E N D

2.3K 179 2
                                    

..semua sudah berakhir..
 
Playlist now : Sorry Seems To Be The Hardest Word─ Elton John

..It's sad, so sad
It's a sad sad situation
And it's getting' more and more absurd
It's sad, so sad
Why can't we talk it over
Oh it seems to me
Sorry seems to be the hardest word..





 













***
Langit malam begitu indah berkat bantuan sang bulan purnama yang bersinar terang. Saat ini waktu sudah menunjukkan pukul satu malam, sangat sunyi dan hanya terdengar bunyi alami dari hewan malam yang sedang beraktifitas.
 
“Aarrghhh...! Ughh─”
 
Terengah-engah.
 
Tiba-tiba Seulgi merasakan dadanya sangat sesak, dia tidak bisa bernapas dengan benar, tenaganya melemah dan dia jatuh terduduk di tanah.

“Uhuk...uhuk...!”
Seulgi membuka mata, menarik nafas panjang dan terbatuk-batuk dalam waktu bersamaan.

“Kau baik-baik saja Seul?” Seungwan menepuk pelan punggungnya yang bergetar, lalu mengangkat tubuhnya kembali berdiri.

Seulgi mengangguk sekali “Aku tidak apa-apa, Wan.” Jawabnya meyakinkan, meski dia merasakan perasaan tidak enak menyelingkupi hatinya. Dia menggeleng kencang coba menepis itu sebelum melihat sekeliling.

Hujan deras membuat pandangan Seulgi sedikit kabur saat berusaha mengamati sekitar. Tempat ini sangat luas, di mana-mana banyak pohon hijau yang rindang. Tak jauh dari tempat mereka bersembunyi, berdiri sebuah istana megah dengan pagar besi tinggi yang mengelilinginya.
 
“Seul.. itu—”
 
“Sssh, diam.” Bisik Seulgi sambil menutup mulut Seungwan dengan kedua tangannya.

Dua sosok dengan pakaian hitam berjaga didepan pintu gerbang. Seulgi memperhatikan dua sosok berbadan tegap itu dengan seksama.

'Sial! Sekarang bagaimana caranya melewati mereka!' Batinnya kesal melihat tidak ada jalan lain selain gerbang utama.

Seungwan menoleh pada Seulgi yang masih membekap mulutnya erat, memberi isyarat agar dia melepaskan karena dirinya hampir kehabisan napas. Seulgi tersentak dan segera menyingkirkan tangannya dari mulut Seungwan.

“Maaf.” Bisik Seulgi sangat pelan, tidak ingin membuat pendangan dua orang disana teralihkan pada mereka.

“Hhhh, ya..” Ucapnya seraya menetralkan deru nafasnya.

Seungwan mengamati sekitar, coba mencari akal bagaimana cara supaya mereka bisa masuk kedalam.

“Tidak ada cara lain, Seul. Kita harus melawan mereka”

Seulgi mengangguk setuju. “Kau benar. Tapi kita harus cepat melumpuhkan dua orang itu tanpa menimbulkan suara gaduh yang dapat memancing yang lainnya keluar.”

“Kita harus menyerang dari dua sisi Seul, kau kanan dan aku kiri. Usahakan jangan menginjak sesuatu yang menggema dan membuat perhatian mereka teralihkan.”

Setelah menyusun strategi mereka berpisah lalu melangkah pelan mendekati kedua orang yang memandang lurus kedepan, sedang mereka dari dua arah berbeda berjalan sedikit jinjit, mengendap diam-diam hingga jarak itu semakin menipis kemudian ketika sudah sangat dekat─
 
Grrawwww!”

Seulgi berganti shift lebih dulu sebelum menggigit kaki salah satu diantara mereka, membuatnya memekik sakit, dan tak itu saja karena Seulgi menerjangnya kuat hingga kepalanya terlebih dulu membentur dinding pembatas dengan bunyi sangat keras. Sekejap lelaki itu langsung pingsan dibuatnya.

Melihat ada penyusup masuk ke wilayah mereka, lelaki satunya langsung mengambil ancang-ancang untuk serangan, tetapi saat akan menghantam Serigala Seulgi, dia terhenti karena sebuah tangan memegang kepalanya dari belakang kemudian memelintirnya lalu menarik kuat, membuat kepala itu terpisah dari sang empunya. Sudah dipastikan bahwa lelaki itu telah meregang nyawa.

Please Don't Reject MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang