8

266 9 2
                                    
















"Katakan pada ibu siapa ayah dari bayi itu!" Chaerin tak bisa menjawab pertanyaan ummanya. Ia berharap Jiyong tetap berada di kamar mandi.

"Chae? Kau dengar apa yang ibu katakan?"

"Aku ingin ke kamar mandi sebentar," sela chaerin sekenanya lalu segera membalikkan badannya. "Akhir-akhir ini aku selalu ingin buang air kecil."

"Baiklah, ibu akan menunggu." chaerin berbalik untu membungkuk sopan kepada ibunya lalu bergegas berjalan ke arah pintu kamar mandi. Ketika ia melangkah masuk ke kamar mandi, ia menemukan jiyong berdiri dengan bersandar di dinding dekat bak mandi dengan mengenakan jubah merah milik chaerin. tangannya menelangkup di dada, tatapannya tampak bingung.

"Aku mendengar suara wanita." jiyog berbisik saat mendapati istrinya akhirnya masuk ke dalam, "Aku tidak yakin apakah aku harus keluar."

"Itu ibuku," chaerin menjelaskan dengan sedikit gerakan badannya, mencoba untuk trtap berbisik dan tak membuat jiyong panik. "Dia tahu aku hamil."

"Apa yang sekarang akan kau lakukan?"

"Aku akan menggunakan cermin kamar mandi untuk menghubungi Seunghyun dan kemudian aku akan mencoba meyakinkan ibu bahwa dia adalah ayah bayi ini." Chaerin menjelaskan, ia melangkah ke depan cermin dan menyentuhnya. Ia panik, Jiyong dapat merasakannya. Jiyong tetap berdiri dan berusaha diam saat ia menyaksikan permukaan cermin bergelombang dan setelah beberapa detik berubah menjadi pemandangan Seunghyun yang berdiri di kamarnya hanya mengenakan baju tidur hitam. Sayap besarnya yang hitam terlipat di belakang punggungnya. Dia tampak baru saja terbangun dari tidurnya.

"Seunghyun, aku membutuhkanmu." chaerin berusaha berbisik sekeras mungkin.

"ada apa?" Seunghyun menghampiri kaca di dekatnya dengan segera saat ia menyadari bahwa itu chaerin yang sedang menghubunginya. "Aku pikir kau akan menghabiskan malam bersama dewa air itu." Jawab Seunghyun. Tangan kanannya mengacak-ngacak rambutnya sendiri dan menguap.

"Apa yang kau butuhkan, Chaerin?"

"Aku bersama Jiyong, tapi ibu menghubungiku lewat cermin, dan dia tahu aku hamil."

Chaerin kembalk berbisik panik. Mencoba membuatnya cepat mengerti.

"Apa? Apakah dia tahu ayahnya?" seunghyun dengan refleks bergegas mengenakan bajunya lalu kembali menatap chaerin dengan serius.

"Tidak, jiyong sedang di kamar mandi." chaerin menjelaskan, "Aku tidak bisa berlama-lama disini. aku berpamitan untuk buang air kecil."

"Lalu?"

"Yang sekarang harus kau lakukan adalah, datang ke kamarku secepatnya dengan membawa berbagai buah-buahan. Bertindak seperti kau ayahnya dan seolah-olah kita hidup bersama. Kemudian, kita akan jelaskan kepadanya soal bayi ini, mengerti?"

"Baiklah," Seunghyun mengangguk, dan dengan sigap segera berdiri, mengambil mantelnya dan bergegas.

"Aku akan segera kesana. Hati-hati, Tuan putri."

"Tuan Putri?" ulang Jiyong dengan nada sangat menyebalkan sambil menatap ke arah Chaerin bersamaan dengan bayangan Seunghyun di cermin yang mulai menghilang.

"Jangan tanyakan itu," Chaerin menggeleng, "tak ada waktu untuk menjelaskannya."

"Hah, terserah."

"Yah, Jiyong.." Chaerin membentaknya sedikit, lalu meraih tangannya dan meletakkan tangan Jiyong di perutnya. "Lihat, Mino tak mau kau cemburu, karena ia tahu kalau aku hanya mencintaimu."

Fire in the Water✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang