatap ku, dengan lancangnya ia ingin membuka kaus kaki ku. Tak sudi aku memberontak dan mendorong nya hingga terhuyung ke belakang. Lalu pak Faizal berdiri apakah dia marah oh tidak! aku baru saja menjadi istri kurang hajar Astagfirullah.
Aku tak peduli lalu menyingkap kaus kaki ku melihat memar. Aku kaget bukan main

BIRU pantesan sakitnya gak main main mana bengkak lagi.
Ia menanyakan apakah aku bisa berdiri 'tentu tidak! mana rasanya sakit lagi' aku pura pura tak peduli gara gara dia toh aku jatuh begini. Malas berlama lama bersimpuh di hadapannya aku perlahan berdiri dengan bantuan pagar yang ada pada jenjang itu

"Aws sakit" ringis ku. Sekarang sudah berdiri seutuhnya memastikan kepada pak Faizal bahwa aku bisa berdiri agar ia pergi jauh jauh dan memakai bajunya kembali.

"Rahma udah bisa berdiri, sekarang bapak pergilah mata ku bisa buta melihat tubuh bapak" ujar ku. Pak Faizal mundur beberapa langkah menuju sofa lalu duduk disana memperhatikan ku
Lah ngapain bapak duduk, bukannya ganti baju atau apa ia malah duduk santai di sofa memandangi ku seperti orang gila mungkin.

Hijrah Cinta Rahma [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang