Rama pelan-pelan membuka matanya. Seberkas sinar begitu menyilaukan membuat mata Rama terpejam sesaat untuk menyesuaikan cahaya. Ruangannya kosong tidak ada yang menungguinya disana. Lapat-lapat terdengar suara dua orang berbicara mendekati kamarnya. Dia tau ini suara Sinta dan... Bimo.
"Mas.... kamu dijenguk Bimo..." bisik Sinta lembut.
Rama masih membatu seolah belum sadar.
"Dia lelaki yang beruntung memiliki anak2 yg manis dan istri yang luar biasa."
Sinta tersenyum. Sayangnya Rama tidak pernah merasa seberuntung itu.
"Aku doakan semoga akan ada perempuan baik yang mampu meluluhkan hatimu."
Bimo tersenyum. "Jam makan siangnya udh abis, aku balik ya...."
"Sekali lagi terima kasih ya... untuk segalanya."
Bimo mengangguk. Sekilas senyum manisnya terbit sebelum dia keluar dari kamar.
Sinta beralih menatap Rama. Dia mengecup lengan Rama lembut. Lalu melirik kantung infus yang hampir kosong.
"Ya Allah aku lupa, panggil suster dulu deh buat ganti infus." Belum sempat melangkah lengan Sinta ditarik kuat oleh Rama. "Mas.... kamu udah sadar...." tangis Sinta pecah. Hatinya lega.
Rama tersenyum. "Kamu sendiri?"
Senyum sinta langsung surut. Dia salah mengartikan pertanyaan Rama.
"Maaf mas... aku gagal membuat anita menemanimu." Sinta tertunduk.
Rama menggeleng, maksud dia itu Bimo.
"Aku kabarin suster dulu ya....." sinta melangkah sambil menghapus air matanya.
Dokter masuk bersama seorang suster. Memeriksa tubuh Rama. Sinta hanya tertunduk lesu. Dia bahagia melihat suaminya sembuh, sekaigus sedih karna dia akan kembali tidak diinginkan.
Rama terdiam membisu. Dia sungguh tidak tahu harus memulai pembicaraan ini darimana. Dia amat sangat takut membuat Sinta kembali terluka.
"Haus...." kata Rama.
Sinta buru-buru membantu Rama untuk minum.
"Mas lapar?"
"Ngemil saja, buah...."
Sinta mengangguk, dia mengupas buah pear lalu memotongnya.
Ada kecanggungan yang tersembul diantara mereka. Rama memandangi istrinya ada banyak yang ingin diutarakan oleh rama hungga pintu terbuka.
Anita muncul dan tersenyum ke arah Rama. "Sayang, kamu udah sadar...."
Sinta tertunduk dan meletakan buahnya dimeja. Dia melirik suaminya lalu menatap dingin Anita.
"Sin...." Rama menahan sinta untuk tetap disampingnya.
Anita masih terpaku diambang pintu.
"Kebetulan ada dia disini, aku bisa pulang dulu.... menengok anak2 sebentar." Sunta melepasjan genggamannya dari tangan Rama dan melangkah keluar dari ruang rawat Rama.
"'Mau apa kamu kesini?" Tanya Rama dingin.
"Aku minta maaf...." Anita menghambur kepelukan Rama. "Aku baru sadar bahwa aku mencintai kamu...." bisik anita pelan. Dia yakin tidak akan sulit meyakinkan Rama speerti kemarin2.
"Pergilah... aku butuh istirahat...." Rama menarik selimutnya. Merebahkan diri dan memaksakan matanya untuk terpejam.
Tapi diluar dugaan. Anita malah naik ke ranjang rawat Rama dan duduk dipangkuannya. Dia melumat bibir Rama ganas. Tenaga Rama belum cukup kuat untuk mendirong tubuh Anita.
Hingga pintu kembali terbuka. Sinta beridiri disana menatap dingin mereka yang sedang berpagutan d atas ranjang. "Maaf mengganggu privasi kalian, ponsel dan tasku tertunggal."
"Sin, ini ga seperti yang kamu liat..... dia menyerangku..."
"Tapi kamu menimatinya sayang...." bisik anita genit.
Rama mendorong anita hingga ia terjerambab ke lantai. Dia melepaskan alat rumah sakit yabg menempel pada tubuhnya dan tersaruk-saruk mengejar Sinta.
"Sin..... aku bisa jelasin."
Langkah Sinta terhenti.
"Mas.... aku sudah pasrah, jika kamu menginginkan perempuan itu silahkan pergilah...." sinta berbalik menatap Rama pedih. "Aku terlalu banyak kekurangan.... tidak seperti kekasihmu."
Rama memangkas jarak diantara ia dan istrinya. "Aku bersalah sangat bersalah padamu pada rumah tangga kita.... aku mau berubah, aku mencintaimu sin dlu dan sekarang tdk pernah berubah....." Rama tertunduk, bahkan dia berlutut. "Apa yg pernah aku alami bersama Anita itu sebuah kehilafan....."
"Mas, bangun jangan seperti ini...." Sinta buru2 membantu Rama bangun.
"Aku sudah tak perduli jika kau bau bawang atau kamu mau mengenakan daster usangmu setiap hari.... aku akan berusaha memperbaiki rumah tangga kita hangat kembali."
Sinta tersenyum mengangguk pelan lalu memeluk Rama. Dia memeluknya erat sekali.
Pelajaran yang lama terima semasa ia koma sangat berharga. Dia akan belajar lebih memahami Sinta.
💕
🧕hallo guys maafkeun ending yg menggantung....
Jangan lupa vote n komen yaa....
KAMU SEDANG MEMBACA
Istriku Bau bawang
General FictionRama mulai jenuh dengan penampilan istrinya yang tidak secantik dulu saat masa pacaran. Dia bahkan acap x membandingkan istrinya dengan penumpang onlinenya atau dengan istri rekan sesama ojek onlinenya. kejenuhan itu semakin menjadi-jadi membuat ia...