Haiiii ada yang kangen?
Absen di sini kalian baca jam berapa?
Jangan lupa untuk vote dan komentar ya!
Jangan lupa follow instagram :
asriaci13
sheakanaka
sagaramiller
Selamat membaca cerita Sagara
***
Now Playing | David Archuleta - Crush
Bagian Sembila | Antara Mimpi dan Kamu
Bukan dunia yang sempit, tapi takdirnya saja yang hanya berada di sana, membuat semua orang saling terikat satu sama lain
***
Selalu ada hari di mana Shea enggan bersosialisasi, malah beraktivitas termasuk mandi dan belajar. Yang dia inginkan hanyalah rebahan dan malas-malasan saja. Untung saja memang Sagara sedang sibuk, tidak bisa diganggu, jadi Shea tidak merasa bersalah jika malas membalas pesan yang dikirimkan oleh kekasihnya itu. Toh dia juga hanya diam di apartemen seusai kelas, tidak pergi ke mana-mana lagi.
Selain itu, Amara pun sudah kembali ke tempatnya, jadi tidak merecoki Shea lagi. Dia bersyukur untuk itu, soalnya kalau lagi moodnya naik turun seperti ini, omongan dia jadi kurang ajar, lebih nyakitin daripada biasanya. Malas juga harus menerangkan pada orang-orang untuk mengerti dirinya yang seperti ini.
Bukan minta dimaklumi sih, soalnya dia sendiri pun ngerasa kalau sedang burn out seperi ini kelakuannya kaya tai.
"Ah elah." Shea menutup pintu kulkasnya, "Napa sih harus abis segala."
Stock persediaan makanannya habis, tidak full habis sih, sisa beberapa tapi tidak lengkap jadi mau tidak mau memang Shea turun ke bawa untuk belanja. Sebenarnya dia bisa saja membeli makanan online, tapi setelah scroll lama melalui gawainya, dia tak menemukan satu pun makanan yang membuatnya selera.
"Hadeuh." Shea mengambil hodinya, rambutnya dicepol asal-asalan.
Another day another hadeuh, kalau begini caranya.
Sekadar informasi aja ya, Shea belum mandi dari dua hari yang lalu, hanya cuci muka, cuci ketek dan sikat gigi. Lagian dia tidak merasa kotor, ngapain harus mandi.
Tanpa polesan make up sedikit pun, dia pergi turun dari lantai apartemennya, menggunakan kacamatanya, mata gadis itu sekarang minusnya tambah tinggi, jadinya harus menggunakan kaca mata untuk membantunya.
Hoodie, celana pendek, rambut dicepol, kacamataan, bareface. Dia hanya berharap tidak ada yang mengenalinya dan menyapanya, dia malas berinteraksi.
Selagi Shea memilih bahan-bahan yang akan dibelinya, sialnya adalah ada yang menyapanya.
"Shea..."
Anjinglah.
"Hei."
Shea berusaha menyunggingkan senyumnya, berpura-pura saja dan semoga mereka hanya basa-basi.
"Hei Kak Melvin, Je."
"Belanja Sye?" tanya Jaehyun
Keliatannya ngapain? Maling?
"Iya nih."
"Oooo." Jaehyun mengangguk, "Lo bisa masak?"
"Bisa," jawab Shea, irit-irit ajalah jawabnya, biar Jaehyun merasa kalau Shea ini tidak nyaman.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAGARA
Fiksi RemajaSaat musik bukan lagi alasan untuk kita terus bersama. *** Kita, musik dan New York. Sagara dan Shea yang salah mengira bahwa cinta saja cukup untuk menjadi alasan keduanya bertahan. Semakin mereka dewasa, permasalahan yang ada di dalam hubungan ked...