[M]Revenge

4.1K 260 3
                                    








































































































































Seulgi terbangun lebih dulu. Ketika dia bangun, yang dirasakannya pertama kali adalah kehangatan. Sekarang kondisi tubuhnya sudah membaik dan rasa pening di kepalanya sudah hilang. Ada sengatan aneh yang menjalar ditubuhnya, rasanya sangat hangat dan nyaman. Dia belum pernah merasakan perasaan ini sebelumnya.

Masih dengan mata setengah menutup, Seulgi menggeliat kecil. Ini terlalu nyaman untuknya, hingga ia ingin terlelap kembali ke dalam. Dia mengubah posisi tidurnya jadi menyamping, saat akan memejamkan mata lagi, Seulgi mencium harum wewangian menusuk hidungnya. Menggelitik indra penciumnya dengan aroma perpaduan menenangkan antara vanilla dan citrus. Seulgi mengernyitkan dahi lalu terkesiap merasakan hembusan nafas panas menerpa wajahnya. Seketika membuka mata lebar-lebar, matanya langsung membulat saat mendapati sosok manis tengah tertidur pulas dengan dengkuran halus menghadap kearahnya. Seulgi hanya bisa diam termangu, menatapi sosok yang selama ini selalu mengacaukan pikirannya.

Apakah dia bermimpi?
 
Tapi rasanya terlalu nyata untuk sebuah mimpi, apalagi aroma memabukkan ini terasa nyata di indra penciumannya.

Perlahan tangannya terangkat menyentuh pipi bulat menggemaskan itu dan Seulgi bersumpah merasakan tangannya seolah tersengat sesuatu, terasa seperti ada arus listrik yang mengalir dari jemarinya.

Ini nyata. Seulgi tidak sedang bermimpi atau berhalusinasi. Sosok itu benar-benar Joohyun, yang selama ini ia cari dan di rindukannya. Lama sekali ia mencoba mencari keberadaan gadis itu, sampai hampir gila dibuatnya. Kini gadis itu ada dihadapannya, membuat sebuah perasaan berkecamuk di dadanya.
 
"Joohyun.." dipeluknya tubuh itu dengan posesif.
 
"Akhirnya kau kembali.. Sayang" Seulgi mengigit bibir bawah, air mata haru menggenang di pelupuk matanya. Rindu itu tak tertahankan hingga rasanya ia ingin menangis. Seulgi mengecup lama kening Joohyun, menggesekkan hidung mancungnya di seluruh wajah gadis itu, tidak mau melepas miliknya walau sedetik.

Merasakan tidurnya diganggu seseorang, perlahan kelopak mata itu terbuka sedikit, masih mencoba menyesuaikan cahaya terang yang mendadak muncul menyilaukan mata. Joohyun merengek kecil dan menenggelamkan wajahnya pada dada bidang Seulgi, mencoba mencari posisi senyaman mungkin dan membuat pemilik mata monolid itu terkekeh pelan dan tanpa dasar mencubit pipi gembulnya.

Joohyun mengerutkan kening, menengadahkan kepala sebelum membuka mata sepenuhnya, dengan cepat ia langsung terduduk.

"Seulgi.." Joohyun masih menatap tidak percaya, bagaimana dirinya bisa tidur disini, satu selimut bersama Seulgi. Kemudian kilasan-kilasan ingatan berkelebat dibenaknya. Ah, dia ingat sekarang.

"M-maafkan saya, Tuan muda. Saya tidak bermaksud lancang." Kata Joohyun panik hendak turun dari ranjang.

Seulgi langsung duduk dan menahan tangan gadis itu; "Jangan pergi.. tetaplah disini bersamaku." Seulgi menarik tangan joohyun, membuatnya duduk dipangkuan nya sekarang.

Seulgi memandang joohyun lekat-lekat. "Kau dimana selama ini? Aku mencarimu.." Katanya lembut. Joohyun mengigit bibir, ia sangat canggung berdekatan dengan Seulgi dengan posisi seintim ini.

"A-aku.." Joohyun tergagap, dia tidak tahu sedang menghadapi situasi seperti apa sekarang.

"Tolong jangan pernah pergi dariku lagi." Mulut Seulgi sangat dekat dengan bibir joohyun, hingga nafas mereka beradu.

Please Don't Reject MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang