Meet Again

2.2K 263 4
                                    












































































































Sang surya perlahan mulai memunculkan sinarnya. Suara kicauan burung mengawali pagi itu. Seulgi terbangun bermandikan keringat dingin sebesar biji jagung di sekujur tubuhnya, badannya bergetar dengan deruan nafas tak beraturan. Dia sedikit terbatuk sebelum duduk dan bersandar pada kepala ranjang.
 
Kalian tahu, Seulgi sudah berhasil bertahan ketika full moon. Meski malam itu tubuhnya terasa seperti terbakar, penisnya mengeras dan tak ingin tidur meski sebentar. Rowoon tumbuh lebih besar dalam dirinya dan tidak berhenti menyebut nama mate, sedangkan Seulgi berusaha menghiburnya.
 
Seulgi tersenyum tipis. Berpikir bahwa dia sudah mati sekarang, karena sempat tidak sadarkan diri saat itu. Membenarkan posisi tubuhnya saat mendengar derap langkah kaki menggema kearahnya disusul dengan bunyi gerendel kunci yang saling sikut, dan denting pelan ketika anak kuncinya dicabut, lalu pintu dibuka dari luar.

Taeyeon berjalan menghampiri Seulgi, kemudian duduk di tepi ranjang sembari melihat pada Seulgi yang sekarang kurang lebih seperti mayat hidup. Kulit wajahnya pucat, pelipisnya sedari tadi tidak berhenti meneteskan air keringat, sudut bibirnya pecah dan berubah warna biru keunguan. Lelaki itu menghela nafas, dia sangat sedih melihat kondisi puterinya yang seperti ini.

"Kau tidak apa, nak?" Tanya lelaki itu prihatin sambil mengusap kening puterinya, dia terperanjat kaget— mengetahui suhu tubuh Seulgi yang tidak normal seperti manusia serigala pada umumnya.

"Appa akan panggilkan elder kemari, kau ganti baju dan pindahlah ke kamarmu."
 
Taeyeon memapah tubuh lunglai Seulgi dipundaknya, membawanya masuk kedalam kamar, sementara lelaki itu bergegas memanggil salah satu prajurit yang sedang bertugas— memintanya mengirimkan pesan untuk dipanggilkan salah seorang elder.

Setelah mengganti pakaian, Seulgi membaringkan badannya pelan di atas kasur— mengernyitkan dahi saat merasakan sakit disekujur tubuhnya, persendian nya terasa kaku dan sangat sakit jika digerakan sedikit saja.

Nafas Seulgi terputus putus, dia memejamkan mata mencoba tidur berharap rasa sakit itu akan hilang jika ia bangun nanti.

Saat akan melayang ke alam mimpi, samar-samar Seulgi melihat Joohyun tengah berdiri diatas altar memakai gaun putih indah yang sedikit mempertontonkan bagian dada atasnya. Senyum manis tersungging di wajah cantik gadis itu, membuat Seulgi terpanah dan kakinya seakan melayang diudara tak kuasa menahan debaran jantungnya yang seakan diajak marathon. Joohyun berjalan anggun kearahnya sambil membawa sebuket bunga mawar ditangannya— masih dengan senyum nya gadis itu langsung menghamburkan diri pada Seulgi yang langsung mendekap tubuhnya erat. Ah, itu sungguh sangat manis pikirnya. Sayang itu hanya ada dalam imajinasinya saja.

Kelopak mata Seulgi membuka pelan-pelan, kemudian tersenyum tipis. Kenapa gadis itu selalu mengacaukan pikirannya, sadar maupun tidak Joohyun selalu saja mendominasi pikirannya seakan gadis itu adalah narkotika candu yang membuat otaknya bermasalah dan selalu berhalusinasi tentangnya. Dia menghela nafas lalu kembali memejamkan mata, sebelum benar-benar terlelap ke alam bawah sadarnya.
 






































***

Jisoo tengah bersandar pada bebatuan besar yang ada di dekat sungai, dia berada sangat jauh dari kastil sekarang— tapi setidaknya masih memasuki wilayah pack.

Gadis itu menghela nafas, dia sudah mencari keberadaan Joohyun disegala tempat dalam seminggu ini, tapi kakaknya itu sangat sulit sekali ditemukan, Jisoo sangat mengkhawatirkan Joohyun saat ini.

Please Don't Reject MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang