Tangerang i'm coming

157 57 0
                                    

Aku memutus kan untuk melanjutkan kuliahku yang tertunda selama dua tahun. Sejujurnya aku ingin tetap di kota ini, bersama keluarga dan sahabatku. Tapi,aku harus berkorban. Aku harus kuat menghadapi semua ini.

"Fa, jaga diri baik baik di sana nak ya. Harus pandai pilih teman. Jaga kesehatan. Ingat, jangan makan pedas terlalu sering dan jangan kehujanan" bapak memeluk ku erat saat aku berpamitan untuk berangkat.

Aku melihat jelas sinar kesedihan di mata bapak. Namun bapak berusaha kuat di depan ku.

"Insya Allah fa akan selalu ingat pesan bapak. Jangan pernah berhenti berdoa untuk fa ya pak" air mataku jatuh perlahan.

"Fa kan anak bapak yang kuat. Jangan lah menangis. Kalau menangis,berat bapak melepas fa" bapak mengusap kepalaku lembut.

Mamak menghapus airmataku.

"Kalau fa sedang dalam masalah,sedang sedih, mengadulah pada Allah. ALlah ada untuk kita 24 jam. ALLah tak akan pernah tinggalkan kita" ujar mamak.

Ku lepaskan pelukan ku pada bapak. Aku memeluk mamak erat.

"Mamak jangan terlalu sore pulang dari ladangnya. Jangan menunggu maghrib. Ba'da ashar harus sudah pulang. Tidak perlu memikirkan biaya fa di sana. Fa akan cari kerja sampingan"

Ya Allah..berat sekali rasanya.

"Ya sudah,kamu naik ke mobil sekarang. Itu kenek nya sudah panggil panggil dari tadi. Kalau sudah sampai,telpon mamak ya"

Ku cium pipi mamak berkali kali. Bapak memeluk dan mencium keningku.

Setelah mencium tangan mamak dan bapak, aku melangkah menuju bus Rejang permata. Bus yang akan membawaku ke Tangerang.

Ku lihat bapak dan mamak melambaikan tangan. Ku balas lambaian tangan bapak mamak sambil sesekali menghapus air mata yang kembali jatuh.

Bus melaju perlahan meninggalkan terminah simpang nangka. Mamak dan bapak perlahan memgholang dari pandangan mataku. Aku akan sangat merindukan kalian mak pak.

@@@@@

"Permisi mbak" suara seseorang dan tepukan halus di pundak mengagetkanku.

Aku mengusap mata yang terasa sangat berat. Ku lihat seorang gadis kira kira seumuranku, sudah duduk di kursi kosong di sampingku. Ia tersenyum hangat.

"Maaf ya mengganggu" ujarnya merasa tak enak

"Nggak apa apa kok.. di mana sekarang ya?"

"Ini di Batu Raja mbak"

Masya Allah..Batu Raja. Aku tidur cukup lama rupa nya.

Aku mengulurkan tangan

"Syafana. Bisa panggil aku fa"

Wanita itu menyambut uluran tanganku

"Umi meliza, panggil aja liza" senyum manis tampak begitu membuat aura keibuan nya terpancar.

"Kamu turun di mana fa?"

"Aku turun di bitung. Kamu dimana?"

"Kalau aku turun di cikokol. Rumah kakek kebetulan di cikokol. Kamu asli dari mana?" Tanya liza.

"Orang tua asli palembang. Tapi kami tinggal di bengkulu. Aku ke Tangerang mau daftar kuliah. Kebetulan di tangerang ada kerabat orang tuaku yang nanti akan bantu aku mengurus semuanya"

"Masya Allah, aku juga kebetulan mau kuliah. Papa orang tangerang dan mamaku orang palembang. Mau daftar di kampus mana?" Liza tampak begitu antusias

"Belum tau liz, nanti aku coba tanya saudaraku. Kalau kamu?"

"Aku rencananya mau kuliah di Taruna Negara. Di cikokol. Nggak jauh dari rumah kakek. Kebetulan SMA nya dulu aku sekolah di sana. Aku mau ambil jurusan sastra"

Aku terkejut

"Hei..sama dong. Aku mau ambil jurusan sastra indonesia. Kebetulan sekali ya"

Liza pun tampak sangat tak menyangka.

" ya udah, kamu daftar di sana aja. Bareng aku. Nanti aku temenin daftarnya"

Aku mengangguk

"Insya Allah"

Kami terlibat obrolan seru. Liza gadis yang manis. Ia berpenampilan sangat santun dengan balutan gamis dan jilbab syar'i hingga ke bawah pinggul .

Waktu terasa begitu cepat berlalu. Saat malam mulai menjelang, rasa kantuk pun mulai menyerbu mataku.

@@@@@

" fa fa..bangun. turun yuk" liza menepuk pundak ku pelan.

Ku buka mataku yang masih terasa sangat ngantuk

"Ayo turun. Kita sudah masuk pelabuhan bakaeuni Lampung. Ini jam 4.30. Kita sekalian sholat subuh di kapal"

Aku melangkah mengikuti liza. Saat naik ke atas kapal, azan subuh terdengar. Kami bergegas mencari musholah di dalam kapal.

Akhirnya kami menemukan musholah di lantai 3 kapal. Masih tampak begitu sepi. Kami menunaikan sholat subuh berjama'ah.

Seusai sholat, liza mengajak ku mencari tempat duduk untuk beristirahat.

Mata ku menerawang jauh..menatap deburan ombak yang datang silih berganti. Ku rasakan sakit di dadaku kembali terasa. Ahhh... bayang bayang itu masih terus menghantui.

"Hei, mikirin apa sih? Sedih banget kayanya deh" suara liza begitu mengejutkan ku.

"Nggak kok liz..cuma kefikiran mamak dan bapak" jawabku berbohong. Liza tersenyum dan menepuk pundak ku

"Ohya..jam berapa kita kira kira akan sampai di tangerang liz?" Tanyaku

"Kalau perjalanan lancar,insya Allah jam 8 kita sudah sampai" jawab liza sambil mengeluarkan AlQuran kecil dari tas nya. Masya Allah, kagum sekali aku di buatnya.

Liza hanyut dalam lantunan tilawah sedangkan aku hanyut mengenang saat saat sakit yang ku alami. Sungguh aku belum mampu melupakan nya.

Sekitar jam 6.30 kapal yang kami tumpangi menepi di pelabuhan merak banten.

Bus melanjutkan perjalanan menuju tangerang. Setelah hampir 2 jam bus meninggalkan pelabuhan merak, akhirnya kami sampai di tempat penurunan penumpang di Bitung. Tangerang.

Aku memeluk liza erat. Tak lupa kami bertukar nomor telpon. Aku turun di bitung, sedangkan liza harus menunggu sekitar 30 menit lagi untuk sampai ke cikokol.

Alhamdulillah...akhirnya aku sampai juga. Tangeraaaaang iam coming!!. My new life will start here now Bismillah.

syaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang