Lembaran Baru

5.1K 266 8
                                    

Semenjak keluar dari Rumah sakit Rama benar-benar menunjukan perubahan dalam dirinya. Dia tidak lagi memperlakukan Sinta seperti kemarin.

Sikap rama berubah lebih hangat dan penuh kejutan. Seperti yang ia lakukan sekatang, dia hanya tersenyum geli melihat sinta kebingungan karna ada tumpukan daster baru dalam lemarinya.

"Mas ini......" Sinta tidak melanjutkan kata-katanya.

"Iya itu semua buat kamu.... maaf belum bisa beliin yg banyak..." Rama beranjak menjdekati Sinta. Dia sudah lama tidak berada sedekat ini dengan istrinya. Sinta terlihat manis meskipun hanya berbalutkan handuk. "Pake yang ini ya...." rama mengeluarakan lingerie merah maroon.

Sinta mengangguk nurut.

"Tapi jangan sekarang ya...." Rama menggigit kecil kuping kiri Sinta.

"Mas... anak-anak...."

"Sssst.... anak-anak udah aq buatin susu pas kamu mandi, mereka paling udah pules." Rama terus mencumbu leher Sinta. Membuat bulu roma sinta merebak.

Gairah yang padam itu seolah hidup kembali. Sinta bahkan lupa hatinya pernah terluka, ya paling tidak untuk sesaat. Cumbuan rama membuatnya mabuk kepayang. Sinta sudah terlampau pasrah ketika handuknya itu lepas entah kemana. Yang dia sadar posisi mereka sudah d atas kasur.

"Mas..... akuhhhhhhhhh ahhhhh..." erangan yang lolos begitu saja. Sinta meremas seprai menahan nikmat yang sudah lama tidak rama sajikan. Tiap inci tubuhnya seolah bersorak dijamah Rama. Bahkan ia hanpir menjerit begitu rama beralih ke liang senggamanya. "Mass.... please lebh cepat."

Siank itu rama benar-benar memuaskan sinta dengan berbagai keahlian bercinta yang dia punya. Untuk pertama kalinya sinta mencapai klimaks berkali-kali.

Setelah pergumulan itu selesai, mereka memutuskan untuk membersihkan diri bersama.  Rasa bahagia terlihat begitu mengalir dalam raut wajah sinta, dia ingin suaminya selalu begini.

"Mas... makasih ya..." Sinta mengecup pipi Kiri Rama. Mereka sudah beralih dimeja makan sekarang.

Rama tersenyum. Dia bersumpah hanya ingin merapihkan lagi keluarg kecilnya sekarang.
💕

Ditempat lain, Bimo sedang termenung ditepi balkon kamarnya. Dia bahkantidak menyadari ada seorang perempuan yang lumayan lama menatapnya dari belakang.

"Bim..." panggil perempuan itu mendekat.

Bimo menoleh pelan lalu tersenyum sekilas sebelum kembali menatap langit yang membentang luas didepannya.

"Ditelpon nggak di angkat, jadi... saya masuk begitu tau pintu nggak d kunci." Perempuan itu tersenyum.

"Kenapa?"

"Kamu mau mundur dari perhodohan ini setelah tau apa pekerjaanku?"

Bimo tersenyum kecut. "Mundur udah nggak mungkin May.. persiapan pernikahan juga udah 80persen." Bimo menghela nafas berat. "Aku minta kamu berhenti dari pekerjaaan kamu. Anggaplah kamu tutup buku dr dunia kelammu."

"Aku sedang mencoba..."

"Jadilah perempuan baik-baik setelah menikah, sebab aibmu juga akan jd aibku." Bimo membelai rambut calon istrinya.

Perempuan bernama mauda itu tersenyum. Dia mendekatkan bibirnya ke pipi bimo. Dan reaksi lelaki itu selalu sama, dingin.

"Kamu gay ya?"

Bimo melotot. "Jangan samakan saya dengan lelaki hidung belang yg begitu kamu sosor langsung naik libidonya."

Mayda nyengir.

"Trus knp diumur segini kamu belum jg punya pasangan? Sampai aku harus dijodohkan denganmu..."

"Ya.... aku belum menemukan yang tepat. Peernah ada tapi dia sudah jadi milik orang lain." Air mukanya berubah murung.

"Seperti apa dia? Penasaran.... lebih menggodakah dari aku..."

"Dia santun... dan tau aturan."

"Oh ya?"

"Besok kenalin? Oke..."

Bimo tidak menyahut.

😊💕

Kebahagiaan sinta semakin menjadi-jadi. Ketika melihat Rama sedang bercengkarama dengan anak-anaknya. Kehangatan keluarga ini benar-benar kembali.

"Mas, anak2 udah waktunya tidur besok sekolah..." ujar Sinta sambil meletakan segelas kopi d atas meja.

"Yaudh kamu bawa anak-anak kekamarnya."

Sinta mengangguk lalu menboyong anak-anaknya ke kamar mereka.

Hampir dua jam berlalu akhirnya anak-anak sunta bisa terlelap juga. Sinta keluar dari kamar dan mendapati Rama masih setia menggunya diruang TV.

"Lama banget aku sampe ngantuk."

"Knp nggak kamu tidur duluan aja."

"Nggak, aku tunggu kamu..." rama menuntun Sinta masuk kedalam kamarnya.

"Mas tadi pagikan udah..." ujar sinta begitu rama kembali mencumbunya diranjang.

"Lagiii..." bisik Rama pelan. Dia mengigit kecil kuping sinta.

😆

Istriku Bau bawangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang