Bagian Tiga | Permintaa Maaf

119K 10.3K 1.5K
                                    

Halooooo ada yang kangen Sagara?

Update nih?

Btw dari kemarin pada trauma ada Alice 😂, coba kenapa deh alesannya?

Jangan lupa follow instagram :

asriaci13

sagaramiller

sheakanaka

Jangan lupa untuk vote dan komen ya manteman, biar aku semangat updatenya!

Selamat membaca cerita Sagara

***

Now Playing | slchld - maybe we need a break

Bagian Tiga - Permintaan Maaf

Siklusnya selalu begitu, melakukan kesalahan, meminta maaf, berbaikan dan berpelukan. Seharusnya, selalu seperti ini sampai kapan pun.

***

Setelah pertengkaran yang hebat dengan Sagara kemarin lusa, Shea belum berhubungan sama sekali dengan Sagara setelah itu. Keduanya masih masih dengan ego masing-masing.

Jujur saja Shea masih sibuk dengan kuliahnya, sibuk dengan beberapa latihan untuk resital nanti. Dia juga sempat mengirimkan permintaa maaf pada Sagara, namun pesan itu tidak digubris sama sekali.

Malam itu, Shea baru saja pulang dari kampus, dia menyempatkan untuk pergi ke super market sebelum kembali ke apartemennya.

Mata Shea memicing ketika dia melihat ada orang yang dia kenali, duduk di lobi apartemennya sambil memainkan handphone.

"Amara?" panggilnya ragu

"Akhirnya lo balik juga," ujarnya dengan wajah yang tak ramah, "ada yang mau gue omongin ke lo."

"Soal Sagara?" tebak Shea

Amara mengikuti Shea masuk ke lift, dia tak menjawabnya. Tapi Shea yakin bahwa tebakannya benar, lagipula untuk apa lagi tujuan Amara mencarinya, kalau tidak seputar Sagara.

"Mau minum apa?" tanya Shea, sebagai tuan rumah yang baik dia mencoba menawari Amara, ketika mereka sudah sampai di apartemen Shea.

"Serah lo."

"Okay."

Shea membawa gelas air mineral untuk Amara, sementara dia meminum cola dingin.

"So?"

"Lo gak merasa bersalah sama Gara?" tanya Amara

Sepertinya Amara sudah tahu.

"Gue cuman party, apa salahnya?"

"Seenggaknya formalitas lo minta maaf sama dia, lo tau sendiri dia kaya gimana kalau gak dipenuhin egonya."

"Gue tau," jawab Shea, "tapi Mar, kalau gue terus-terusan begitu, gue yang bakal ke psikolog."

Amara menoleh ke arah Shea dan terkekeh, "Gue paham kok gimana perasaan lo, yang dikekang gak boleh ngelakuin yang lo suka. Tapi, engga begini Shea caranya. Emangnya lo gak marah misal Sagara party dan asik sama cewek lain, sementara chat lo dia abaikan?"

Sejenak Shea berpikir akan perkataan Amara barusan, jika itu dibalik dan Shea tau. Mungkin dia akan lebih marah dari Sagara padanya.

"Jelas juga kan alasan dia larang lo party karena takut lo kenapa-napa. Dia khawatir sama lo Shea."

"Okay."

"Lo kalau mau jelasin ke Sagara, jangan pake emosi, jangan pake pembelaan. Lo akuin aja lo salah."

SAGARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang