3

204 18 7
                                        
















Sebuah meja makan panjang menghiasi ruangan luas bernuansa cokelat keemasan yang terkesan sedikit gelap jika kita mencoba menyusurinya. Lilin-lilin dan lampu-lampu berwarna warni berukiran nyentrik menyala di berbagai tempat menerangi ruangan dengan indahnya. Semua orang tampak duduk dengan bercengrama ramai di setiap kursi di sekeliling meja. Membahas obrolan tidak jelas dengan berisik. Beberapa di antaranya bertindak rusuh dan berteriak-teriak. Dan sisanya memilih menikmati makanan super lezat yang selalu tersedia memenuhi meja itu tanpa akan pernah habis.

“Jiyong akan makan malam dengan kita malam ini.” Taeyang mengumumkan sambil mengetuk-ngetuk meja makan di bawah singgasananya dengan tongkat permata dengan puncak matahari emas yang bersinar di ujungnya. Semua orang berhenti dari kericuhannya sekarang, lalu segera menoleh ke arah seorang laki-laki tampan yang baru saja datang dan duduk di salah satu kursi kosong yang disediakan untuknya.

"Dia dewa air baru. Karena dia belum tahu tentang apapun, kumohon bantuannya."

“Perlakukan dia dengan baik, dia sudah melalui banyak hal berat hari ini.” tambahnya lagi. Semua mata kini benar-benar tertuju pada Jiyong. Semuanya terlihat memberikan senyuman dan sambutan hangat terhadap teman baru mereka. Jiyong membalas senyuman mereka dengan sopan dan berusaha akrab dengan mereka walaupun sedikit canggung.

“Kau bisa selalu duduk disebelahku Jiyong..” Daesung tersenyum, lalu menepuk-nepuk pundak Jiyong yang duduk di sebelahnya. Sebuah kursi cokelat dari kayu terbaik yang kokoh dan murni. Terlihat sangat nyaman dengan busa dudukan yang empuk yang sulit dijelaskan dengan kata-kata.

"Kau bisa memilih warna kursimu sendiri. Aku bisa membuatkannya untukmu jika kau mau." Tambahnya lalu mendapat sebuah anggukan dan senyuman dari Jiyong.

"Warna bening seperti kaca akan cocok denganmu yang seperti air tenang."

“Aku yakin kau memiliki banyak pertanyaan, Jiyong. Kau bisa mulai bercakap dengan mereka. Aku akan masuk untuk beberapa urusan.” ujar Taeyang lagi. Semua orang kini diam, mencoba mendengarkan pemimpinnya bicara. Taeyang memandangi semua anggotanya yang hadir dengan senyuman lalu mulai menarik napas panjang. Jiyong hanya terdiam. Ia bisa merasakan suatu kendali aneh yang memancar dari tubuh taeyang. Sepertinya makhluk-makhluk liar di sini bahkan dengan mudah berhenti berbuat onar hanya dengan mendengar ketukan tongkatnya.

Beberapa saat kemudian Taeyang terlihat pergi ke luar ruangan dan menjauh. Semuanya kembali riuh. Mereka menyambut jiyong dengan ramah.

“Terima kasih,” Jiyong mengangguk, lalu tersenyum. ia melirik kembali semua orang di sekelilingnya dengan hati-hati, kemudian kembali duduk.

“Yang mana pria bernama Seungri?” tanya Jiyong pada Daesung dengan penasaran. Dari semuanya, sepertinya hanya Daesung yang terlihat ramah dan meyakinkan. Entahlah. Dari dandanannya Daesung terlihat lebih waras. Dengan setelan jas biru cantik dengan rambutnya yang sejujurnya tidak terlalu norak. Dibanding manusia aneh lainnya.

“Itu dia, rambut hitam pekat, kukunya di cat hitam, dan kelakuannya yang urakan dan sulit sekali untuk dikendalikan.” Jelas Daesung sambil menunjuk ke kursi yang berada didekat singgasana Taeyang di ujung meja. “Dia agak kasar dalam berucap, leluconnya menyebalkan. Dia memang begitu, karena sudah terlalu lama diasuh dan didik oleh orang seperti dewa keonaran. Dia biasa dijatuhkan ke bumi untuk tugas-tugas jail yang menyebabkan kerusakan di bumi. Kau tau meteor yang jatuh di kansas beberapa bulan lalu? Itu ulahnya, dia tidak sengaja bersin saat menggunakan kekuatannya untuk menjahili Seunghyun, dan menyebabkan banyak meteor runtuh dan salah satunya jatuh di bumi. Tapi, dia orang yang baik." Tambah Daesung dengan panjang lebar. Jiyong mengangguk sambil membulatkan bibirnya membentuk huruf 'o ' merespon jawaban dari Daesung.

Fire in the Water✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang