chapter 2 (Tawaran)

1.6K 107 0
                                    

Pukul 10.30
Mentari pagi itu kembali menyapa kota seoul. Tapi entah kenapa dua pemuda ini masih enggan membuka mata dan menjalankan aktifitas mereka.

Tok..
Tok..
Tok..

Suara gedoran pintu pun tak mengganggu dua pria muda ini, bahkan yang mengetuk pintu pun sampai naik pitam rasanya, ya kim seokjin bahkan sudah sampai dimansion besar itu selama 30 menit tapi sang empu bahkan tidak menyambut kedatangannya. Ponakan durhaka, maki seokjin didalam hatinya

“selamat pagi tuan kim..” sapa sang kepala pelayan

“Ahh ahjumma lee.. selamat pagi” balas seokjin

“ taehyung dan yoongi masih tidur bi?” lanjut jin

“ nde tuan, bahkan saya sudah mencoba membangunkan mereka sebelum tuan datang. Tadi malam tuan muda yoongi kembali berulah tuan” ujar bibi lee

“baiklah bi, bibi tolong siapkan sarapan saja.. saya akan membangun kan dua bocah ini”

Ahjumma lee pun meninggalkan seokjin, mengerahkan para maid maid muda untuk menyiapkan sarapan untuk ketiga tuannya. Sedangkan seokjin? Ia akan menahan darah tingginya demi ponakan ponakannya, bahkan menurutnya lebih mudah membangun kan seorang bayi dibanding 2 manusia muda ini.

“Tae, yoong.. ini paman.. kapan kalian bangun eoh? Paman laparrr”

Tok..
tok..
tokk

“ YAKKK MIN TAEHYUNG!! MIN YOONGI BISAKAH TIDAK MEMBUAT DARAH TINGGIKU NAIK EOH?! AISHH KALIAN INI”

Krekkk..

Pintu itu terbuka dengan menampilkan taehyung yang masih menggunakan jas serta kemeja kantornya.

“Hmmm paman, eohh? Kapan datang?”

“Sudah hampir satu jam paman mengetuk pintu ini tae, kau tidur apa mati suri sih?”

“Maaf paman, tadi malam hyungi berulah lagi” ucap taehyung sambil meregangkan otot otot lemasnya

“Mandilah dan gantilah bajumu, paman akan membantu hyungmu” ujar seokjin sambil melangkah masuk ke kamar besar milik yoongi dengan sangat perlahan, takut kakinya terkena beling beling yang sudah berserak dibawah lantai.

“ yoongi~ya” ujar seokjin halus saat dirinya sudah sampai di kasur besar itu.

Merapikan rambut hitam milik ponakan sulungnya, menyalurkan semua cinta yang ia miliki agar sang ponakan dapat bangkit. Ini sudah terlalu lama, fikir seokjin. Sudah hampir 3 tahun semenjak kecelakaan itu tapi yoongi masih seperti ini.

“Eungg...”

“Yoong, ini paman.. sudah pagi. Matahari bahkan sudah menyapamu dari tadi eoh”

“untuk apa paman? Apa bedanya pagi dan malam? Semua sama.. gelap untukku” ujar yoongi dengan suara seraknya

“Yoong...”

“Apa paman? Apa?? Aku bahkan tidak bisa membedakan siang dan malam lagi, ditmbah kaki sialan ini tak kunjung sembuh!! Aku capek bergantung dengan orang lain..”

“Min yoongi, paman mohon dengarkan paman.. kali ini saja, kau mau kan yoong?” ujar seokjin lembut

“Hmm?”

“Hidupmu terlalu berharga untuk kau sia siakan min. Paman mohon bangkit lah kau tak kasian dengan paman? Ah anni kita mulai dari orang terdekat, kau tak kasian dengan tae yoong? Dia terus terus sakit melihat hyungnya masih terpenjara didalam sini.. kau tak ingin melihat taehyung bahagia lagi? Bahkan kau tak pernh mengunjungi oemma dan appamu, jika mereka juga masih ada kau tau? Mereka akan sama sakitnya seperti taehyung sekarang”

“Paman...”

“Ayo, paman bantu mandi dan kita akan segera sarapan” ujar seokjin sambil membantu sang ponakan duduk dikursi rodanya.

Sudah menjadi rutinitas seokjin, membantu yoongi mandi. Walau yoongi terus memaksa ia bisa sendiri, tetapi itulah seokjin. Fikir seokjin kedua ponakannya adalah anak anaknya, jadi sudah menjadi tanggung jawab seokjin bukan? Seokjin pun membantu yoongi naik ke bath up

“paman, paman bisa pergi..”

“arraseo, teriaklah jika sudah selesai paman akan membereskan kamarmu”

Seokjin pun keluar dari kamar mandi, meninggal kan yoongi sendirian. Memanggil salah satu maid dirumah ini, membereskan kamar yang jauh dari kata tertata.
Membuka jendela, membiarkan setidaknya sedikit matahari ikut masuk mencerahkan ruangan yang didominasi warna hitam ini, membiarkan udara ikut bergabung masuk.

belum ada 15 menit suara yoongi sudah terdengar ditelinga seokjin.

“Pamann...” teriak yoongi dari dalam

“Baik baik tunggu sebentar yoong”  seokjin langsung bergegas masuk kekamar mandi, membantu yoongi dengan sangat perlahan, memberikan semua cinta dan kasihnya seolah yoongi adalah barang yang gampang pecah jika tidak hati hati.

“Yoong, kau ingin pakai apa?” tanya jin sembari membuka lemari pakaian miliknya.

“Apa saja Paman..”

“Hmmm kurasa kaos dan sweater ini akan terlihat sangat manis, sama seperti kau saat pertama kali hadir didalam keluarga ini min” ujar seokjin sembari mengambil kaos putih dan sweater berwarna coklat muda itu.

“Aku tampan, bukan manis”

“Aigoo uri yoongi.. kkk ayo paman bantu taehyung sudah menunggu dari tadi”

Hanya butuh 10 menit seokjin membantu ponakannya itu berpakaian, ia pun langsung keluar dari kamar itu, mendorong kursi roda menuju lantai bawah dimana taehyung sudah siap disana dengan wajah yang sangat sangat bosan.

“ selamat pagi hyung..” sapa taehyung sembari mengambil alih kursi roda dari seokjin, mengarah kan kursi itu kesisi kananya, lalu mencium pipi sang kakak.

“Kau sudah besar min taehyung, berhenti menyiumku didepan banyak orang!” ujar yoongi

“Eoh, disini hanya ada kita bertiga... Jadi bukan masalah hyungi” ujar taehyung acuh

“ahh.. aku lupa aku memang sudah tidak bisa melihat lagi, maafkan hyung tae”

“Sudah sudah.. waktunya sarapan, ayo tae .. yoong” ujar seokjin melerai

“Hyung ingin makan apa? Tae tae ambilkan” tawar tae

“Apa saja tae”

Taehyung pun mengambil dua buah daging, dan sedikit sayuran keatas piring sang kakak. Dengan telaten ia menyuapi sang kakak, bahkan ia belum mengisi apa apa diatas piringnya sendiri.

“kau juga makan tae..”

“Hmmm” taehyung pun bergegas berpura pura membunyikan sendoknya dan membuat suara mengecap seakan ia telah memasukkan. Makanan ke mulutnya

“ aku senang hyung mau keluar dan makan bersama”

“Itu berkat paman eoh.. ckckck kau bahkan tidak berterima kasih dengan paman tampanmu ini?” ujar seokjin

“Yaya terserah paman saja”

Mereka bertiga pun melanjutkan aktivitas sarapan mereka, tunggu maksudnya sarapan yoongi dan seokjin karena, ya dari tadi taehyung hanya mengaduk ngaduk makanan yang sudah ada diatas piringnya. Enggan untuk membiarkan mereka masuk keperut miliknya

“Yoong...” panggil seokjin

“Ada apa paman?”

“paman mendapatkan tawaran untuk pengobatan mu di belanda, kau mau?” tawar seokjin

Tbc
Jangan lupa like and vomentnya✨

HYUNG (on going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang