Gawat

662 40 12
                                    

Maaf banget kalau makin kesini makin ga jelas ceritanya dan juga jarang up karena inspirasi + mood buat lanjutin cerita ini per chapternya selalu naik turun. Semoga kalian ga bosen nunggu ya wkwkw. Happy reading.

.

.

.

.

.

Nadine POV

Sejak kejadian itu james jarang pulang kerumah, ngobrol aja ga ada. Oh iya kandungan gua udah masuk minggu ke 5. Gila ga sih sebulan ini gua harus jalanin sendiri. Ya sih salah gua juga tapi kan harusnya james bisa ngertiin dong.

Kek sekarang ini nih kita lagi sarapan, ga ada satupun kalimat, kata bahkan huruf yang keluar dari mulut james. Walaupun gua udah tanya apapun itu dari pekerjaannya, apapun lah tapi ga ada yang dia jawab.

"Nanti kamu pulang jam berapa? Mau aku buatin makan siang ga? Terus nanti malem kamu mau makan apa? Hari ini aku mau kepasar, mau belanja bulanan"

Masih juga di kacangin.

"Oh atau mau aku buatin sup daging? Biasanya kamu suka itu"

"Aku selesai" itu kalimat pertama pagi ini yang keluar dari mulutnya dan itupun bukan jawaban dari pertanyaan gua!!

Kesel ga sih, pengen nangis aja rasanya tapi kasian sama si dede akhir akhir ini gua sering nangis dan ngebuat kandungan gua lemah.

Check up aja ga pernah di anter james, kalau ga sama mark paling sama sora. Mama papa juga ga tau kita berantem, intinya gua kek ngurung diri gitu. Keluar rumah aja jarang, dan juga gua resign dari pekerjaan gua tanpa sepengetahuan james.

Nadine POV Off

"Mau aku buatin bekal ga?"

Nadine masih terus mengajak james berbicara tapi tetap saja hasilnya nihil.

"Awwhh!" Nadine meringis kesakitan sambil memegang perutnya.

James yang melihat itu langsung berlari ke arah istrinya yang sudah terduduk di lantai.

"Nadine kamu kenapa? kita kerumah sakit ya"

James langsung mengangkat istrinya dan membawa nadine ke rumah sakit.

🏥🏥🏥

James POV On

"Kandungannya sangat lemah sekarang, untungnya sang ibu dan bayi sangat kuat. Tapi walaupun begitu jangan membuat istri anda kelelahan baik secara fisik maupun mental karena akan sangat berbahaya bagi kandungannya"

Ya begitu penuturan dari dokter yang membuat gua merasa tidak pantas untuk menjadi seorang suami maupun ayah. Rasanya kacau, gua terlalu egois sampai lupa prioritas utama hidup gua lagi kesakitan.

Perlahan gua genggam tangan nadine, entah sejak kapan air mata gua turun gitu aja sangat deras. Sampai ingin teriak, meneriaki kebodohan gua Yang udah diemin istri gua sendiri.

Drrrttt!

Hp gua bunyi, ternyata kevin nelpon ah benee juga gua sampe lupa kalau hari ini ada sidang.

Sempre Con TeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang