Rumput tetangga yang lebih hijau.

7.5K 249 17
                                    

Sinta menyendokkan nasi goreng kepirinh Adam dan Seina lalu beralih kepiring Rama. Dia menatap suaminya yang lahap menyantap sarapan paginya.

"Kamu ga makan?" Tanya Rama melirik piring didepan Sinta masih kosong. "Diet?"

Sinta menggeleng. "Aku belum lapar, tapi aku nyisain sedikit buat aku dipenggorengan."

"Ya gak apa-apa kalo kamu mau diet, biar badan kamu ada bentuknya kaya dlu."

Deg!
Ada nyeri yang kontan menyesap relung hatinya Sinta. Dia memejamkan matanya sekilas berusaha meredakan sakitnya.

"Mas kalo boleh, aku kepengen beli daster yang murah dan lipstik...." ungkap Sinta malu-malu. Semalam suntuk dia memikirkan tentap ini.

Rama berhenti makan. Dia mengodok saku celananya. Menyodorkan tiga lembar uang lima puluh ribu.

"Aku cuma dapet segitu. Klo kamu bisa siasatin buat lauk pauk besok lebihnya bisa kamu pake buat beli lipstik sama daster."

Sinta tersenyum getir. Jelas tidak akan cukup, mengingat bahan pokok dan susu kedua anaknya sudah kosong sama sekali.

"Ayah.... besok Adam ada lomba mewarnai..."

Rama tersenyum kearah putranya, membelai kepaa mereka satu persatu lalu meraih jaket. "Aku jalan yaaa."

Sinta mengangguk. Tak berselang lama merekapun keluar rumah bersiap menuju sekolah TK Adam.

💕

Jam ditangan Rama sudah menujukan pukul dua belas. Dia tersenyum bersyukur, dia sudah mendapatkan enam penumpang. Jumlah penghasilannyapun lumayan.

"Ram, ada acara kumpul-kumpul dirumah Sony... dateng yukkk... gue aama yang lain mau otw." Ajak haikal bwgitu Rama baru tiba di basecamp khusus ojek online.

Bisa rama lihat yang lainpun tengah bersiap.

"Ada acara apa?"

"Syukuran rumah baru Sony."

Rama mengangguk. "Boleh deh..." ponse Rama bergetar. Ada orderan masuk dari. "Gw pick up order dlu deh nanti nyusul." Rama menekan tombol twrima lalu berjalan ketempat tujuan.

Didepan gerbang rumah sakit. Seolang laki-laki paruh baya tengah beridiri tak jauh dari motor Rama. Dia melihat saksama plat motor rama.

"Mas rama ya?"

"Owh bapak yanto?" Rama melihat identitas penumpang sekali lagi pada ponselnya.

Lelaki paruh baya itu mengangguk.

Diperjalanan menuju tempat tujuan Pak Yanto banyak bercerita. Bahwa dia habis terserempet motor, seharusnya dia dirawat untuk memastikan tidak ada luka dalam tapi dia mnolak. Dia bilang dia harus cepat tiba dirumah, istrinya sudah menunggu untuk merayakan hari perkawinannya yang ke tiga belas. Bahkan sebelum pulang Pak Yanto meminta berhenti sebentar untuk membeli seikat bunga mawar merah.

Seorang perempuan menyambut kedatangan Pak Yanto tiba didepan rumah megahnya. Mata Rama terbelalak mlelihat keindahan rumah tersebut.

"Aku khawatir pah..." tangis perempuan itu pecah mmeluk pak yanto.

"Aku udah baik-baik aja." Pak yanto menyodorkan bunga mawar yang dia bawa Happy aniversarry mah."

Rama tersenyum melihat pemandangan romantis itu. Ad rasa kagum yang menjalar, diusia yang tidak lagi muda mereka mampu membuat rumah tangganya terkesan hangat. Istri pak yanto mampu memantaskan diri saat menyambut suami, dia tidak memakai daster usang, rambutnya disisir rapih dan make up minimalisnya membuat ia terlihat lebih muda dari usianya. Berbeda dengan istrinya, sangat jauh berbeda.

Sepulang dari rumah pak yanto, tama menuju rumah Sony. Mereka swmua sudah beekumpul disana. Mereka lebih memilih menggelar tikar dihalaman rumah Sony.

"Son, din.... selamat nih rumah baru..." ucap Rama tersenyum. Dia mengamati dua putri kecil Sony. "Haii kinan, rara...... semoga kalian betah yaaaaa...."

Dini istrinya Sony usianya tidak berbeda jauh dengan Sinta. Mereka juga memiliki jumblah anak yang sama. Yang emmbedakan mereka adalah... Dini terlihat begitu rapih dan wangi. Dia mampu membuat suaminya betah dirumah. Pakaian yang dikenakan juga enak dipandang.

Rasanya jenuh sudah membumbung dikepala. Membuat Rama tidak betah lama didalam Rumah. Sinta tidak pandai merawat diri. Berbeda sengan dini dan istri bapak Yanto.

Perbincangan sesama lelaki ini sedang mengarah ke malam jumat kemarin. Rama mendengus. Malam jumat kemarin dia lebih memilih masturbasi didalam kamar mandi, lantaran pulang kerumah malah Istrinya sudah terlelap sambil mendengkur. Membuat nafsunya hilang menjamah istrinya.

Istriku Bau bawangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang