9.1 Kehilangan Dan Kerinduan

4.6K 933 49
                                    

Selama ini mungkin Muti adalah cewek yang paling jarang menangis. Kata Mama, dirinya dulu adalah bayi yang paling anteng sedunia.

Ia tidak menangis meskipun lapar, mengompol, atau bahkan saat ia digigit nyamuk. Muti kecil hanya akan menangis ketika ia terbangun dari tidur dan menemukan tidak ada Mama di sampingnya. Hanya itu.

Hal itu akhirnya terbawa hingga ia dewasa. Terlebih setelah Langit lahir dan semua fokus Mama tercurah untuk adiknya itu. Muti terbiasa diam dan melakukan semuanya sendiri. Ia tidak akan menangis hanya karena Mama lupa menyiapkan sarapan karena Langit sedang rewel.

Muti kecil akan lebih memilih untuk bermain dengan bonekanya sampai ia lupa jika merasa lapar.

Hingga ia menginjak usia di angka tujuh belas tahun pun, bisa dihitung dengan jari berapa kali ia menangis. Dan yang paling Muti ingat adalah ketika ia menangisi Pinyo, ikan mas satu-satunya yang pernah ia pelihara, mati diterkam kucing tetangga.

Namun saat ini, Muti sangat ingin mengeluarkan air matanya. Entah mengapa dadanya begitu sakit saat mendengar jika Damar tidak akan kembali ketika liburan usai.

Tante Violet hanya berkata jika cowok itu menyusul Bundanya ke Jepang, dan Muti pikir itu untuk liburan karena memang Damar sudah lama tidak bertemu orangtuanya.

Akan tetapi, apa yang ia dengar dari Damar bahwa cowok itu tidak akan kembali, setidaknya dalam satu minggu ke depan, tiba-tiba saja membuat hatinya .... hampa?

Muti selalu terbiasa dengan keberadaan Damar di sekelilingnya. Satu sekolah sejak mereka masih sangat kecil, telah membuat Damar menempati sudut teristimewa di hatinya.

Bukan, bukan sebagai cowok yang ia sukai, tetapi hanya sebagai seseorang yang sangat istimewa seperti Bintang dan Langit. Seseorang yang akan selalu ada dalam hidupnya.

Damar menyebalkan, sering, tetapi tanpa cowok itu, hidup Muti tidak akan pernah berwarna. Selama ini, ia selalu menjadi gadis biasa-biasa saja tanpa pernah orang akan memandangnya dua kali. Namun di mata Damar, ia merasa luar biasa.

Semua orang di sekelilingnya cenderung memanfaatkan dirinya karena ia biasa-biasa saja dan tidak pernah punya teman dekat. Semua akan baik padanya ketika ada maunya.

Akan tetapi Damar tidak. Cowok itu akan marah padanya hanya karena ia mengerjakan tugas seorang anak populer sebagai ganti traktiran tiga mangkuk bakso. Kalian boleh tertawa. 'Semurah' itulah dirinya.

Muti juga tahu Damar menjauhinya karena ia menerima Nero sebagai pacarnya. Yah, jika Muti boleh mengakui sekarang, Nero adalah sebuah pilihan salah dalam hidupnya. Seharusnya ia menyadari bahwa perasaannya untuk Nero tidak pernah sedalam itu.

Ia egois dan jahat karena telah membohongi Nero. Karena ia ingin merasakan bagaimana memiliki pacar seorang anak populer di sekolah.

Seandainya Damar tahu itu alasan ia menerima Nero sebagai pacarnya, cowok itu pasti akan membenci dan memakinya. Damar selalu benci jika ia melakukan sesuatu yang bodoh seperti ini.

Muti memandang kamar yang ia tempati sekarang. Violet memaksanya tidur di kamar ini meskipun ada banyak sekali kamar kosong di rumah ini. Wanita itu juga memaksanya memakai kaus usang milik Damar yang ia tahu adalah kaus kesayangan cowok itu.

Tidak pernah ada seorang pun yang Damar ijinkan memakai kaus keramat yang ia dapatkan dari legenda basket Michael Jordan ini. Muti tersenyum. Cowok itu pasti akan marah habis-habisan ketika tahu bahwa ia memakainya.

Apa yang harus Muti lakukan tanpa Damar sekarang? Ia tidak akan bisa langsung mendatangi kelas cowok itu atau pergi ke rumah ini ketika nantinya ada masalah.

Sekarang, hanya telepon yang bisa menyatukan mereka. Bagaimana jika ia merindukan senyum tengil cowok itu? Atau pelukan tangan kurusnya di bahu Muti?

Air mata itu, tiba-tiba saja jatuh tanpa sempat ia cegah. Muti tahu jika Damar akan kembali satu saat ini, tetapi ia juga tahu bahwa semua tidak akan sama lagi saat itu.

Mereka akan menjalani kehidupan yang sama sekali berbeda. Damar akan berada di lingkungan yang baru, bertemu teman-teman baru, dan mungkin bertemu cewek yang ia idam-idamkan selama ini.

Yang cantik dan feminin. Pokoknya nggak kayak elo ...

Muti tersenyum kecut. Perkataan Damar itu selalu terngiang di kepalanya dan tidak pernah mau pergi. Muti tahu, selamanya ia tidak akan menjadi cewek impian cowok manapun di dunia ini. Bahkan Nero yang notabene sekarang berstatus pacarnya.

Ia yakin ada maksud lain Nero memilihnya menjadi pacar. Terlebih, cowok itu belum sekalipun menghubunginya semenjak mereka liburan. Mungkin bukan hanya dia yang memanfaatkan Nero. Cowok itu mungkin juga memanfaatkannya.

Suara pintu yang diketuk dua kali diikuti pintu yang begitu saja terbuka, membuat Muti menunduk dengan terburu-buru sambil menghapus air matanya.

"Lho kok kamu nangis, Sayang? Kenapa?" Violet duduk di samping Muti dan meraih bahunya. "Kamu habis telponan sama Damar ya?"

Muti menggeleng. "Sama Kak Bee. Kakak takut di rumah sendiri katanya."

Mata indah Violet menatapnya dengan curiga. "Terus kenapa kamu nangis?"

"Kak Bee nangis-nangis minta Muti pulang. Terus Muti nggak tega jadi ikut nangis. Cakep-cakep gitu, Kak Bee kan kakak Muti satu-satunya, Tan," jawab Muti asal sambil menyeringai.

Violet terkekeh. "Dasar nggak jago akting. Kalau mau bohong, janjian dulu sama orangnya. Nih kakak kamu habis chat sama Tante."

Muti cemberut saat membaca chat Tante Violet dan kakaknya. Bintang dengan jahatnya bahkan berkata tidak apa-apa Muti menginap sebulan asal Violet senang. Cih, dasar bucin! Muti tahu itu karena Bintang sangat-sangat menyukai Tante Violet.

"Nah, jadi kamu nangisin siapa? Bukan Damar kan?"

"Nggak. Ngapain Muti nangisin cowok tengil kayak gitu. Biar aja dia tinggal di Jepang. Hidup Muti bakalan lebih tenang tanpa dia, Tan."

Violet tersenyum dan membelai lembut pipi Muti. "Mungkin harapan kamu akan terkabul, tapi Tante yakin hidup kamu nggak akan sama lagi. Kepergian orang yang selalu ada dalam hidup kita akan selalu meninggalkan lubang, Nak. Selalu."

========TBC=======

Mon maap ini pendek ....

Sampai jumpa chapter selanjutnya ...

Big Hugs and kisses,

Niken

#010320#

(Not) An Ugly Duckling (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang