"kau tak pantas kusebut Kakak!"
"kau tidak mengerti kami semua!"
"Yoongi harus berbuat apalagi agar kalian melihat pengorbanannya?!"
Yoongi hanya menjalani tanggung jawabnya sebagai anak pertama, anak sulung yang harus menghidupi keluarga dan adik-a...
Hara memandangi wajah pucat Yoongi dari samping. Wajah itu yang mungkin nanti yang hanya ia rindukan, entah kapan. Tapi Hara seperti yakin ia akan merindukan, bahkan mungkin selalu merindukan wajah tampan itu.
Hara memainkan poni Yoongi pelan, tak ingin istirahat Yoongi terganggu. Hara hanya ingin menikmati wajah tenang itu, Hara tidak suka wajah kesakitan Yoongi, Hara tidak suka wajah muram Yoongi. Hara suka Yoongi tersenyum, tidak apa jika hanya wajah datar tapi cukup manis.
"Aku harap kamu akan bahagia, Kak. Entah.....aku juga gak tau waktunya kapan, liat kamu tenang aja sekarang aku udah seneng banget. Jangan pergi ya, Kak. Sebelum aku siap melepas Kak Yoongi"
Terakhir, Hara mencium pelan dan lembut pipi Yoongi, ingin sekali Yoongi mendapat mimpi yang indah. Meski hidupnya lebih menyakitkan dari mimpi buruk.
.
.
.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
.
.
.
"Minum....hik!"
"Aku tidak mau, Yah!" tekan Hyunjin, saat melihat Ayahnya dengan keadaan mabuk. Parahnya, Taeyong meminta Hyunjin untuk meminum air keras itu.
"Sini kau! Minum...." Taeyong sudah siap mencengkram dagu Hyunjin kasar. Namjoon disana, ia sedang haus tadi, dan malah melihat hal seperti ini. Cowok itu hanya diam, mematung tak berani maju untuk membela adiknya atau menyelamatkan adiknya dari Ayahnya yang sedang setengah waras.
"Ayah! Lepasin Hyunjin!" Pria itu datang, ia langsung mencengkram kasar tangan Taeyong yang mengkasari adiknya itu, "aku bilang lepaskan!!" Yoongi menaikkan bicaranya satu oktaf.
"Aarrghhh!"
Duk!
Tubuh Yoongi membentur dinding, saat Taeyong mendorong sekaligus menepis cengkraman Yoongi. Saat Taeyong sedang fokus pada Yoongi, Hyunjin pergi dari sana sesuai instruksi Yoongi.
Yoongi berdiri tegap, siap menghadapi ayahnya. "Tidak ada gunanya jika aku menyuruhmu minum ini, dasar bajingan"
Prang!
Lemparan botol minuman keras Taeyong ke kepala Yoongi sukses membuat kepala pria itu mengeluarkan cairan merah berbau anyir itu. Yoongi masih mempertahankan keseimbangannya, tidak mau terlihat lemah di depan Ayahnya.
Namjoon berhenti mematung disana, kali ini ia memilih tak peduli, cowok itu kembali ke kamarnya, tak ingin melihat pertengkaran lebih lanjut antara Ayah dan Anak itu. Iri hati itu bisa jadi masalah besar dalam kehidupan, bahkan menjadikan rumit.
"Yah! Ayah gak berpikir jernih!" bentak Yoongi dengan sisa tenaganya yang ada. Namun, yang ia dapat dari Taeyong adalah senyum smirk tanda ingin menyerang.