Left behind

1.8K 263 2
                                    

Vote dan komennya
































































































































































































































































Joohyun mengerjapkan mata nya perlahan, menatap rahang tegas seulgi yang terlihat maskulin dari arah nya.

Benar saja. Perasaan bersama seulgi benar-benar membuatnya merasa terlindungi.

Apa yang di lakukan nya? Bukankah seulgi membenci joohyun.

Tapi, kenapa dia repot-repot mau menolong dirinya?

Joohyun benar-benar bingung dengan perlakuan seulgi yang seenaknya dan semakin membenci dirinya yang seakan terhipnotis oleh pesona nya, berakhir mengagumi sosok seulgi yang sempurna.

Mata hazel seulgi menatap tajam manik mata berwarna biru shappire milik joohyun.

Joohyun membuka mulutnya untuk berbicara tetapi tidak ada kata yang keluar.
 
"Jangan bicara."
 
Joohyun mengurungkan niat nya saat mendengar nada bass itu meminta nya diam, kecewa dengan itu.

Bukankah itu menyebalkan?
Bagaimana bisa seulgi bersikap peduli padanya tadi dan sekarang kembali menjadi sosok seulgi yang joohyun kenal. Dingin dan kejam.
 
"Apa yang membawamu kemari, tuan muda?"
 
Seulgi masih menembakkan tatapan tajam nya ke arah joohyun.

"Bukankah kusuruh untuk diam. Apa kau tuli?"
 
Joohyun tersenyum miris pada seulgi, bibirnya bergetar menahan sakit.

"Pulang lah, ini sudah sangat larut. Tuan Kang akan cemas mengetahui calon penerus nya tidak berada di kastil."

Perlahan joohyun menggerakkan tubuhnya berdiri hanya untuk mendapatkan tubuhnya kembali jatuh tersungkur.
 
"Ouch.."
 
Joohyun terisak kecil, seluruh tubuhnya sakit, ia tidak bisa pulang jika seperti ini.

Seulgi menghembuskan nafas kasar, berjalan cepat ke arah joohyun sebelum menggendong nya ala bridal style.

Joohyun terkejut dengan perlakuan tiba-tiba, refleks mengalungkan tangan nya pada leher seulgi.

"T-tidak perlu, t-tuan muda. Saya bisa sendiri."

Joohyun beralasan mencoba menstabilkan suaranya yang gemetar.
Seulgi hanya diam; membiarkan joohyun menyandarkan kepala nya dengan nyaman di dada bidang nya. Berjalan pelan ditemani keheningan malam dengan joohyun berada di gendongan nya.

Mereka seperti layak nya pengantin baru, joohyun merasa canggung dengan posisi ini, sedikit intim menurutnya.

Joohyun menggigit bibir, dan mencoba mengajak bicara seulgi agar keheningan ini tidak membunuh nya hidup-hidup.

Joohyun mendongak menatap wajah samping seulgi; "Mmm, kenapa kau bisa berada di sini, tuan muda. Tempat ini berbahaya kau bisa celaka."

Seulgi berdecih, bukan nya menjawab ia membalas joohyun tanpa sedikitpun menoleh ke arahnya.

Please Don't Reject MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang