Sakit

203 57 1
                                    

"Fa..please deh. Makan lah walau sesendok. Kamu sudah beberapa hari tidak makan" santi mengusap pundak ku.

Aku hanya diam, air mataku rasanya sudah mengering. Nafsu makan seketika hilang, kepala pusing,perut mual.

Sakit di dada ini masih begitu nyata. Alangkah malangnya nasibku tuhan. Saat aku begitu bahagia karna aku merasakan jatuh cinta untuk pertama kali,di saat yang bersamaan luka pun menghampiri.

Aku tak menghiraukan puluhan miscalled dan pesan dari mas rangga.rindu dan debar debar cinta itu kini berubah menjadi sakit dan perih.

April datang membawa parcel buah buahan.

"Fa.. ini ada titipan dari ustadz rizky" ujar april sembari duduk di sampingku.

Aku melihat dengan jelas luka di mata april. Saat orang yang di cinta, dekat dengan orang lain. Luka yang begitu nyata. Aku hanya diam.

"Mau buah apa? Aku kupasin ya. Please...sedikit aja fa. Aku nggak mau kamu sakit" april menggenggam tanganku.

Aku menggeleng

" kamu nggak boleh gini dong fa. Ayo lah. Mana syafana yang kuat, ceria. Jangan menyiksa dirimu fa."

Tes..tes..air mata kembali mengalir. Ku peluk april erat

"Aku nggak sanggup pril.. aku nggak kuat menghadapi semua ini" tangisku pecah

"Siapa bilang kamu nggak kuat. Fa adalah wanita kuat. Aku tau betul itu. Di sini ada aku. Ada santi. Kamu nggak sendiri fa. Masalah bukan untuk di hindari sayang. Masalah harus di hadapi dan di selesaikan" ujar april sambil mengusap rambutku

Dering telpon kembali terdengar. Dulu aku sangat tak sabar menunggu suara itu. Kini aku membencinya. Aku tak ingin mendengarnya. Ku ambil handphone dan ku non aktifkan. Agar mas rangga tak bisa menghubungi ku.

"Aku mau istirahat" ujarku. Aku merasa sangat lemah.

Ku baringkan tubuhku yang semakin melemah..Ya Rabb..aku sungguh merasa tak berdaya menghadapi semua ini.

######

" fa..fa harus kuat sayang. Mamak tau fa kuat. Ayo nak, bangkitlah"


Ku lihat air mata mamak mengalir deras. Tangannya yang lembut membelai rambutku. Aku tak sanggup melihat air matanya. Ku mohon jangan pernah menangis mamak.

"Fa.. fa bangun! Kamu mengingau ya. ya Allah fa..kamu panas banget ini"

samar ku dengar suara april

"Pril mamak mana? Kenapa mamak menangisi aku?" Suaraku terdengar lirih

"Fa.. kamu hanya bermimpi. Mamak ada dirumah. Ku rasa mamak datang dalam mimpimu. Memberi kekuatan untukmu. Kalo kamu nggak mau buat mamak sedih, kamu harus bangkit fa. Kamu harus kuat hadapi semua ini"

Ya Allah sungguh aku merasa tak sanggup melihat air mata mamak jatuh. Aku nggak boleh melakukan ini . Aku harus kuat.

Ku ambil handphone yang tergeletak di dekat bantal. ku tekan tombol biru untuk mengaktifkan handphone.

Seratus lebih panggilan tak terjawab dari mas rangga. Ada panggilan tak terjawab juga dari nomor mamak dan ustadz rizky.

Ahh mamak. Mungkinkah mamak merasakan yang ku rasa.

Puluhan pesan masuk dari nomor mas rangga

"Dek maafkan mas karna mas terlambat memberi tahu soal itu. Tolong izinkan mas menjelaskan sesuatu"

"Dek mas kangen. Plis angkat telpn mas"

"Dek..jangan siksa mas begini. Maafin mas"

"Dek..mas kangen. Plis..plis. maafin mas"

Aku tak ingin meneruskan membaca semua pesan mas rangga. Terasa semakin sesak dadaku.

Aku sebaiknya telpon mamak. Mungkin mamak mengkhawatirkan kondisi ku

"Asalamualaikum mak"

"Wa alaikumsalam fa. Masya Allah nak. Kenapa mamak telpon nggak bisa dari kemaren. Fa sehat?"

Aku tak ingin mamak kawatir jika mendengar suaraku yang begitu lemah. Aku harus kuat.

"Maaf mak. kemaren hp fa nggak tau ada di mana. Ini baru ketemu. Alhamdulillah fa sehat mak"

ya Allah maafkan aku karna telah membohongi mamak.

"Beberapa hari ini mamak kefikiran fa terus. Syukurlah kalo fa sehat. Fa banyak berdoa sama Allah. Kalo ada masalah, ceritalah sama Allah. Allah dengar doa kita setiap saat. Mohon kekuatan pada Allah saat kita merasa lemah"

Air mata menetes di wajahku. Ku hapus segera. Aku tak ingin mamak tau aku menangis

"Insya Allah mak. Fa akan ingat terus nasehat mamak. Bapak sehat mak?"

"Alhamdulillah bapak sehat. Bapak kangen fa. Katanya kapan fa pulang"

"Fa juga kangen mamak bapak. Insya Allah fa akan pulang. Nanti fa bawakan buah salak yang banyak untuk bapak. Mamak mau buah naga atau mangga?"

"Mamak cuma mau fa. Ya sudah, fa jaga kesehatan ya. Mamak mau pergi kondangan"

"Iya mak. Salam buat bapak. Asalamualaikum"

"Wa alaikumsalam nak"

Telpon terputus. Ku rasakan aku memiliki kekuatan lebih setelah telpon mamak.

" nah..kalo fa kuat. Mamak pun bahagia. kami yakin kamu bisa melewati semua ini. Lupain aja mas rangga yang keterlaluan itu. Masih banyak kok cowok lain yang lebih baik dari dia. Ada ustadz rizky yang udah jelas ada di depan mata kamu. Udah jelas dia suka sama kamu"

Ah..april. aku tau kau menutupi luka itu untuk menghiburku.

Ku keluarkan simcard dari handphone lalu ku patahkan

"Pril,kamu benar. Aku harus kuat. Aku masih punya mamak bapak, masih punya santi dan kamu, yang jelas jelas mencintai aku dengan tulus"

"Alhamdulillah..masya Allah. Ini baru fa yang aku kenal" april memelukku.

"Ya sudah..sekarang cuci muka trus kita makan ya. Santi sedang ada rapat di SMP 1 curup. Pulang sore. Jadi kita makan duluan"

April membantuku bangun dan menuntunku pergi ke kamar mandi .

Ku basuh wajahku yang terlihat sangat sembab dan kusam.

Aku tau ini sakit, sangat sakit. Tapi aku tak boleh menyiksa diriku sendiri. Aku harus kuat.

Bismillah..maafkan aku yang begitu lemah dan tak berdaya ini Rabb..

Bersambung.......

Al asmaniyah feb, 2020


syaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang