Bab 6. Secret Journey

17.8K 1.6K 743
                                    

Suara merdu milik Shawn Mendes dan juga Camila Cabello membawakan lagu Senorita terdengar di dalam kafe. Banyak yang datang dan pergi silih berganti karena jam istirahat kantor. Kafe cukup ramai, di penuhi orang yang memilih makan siang di sana. Suasana yang enak dan harga yang terjangkau murah.

Di sebuah meja, duduk dua orang manusia yang memilih diam tanpa suara. Menikmati keramaian dan hati yang kesepian. Capta menghembuskan nafas pelan, membasahi bibirnya menatap gelas di hadapannya.

"Apa kabar?" Tanya seorang perempuan dengan rambut sebahu. Penampilannya sama seperti pekerja kantor pada umumnya. Kemeja putih di lapisi jas hitam dan rok hitam di atas lutut. Namanya Onesha, dia adalah kembaran dari perempuan yang Capta cintai. Hidup dalam lingkungan yang baik selama ini.

Capta mengangguk. Ia tidak berniat untuk mengobrol, ia hanya butuh wajahnya untuk mengobati rasa rindu. Cukup duduk diam sampai Capta merasa tenang lalu pergi. Hanya itu saja.

Onesha terlihat kikuk dan tidak tahu harus mengatakan apa. Terlebih Capta terus menatapnya membuatnya salah tingkah. Onesha terkejut dengan kemunculan Capta yang tiba-tiba datang kemudian memeluknya. Bisa Onesha simpulkan bahwa lelaki itu hanya merindukan seseorang yang sudah tiada.

"Kamu ngapain sekarang?" Tanya Onesha berusaha memecah keheningan. Capta menggeleng pelan. "Kenapa mau ketemu sama aku?"

Capta melihat benda di pergelangan tangannya, setengah jam. Ia rasa cukup. Capta berdiri, tanpa mengucapkan salam perpisahan, ia pergi begitu saja. Menatapnya tidak membuat Capta merasa bebannya berkurang, meski mereka hampir terlihat sama. Capta merasakan perbedaan yang jauh berbeda. Dia bukan Picka.

Onesha mengikuti kepergian Capta tanpa bicara, tersenyum kecil melihat mobil hitam tersebut melaju meninggalkannya. Banyak sekali luka di mata lelaki itu. Onesha bisa melihat keterpurukan akan masa lalu yang tidak bisa hilang. Onesha senang karena ada orang yang sangat mencintai kembarannya. Pasti sangat sulit melewati hari demi hari.

Onesha mungkin lebih beruntung. Ia di pertemukan pada sosok pria yang sangat menyanyanginya, sosok yang Onesha panggil Papa sejak kecil. Menjaga dirinya hingga saat ini dan selamanya. Jika waktu bisa di putar kembali, Onesha ingin kembarannya merasakan kasih sayang yang ia dapatkan selama ini. Sayangnya takdir mempertemukan di saat yang tidak tepat dan terkesan terlambat. Banyak penjelasan yang harus Onesha pahami dan terima setelah di sembunyikan bertahun lamanya, kisah tragis wanita yang melahirkannya.

Semua orang berhak bahagia, begitupun Picka yang kini sudah bersama Tuhan.

Jika waktu bisa di ulang, Onesha ingin bertemu dan membawanya pulang ke rumah. Berbagi banyak hal dan Onesha fikir akan sangat menyenangkan punya saudara. Tuhan berkata lain.

"Siapa?" Tanya teman yang bersamanya tadi, menyenggol bahu Onesha menggoda.

"Em? Temen,"

"Ganteng banget, kenalin dong,"

"Goda aja kalau bisa," Kata Onesha menjulurkan lidahnya, berlari kecil meninggalkan kedua temannya yang meminta Onesha untuk bercerita siapa lelaki tampan tersebut.

**

Pesawat baru saja landing di Bandar Udara Internasional Dubai. James berjalan santai dengan satu lelaki dan perempuan di samping kanan-kiri menggeret koper untuk keperluannya selama dua hari di Dubai. Perempuan di samping kanannya bertugas sebagai sekertaris pribadinya, mengatur semua jadwal James dan apapun yang james inginkan. Di samping kiri, lelaki bertubuh kekar bertugas menjadi pengawal bila sewaktu-waktu ada kejadian yang tidak di inginkan.

Kiana mendahului James untuk menghampiri pria berjas hitam yang membawa banner menyambut kedatangan mereka. Kiana berjabat tangan dan mengobrol panjang mewakili James yang tidak pernah melakukan hal semacam itu. Mereka masuk ke mobil mewah yang mengantarkan menuju hotel. James mendapatkan kamar sendiri. Fasilitas mewah ia dapatkan selama di Dubai.

CAPTAIN PICKA 2 [COMPLATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang