he is Yoongi [END]

12| Lelaki Terbaik untuk Hara

Hara sibuk menatap wajah manis namun pucat milik Yoongi, pria itu juga sama memperhatikan istrinya lekat. Yoongi hanya bisa menatap istrinya sendu, ia sudah tau tubuhnya sudah tidak berfungsi dengan baik lagi, semenjak penyakit itu mulai mengikis kesehatannya.

"Sesuai janjimu, kamu akan melakukan pengobatannya, iya kan?" Yoongi bisa melihat mata Hara berkaca-kaca saat mengatakan itu. Yoongi terlampau tau, Hara belum bisa siap untuk ditinggalkannya. Yoongi akan mengesampingkan egonya kali ini.

"Aku minta maaf, aku mungkin terlalu egois untuk memaksamu untuk tetap bertahan....hiks....Kak....tapi aku gak bisa...."

Yoongi menyunggingkan senyum terindahnya untuk Hara, "kamu gak egois, aku yang berterima kasih karena hanya kamu yang mengharapkan aku bertahan, karena hanya kamu yang bisa mencintaiku dengan tulus"

"Kak....hiks...."

"Minta Dokter Jaehyun menyiapkan pengobatannya, lakukan sesuai prosedur rumah sakit" titah Yoongi sambil menggenggan erat tangan Hara.

"Kak....terima kasih"

.

.

.

.

.

.

"Min Yoongi? Dia konglomerat termuda itu?" Seungyoun sedikit menaikkan nadanya karena masih terkejut dengan pernyataan Woobin dan Hayoung.

"Iya, dia. Samcheon yang menjodohkan dia dengan Yoongi, Samcheon rasa Hara itu butuh pria yang bertanggung jawab" jelas Woobin setelah menyeruput secangkir teh yang disajikan istrinya.

"Kalo Baekhyun? Memangnya Hara sudah putus dengan Baekhyun?" tanya Seungyoun lagi.

"Samcheon kira, Baekhyun itu bukan laki-laki yang pantas mendapatkan Hara. Samcheon pernah melihat catatan bolosnya yang terlalu banyak, dan dia itu playboy, entah ada berapa mantannya. Keliatannya juga gak serius itu anak."

"Memangnya kalau Yoongi keliatan serius ya, Samcheon?"

"Sebenarnya gak berniat mau jodohin, tapi Samcheon melihat mata Yoongi buat Hara itu beda. Samcheon tanya soal perasaannya, pas ditanya mau dinikahin atau engga, si Yoongi langsung antusias, yaudah Samcheon nikahin"

Seungyoun tersenyum kikuk, ia pergi ke luar negeri untuk belajar dan membangun perusahaan ayahnya agar lebih besar itu, untuk mempersiapkan diri melamar wanita yang ia cintai sejak masih menginjak umur tujuh belas tahun, siapalagi kalau bukan Min Hara.

.

.

.