4

416 140 10
                                    

Hari ini adalah hari yang sangat Yena sukai, yaitu senin. Kebanyakan orang pasti tidak menyukai hari senin, tetapi berbeda dengan Yena. Yena menyukainya karena di jam pelajaran pertama ini merupakan pelajaran olahraga. Dan hari ini mereka akan mengambil nilai dengan cara tanding basket.

Setiap tim berisikan lima orang dan seluruh murid di kelasnya berjumlah dua puluh enam orang, yang terdiri dari lima belas murid laki-laki dan sebelas murid perempuan. Maka para murid laki-laki dibagi menjadi tiga tim dan murid perempuan menjadi dua tim dengan salah tim yang berisikan enam orang.

Yena tak mempunyai teman perempuan karena semua perempuan di kelasnya tak menyukainya hanya karena ia dekat dengan Jimin, Taehyung, dan Jungkook. Aneh 'kan? Haha.

Tetapi ia tak perlu merasa khawatir tak mendapatkan tim karena orang-orang itu akan berebut minta di masukkan ke tim nya. Kenapa? Karena Yena adalah kapten basket. Hebat 'kan? Kalian tidak menyangkanya 'kan? Ohhohoh.

Sekarang mereka berada di lapangan basket indoor karena di luar sedang hujan. Dua tim laki-laki pun memasuki lapangan dan menempati posisinya masing-masing. Tim Taehyung melawan tim Jungkook. Sedangkan tim Jimin berada di pinggir lapangan menunggu giliran.

Mereka bertiga lebih memilih berbeda tim saat ada pertandingan seperti ini agar bisa menyombongkan diri dan meminta apa saja kepada yang kalah.

Pertandingan pun dimulai saat Han ssaem, yang mengajar olahraga, membunyikan peluitnya dan terjadilah perebutan bola. Para gadis yang melihat itu pun mulai berteriak dari bangku penonton meneriaki lelaki favorit mereka.

Yena tak tahan dengan kegaduhan itu pun memilih untuk duduk di sudut bangku penonton yang paling atas.

Pandangannya memang mengarah ke lapangan basket, tetapi tidak dengan pikirannya. Sudah dua hari sejak kejadian itu Yena tak bertemu dan bertegur sapa dengan ketiga lelaki itu. Lebih tepatnya Yena yang tak ingin menyapa mereka.

Ketiga lelaki itu selalu mengiriminya pesan untuk menanyakan bagaimana keadaannya dan apa yang sedang ia lalukan, tetapi Yena tak pernah membalas pesan mereka sama sekali.

Dua hari yang lalu setelah dirinya mengatakan hendak mandi, sebenarnya ia kabur dari rumah Jimin melalui pintu samping agar tak ketahuan.

Ini kali pertama mereka tak bertegur sapa selama ini. Biasanya mereka hanya tak bertegur sapa paling lama satu jam dan mereka akan akur seperti biasa. Yena merasa malu pada dirinya sendiri yang bertingkah seperti anak kecil dan tak mau memaafkan kesalahan sahabatnya.

BRAK

"Aish, jinjja." ucap Yena setelah menendang bangku di depannya.

"Yena-ya! Ayo!" panggil seseorang dari sisi lain bangku penonton.

"Eh? Eoh, sebentar."

Yena pun melangkahkan kakinya turun dari bangku penonton menuju lapangan. Ia tak menyangka jika waktu berlalu dengan sangat cepat. Yena pun berkumpul dengan timnya yang beranggotakan lima orang untuk berdiskusi menentukan strategi penyerangan.

"Apa kalian tau peraturan dasar permainan basket?" tanya Yena memulai.

Empat anggotanya pun mengangguk.

"Bagus. Kau nomor satu, dua, tiga, empat, dan aku lima. Jika kalian memegang bola basket, dribble saja menuju ring. Jika kalian dihalangi cari aku dan lihat tanganku, aku akan memberikan isyarat kemana kalian harus mengoper bola. Dan kalian harus mengingat nomor kalian. Mengerti?"

Mereka pun mengangguk paham. "Gomawo. Ayo?"

Mereka pun berpencar menuju ke tempat mereka masing-masing. Yena berada di depan bersiap untuk mengambil bola basket yang akan dilempar. Masih ada waktu tiga puluh detik, Yena pun melemaskan otot kakinya dan mengatur pernapasannya.

Something In The Past  •Choi Yena• Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang