Special Chapter

2.9K 225 3
                                    

Warning⚠⚠ 💖💖💖
.
.
.
.
.
.
.
.
.
 
Joohyun membuka matanya perlahan, menatap kosong kearah langit-langit kamar dengan mulut bisu dan pikiran yang seperti kertas putih. Dia baru saja terbangun pagi itu, beberapa garis cahaya matahari mulai menembus kegelapan hutan dan membias di jendela besar di samping tempat tidur.

Kedua matanya terasa berat, Joohyun segera bangun terduduk lalu menerawang sekelilingnya.

'Ini kamar Seulgi, kenapa aku bisa disini?' Batin Joohyun.

Pertanyaan itu segera terjawab setelah dia mengubah posisi duduk. Rasa sakit dan ngilu yang luar biasa segera menyerang bagian vital dan rasa darah yang sudah mengering samar-samar masih terasa di bibir, sedikit perih jika dia ingin membuka mulut.

Joohyun tiba-tiba saja mengingat semua kejadian yang terekam di memori ingatannya. Satu persatu dengan detail, dimulai dari kedatangan Taehyung, Seulgi mendobrak pintu, perkelahian Seulgi dan Taehyung, Seulgi yang menariknya ketempat ini, kemudian—

Joohyun menyibak selimut yang menutupi tubuhnya.

“Ah... , ”

Rona merah menghiasi wajah Joohyun, dia malu mengingat yang terakhir itu.

“Ouchh.. ” Joohyun meringis merasakan area selangkangannya sangat perih, dia tidak bisa berjalan jika begini.

“Oh.. sudah bangun, hyunnie.” kepala Seulgi mengintip dari pintu disusul dengan dirinya. Dia menghampiri Joohyun lalu duduk di tepi ranjang tidur.

Joohyun terperanjat kaget melihat Seulgi yang datang tiba-tiba, refleks meraih selimut dan menutupi seluruh tubuh polosnya sampai bagian leher.

Seulgi terkekeh geli melihat tingkah kekasihnya ini, untuk apa ditutupi, toh dia sudah merasakan semuanya.

“Tidak perlu malu hyun, aku sudah melihat yang lebih dari itu..” Seulgi menyeringai lalu menjilati bibir bawahnya berniat menggoda Joohyun.

Tersenyum malu-malu, Joohyun mengeluarkan suara berdecit seperti tikus kejepit, membuat Seulgi tertawa sedikit kencang, tapi kemudian ekspresinya berubah cemas saat melihat Joohyun seperti kesakitan.

“Ah.. mian baby, aku main terlalu kasar, apa rasanya sakit sekali?” Joohyun tidak menjawab, dan mengangguk pelan-pelan sebagai balasan.

Seulgi menundukkan wajah, merasa sangat bersalah karena sudah membuatnya seperti itu. Joohyun meringis dan hendak turun dari tempat tidur tetapi langsung ditahan oleh Seulgi. “Mau kemana hyunnie?”

“Aku mau mandi, sekujur tubuhku terasa lengket Seul.” Balasnya pelan, tapi tiba-tiba Seulgi mengangkat dan menggendongnya dengan gaya pengantin.

“Sebagai permintaan maaf kau tidak usah berjalan, aku akan menggendongmu kemanapun kau ingin, aku akan terus berada disampingmu seharian hyunnie.”

Kaget dengan perlakuan tiba-tiba, Joohyun sedikit menggeliat dalam gendongannya. “—tidak perlu Seulgi, aku bisa sendiri..” Kata Joohyun tidak enak, berbanding terbalik dengan lengannya yang kini mengalung erat pada leher Seulgi.

“Tidak ada penolakan, aku juga ingin mandi, kita mandi bersama.” Ucapnya mutlak tak dapat diganggu gugat.

*

Seulgi mendudukkan tubuh telanjang Joohyun perlahan diujung bathup, lalu dia menghidupkan keran pancuran membiarkan air hangat membasahi mereka berdua.

Perlahan Seulgi melepas kancing kemeja yang dikenakannya, satu demi satu. Melihat gerakan itu Joohyun tertegun, Seulgi melempar kemejanya sembarang arah dan berdiri dengan tubuh setengah telanjang dihadapannya.

Please Don't Reject MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang