Malam itu, akhirnya Yoongi dikurung di gudang sendirian. Meresapi dingin yang mulai menusuk kulitnya, pandangan Yoongi mengedar sejenak, ia tersenyum, hanya bersyukur kemarin ia telah membereskan gudang ini, hingga tidak terlalu kotor.
Sebagai anak pertama, Yoongi yang akhirnya harus bantu-bantu membersihkan rumah, jagain adik-adik, tanpa meninggalkan tanggung jawabnya sebagai pelajar. Yoongi menyandarkan tubuhnya ke dinding, anak umur 8 tahun itu sudah dipaksa menjadi dewasa.
Biarlah dingin di dinding belakangnya berpindah ke tubuhnya, Yoongi sudah tak ingin peduli. Dituduh dan disalahkan itu gak enak, tapi Yoongi tau nanti malah Namjoon yang kena, Namjoon tidak akan sekuat dirinya, jadi biarlah ia yang berkorban hari ini.
"Aku sudah menyiapkan pakaian untuk rapatmu, tinggal dipakai" ucap Hara pada Yoongi yang menyambutnya dengan handuk sebatas pinggang.
Hara cukup tak peduli dengan keterpesonaannya dengan badan lumayan terbentuk milik Yoongi, karena kemudian atensinya beralih pada jahitan di perut Yoongi, dan juga punggung Yoongi yang terlihat bekas luka panjang.
Hara berdiri dari duduknya, mendekati Yoongi yang baru akan mengambil pakaiannya yang sudah tergantung rapih. "Punggungmu kenapa?" Hara sedikit menyentuh luka itu, hingga Yoongi sedikit berjengit. Yoongi menoleh sedikit ke belakang, kemudian kembali sibuk dengan pakaiannya, membiarkan Hara menikmati pemandangan tubuhnya.
Hara membenarkan posisi dasi Yoongi yang cukup berantakan, Yoongi gak pandai membuatnya, "tentang pengorbanan lagi?"
"Aku juga gak tau kenapa belum hilang, mungkin karena dulu terlalu sering" ucap Yoongi memperhatikan wajah cantik Hara yang cukup membuat jantung berdegup tak beraturan.
"Kalau begitu, kamu mau berkorban apa agar aku mencintaimu?" Hara tersenyum manis namun sedikit hasrat menantang, dan Yoongi mengerti dan tau itu.
"Apapun, sekalipun aku bisa mati" Yoongi tersenyum smirk mendekati bibirnya menuju bibir Hara, gadis itu masih diam saat sudah merasakan nafas Yoongi yang sudah dekat dengannya.
"Kak Yoongi!! Aku sudah terlambat!!" teriakan itu cukup mengganggu keinginan Yoongi untuk menikmati Hara sebentar. "Iya! Aku kesana!!" jawabnya teriak juga.
"A-aku berangkat"
"Eh? Iya, aku juga mau berangkat"
Dan....ya seperti biasa, lagi-lagi kini aura kecanggungan yang malah mendominasi keduanya, biarlah hati mereka yang memutuskan soal tumbuhnya cinta itu, biarlah hati mereka dulu yang bicara soal perasaan mereka yang sebenarnya.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
he is Yoongi [END]
Acak"kau tak pantas kusebut Kakak!" "kau tidak mengerti kami semua!" "Yoongi harus berbuat apalagi agar kalian melihat pengorbanannya?!" Yoongi hanya menjalani tanggung jawabnya sebagai anak pertama, anak sulung yang harus menghidupi keluarga dan adik-a...