Gelisah

150 52 0
                                    

"Kenapa sih fa, belakangan ini kok kayanya kamu beda deh. Kaya nyimpen sesuatu. Kamu lebih banyak diem. Cerita dong" ujar liza seusai kelas berakhir.

"Iya bener. Ada apa fa?" Dila menatapku.

Aku menarik nafas panjang.

" maafin aku ya. Belum sempet cerita. Soalnya aku  sendiri bingung dengan semua ini"

"Masalah kalo di simpan sendiri ya berat fa. Ceritalah, mungkin kami bisa bantu" dila menggeser tempat duduknya lebih dekat padaku.

" beberapa waktu lalu. Mas syauqi bilang kalo dia cinta sama aku"

"What??serius fa" liza menatapku tak percaya.

Aku mengangguk

"Bukannya saudara ya?" Tanya dila

"Jadi sebenarnya, kami tidak ada hubungan darah. Orang tua ku dan orang tua mas syauqi bersahabat. Jadi sudah seperti saudara"

"Owh gitu. Ya sah sah aja kalo nggak ada hubungan darah. Trus, kamu gimana? Terima nggak?" 

"Aku belum jawab liz. Sejujurnya, hatiku masih belum sembuh dari luka. Aku masih belum siap mencintai dan menerima cinta orang lain"

"Maksud kamu fa?"dila  tampak begitu penasaran

" aku merasa terluka karna pria yang ku cintai, pria yang ku nanti sekian tahun lamanya,cinta pertama ku. Menikah dengan orang lain"

air mataku jatuh.

"Waktu SMA aku jatuh cinta dengan seorang pria yang sudah ku anggap seperti kakak ku sendiri. Aku memendan rasa itu. Kami terpisah 4tahun lamanya karna aku pindah sekolah. Kami tak pernah bertemu. Saat kami bisa komunikasi lagi..saat aku baru saja berniat mengutarakan isi hatiku, rupanya dia sudah menikah bahkan sudah memiliki anak" 

ku hapus air mata yang mengalir deras .

Liza mengusap pundakku.

"Aku belum bisa lupain dia liz,dil. Hanya dia yang ku harapkan mengucapkan kata I love you. Dia yang ku harapkan mendampingiku setiap hari hingga kami menua bersama"

Liza memelukku

"Fa kamu harus move on. Dia dah nikah dan udah punya anak"

"Liza bener fa. Lupain dia, ada orang lain yang saat ini mencintai kamu"

"Aku belum siap mengisi hatiku dengan orang lain dil. Luka itu begitu nyata menyiksaku. Aku nggak tau kapan luka itu akan sembuh"

"Minum dulu fa" dila mengulurkan air mineral.

Ku ambil botol mineral dari tangan dila. Tenggorokan ku terasa sakit saat menelan air.

"Pulang yuk. Aku capek" ujarku sambil berdiri.

Dila dan liza mengikuti. 

Ya Rabb, sungguh aku belum mampu menghapus jejaknya dari ingatanku. Ampuni hamba Rabb..

#######

Hatiku gelisah, fikiranku tak menentu. Luka itu masih sangat terasa sakit. Dan kini, ada seseorang yang mencintaiku.

Mas syauqi memang pria yang baik,ia tampan, calon dokter dan insya Allah soleh. Tapi jujur, aku masih belum bisa mengisi hatiku dengan lelaki lain.

"Asalamualaikum mas. Aku minta maaf karna mas menunggu terlalu lama. Untuk saat ini,aku belum bisa jawab mas. Beri aku waktu. Dan aku mau minta satu hal, selama aku belum menjawab, tolong jangan ada yang berubah di antara kita"

syaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang