2
Istri Rahasia CEO Tajir 2
Gloria Pitaloka
Bumi membanting tubuhnya di atas kasur empuk, menimbulkan bunyi keras. Tas dan berkas pekerjaannya berhamburan di lantai. Lelah dan kecewa membuatnya marah pada bosnya yang dianggapnya telah berlaku jahat. Dia berpikir, apa yang dipikirkan Airlangga hingga tega meninggalkannya, hampir membuatnya menjadi mangsa lelaki itu. Jika saja dia tidak bisa melarikan diri, mungkin dia sudah menjadi korban. Dia menghela napas panjang.
Guyuran air dingin mengembalikan kesegaran dan kewarasannya. Setelah bersih-bersih, sepiring irisan semangka, mangga arumanis, ditambah melon dan sedikit kiwi, mengembalikan mood-nya yang buruk.
Bumi duduk santai, menghela napas, dan memejamkan mata. Fokus. Hening dan suwung. Dia menjalani meditasi, merasakan segalanya.
Akhirnya, dia terlelap dan masuk ke alam mimpi. Mimpi yang sama. Lelaki berjubah dan cahaya berkilauan.
"Tuan!" panggilnya. Seraut wajah berwibawa menenangkan tersenyum, lalu menjauh dan memudar.
"Kerja bagus, Bumi." Hanya itu yang terngiang di kepalanya.
Pagi harinya, Bumi merasa segar kembali. Dia tidak mengindahkan panggilan dari HP yang berulang kali bertuliskan "My Boss Songong Calling."
Matanya menatap jam di dinding. Tepat pukul 9 pagi. Peduli setan, dia tidak akan pernah kembali bekerja dengan dosen sialan itu.
Sebuah notifikasi dari WA muncul dan mengintip.
[Kalau tidak kau angkat, saya kasih nilai D!]. Ancamnya. Apakah itu mempan pada Bumi?
Tidak.
Bumi mencibir. Bukan Bumi jika dia takut pada ancaman atau intimidasi.
Airlangga, dosen Psikologi Komunikasinya, mulai mencampuradukkan pekerjaan, perkuliahan, dan perasaan pribadi. Sungguh tidak profesional. Dosen komunikasi, tapi gagal berkomunikasi. Dosen psikologi tapi tidak mampu membaca psikologi lawan dan malah terbaca sendiri.
Lebih baik mandi dan berbelanja, lagipula hari ini tidak ada kelas. Kemarin dosen Jurnalistik Fotonya sudah mengirim WA dan menyatakan ada urusan keluarga. Sebagai gantinya, tugas meresum bab 4 dan dikumpulkan melalui email, tambahan permintaan share di grup kelas.
Mengenakan setelan kasual celana katun krem yang lagi in, sweater mocca, dan topi rajut senada yang lebih muda, sepatu kets putih, polesan bedak bayi, pelembab bibir berwarna, Bumi bergegas meraih tas selempangnya. Dia sempatkan diri mematut diri di cermin, tersenyum, dan berkata dalam hati, 'cantik'.
Bumi melangkah keluar. Ya, Bumi memang cantik dan alami.
Wajah asli khas Nusantara, mata bening bulat, bulu mata lentik, hidung bangir, alis tebal alami, bibir tipis dengan senyum manis mengandung lesung pipit samar.
Rambut hitam sedikit bergelombang, sebahu, dengan anak-anak rambut menghiasi keningnya yang bersih. Tubuh proporsional dengan tinggi 165 cm dan berat 60 kg. Tidak terlalu kurus dan tidak terlalu gemuk. Kulit coklat muda cenderung kuning langsat, cerah, halus, sehat, dan bersinar. Wajah mulus dan bersih. Tidak terlalu cantik tapi menarik.
Selain anugerah wajah yang di atas rata-rata, rasa percaya diri, ketekunan, keramahannya, serta keberanian sedikit nekat menjadikan kepribadian yang menarik. Apalagi rajin olahraga dan memiliki karakter kuat dan tegas menambah aura yang memancar dan mendominasi.
Bumi ngekos dan mandiri. Kuliah dari beasiswa berprestasi dengan IPK rata-rata. Magang dengan dosen dan berjualan untuk hidup sehari-hari. Kegiatan kampus pun selalu diikuti dengan rajin. Pernah menjadi Ketua BEM Fakultas, berhenti karena harus mencari tambahan biaya untuk hidup sehari-hari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Rahasia Dosen Tajir
RomanceBumi, mahasiswa cantik dan cerdas tapi paling tidak peka dalam urusan cinta. Airlangga, dosen muda, tampan, tajir sekaligus Ketua LSM GARDA adalah bosnya Bumi. Arogan, dingin soal perempuan dan pekerjaan. Namun, menjadi tak tahu malu dan posesif be...