Angela semakin menjauh, pandang-ngan semakin memudar, kaki ini sudah tidak kuat.
" Lah ko malah jadi rebahan santuy dilapangan sih, kasur kan empuk Xixixixi.l".Alica tertawa terbahak-bahak.
"Yeh dasar lubis, kita tengok skuy,"dengan semangat yang membara Putri.
***
"Wanjir gila nih kan bocil kegosipan yah",Alica mengusap kedua mata nya seakan tidak percaya.
"Lah iya, napa ni bocah disini?"Putri menatap dengan sinis.
"Dia pingsan",Alica terkejut.
"Humz, masa sih eh,"Putri kebingungan.
"Palanya berdarah,"Putri menunjuk ke arah kepala Angela.
" Lah abis ngapa nih bocah?"kata Alica sambil berada di samping badan Angela.
Kita panik ga tau mau ngapain, disisi lain kita di buntuin, sama dosen. Unch pen tabok.
"Eh ni diapain dah?"Putri menepuk pundak Alica.
" Diagkat kuy bawa ke UKS",Alica mulai mengangkat Angela.
"Eh jangan asal pegang bocor tuh",Putri menepis tangan Alica untuk tidak menyentuh.
" Lah gimana dong".Suara gemetar Alica sedikit tidak karuan.
Kita panik ,gugup. Mau ga mau harus nolongin. Gak tega.
"Kalian bolos".Suara dosen dari kejauhan.
Deg degan..Jantung kita mau copot et...
"Maap pak," wajah Putri dan Alica sedikit tertawa.
"Kalian ngapa disini malah gak belajar!"dosen memegang mereka berdua, berbicara cukup keras.
Disentak sakit, banget hati Alica tuh lembut tulus, walaupun nyeselin juga.
"Nih pak!"Putri menunjuk ke arah Angela.
"Biar bapa bawa ke UKS, kalian kembali ke kelas".Dosen membawa Angela.
"Unch seneng banget gak dihukum, "Putri bersuara keras.
"Unch makasi pak."Alica menarik tangan Putri.
***
Istirahat beres."Eh Alvi!,"Alica memegang pundak Alvi.
"......."Pura-pura gak tau Alvi".Putri membentak Alvi
"WOY GA USAH PURA-PURA TULI LO, GUA TAU LO DENGER!!
"Putri nyentak-nyentak diliat bocah lalu lalang."Hiya ayo ribut Alvi",Alica menatap dengan penuh amarah.
Alica mengembil dagu Alvi diangkatnya dengan paksa dan...Plak- plak. Unch enak banget ditampar.
"Lo kemanain Vanesa".Putri mendesak Alvi, Alvi bermandikan keringat.
"Gak tau".Alvi membuang muka.
"Jujur kalo ga di lempar dari lantai 7 ."Putri, Alica sedikit mendorong Alvi.
"Bener gua gak tau".Alvi kebingungan.
"Bohong, mata lu udah tau",Putri menunjuk mata Alvi.
"Ni bocah tau dari mana kalo bohong."Alvi berbicara dalam hati nya.
"Iya-iya gua yang nyulik dia napa!"Alvi dengan bangga nya menunjuk-nunjuk diri nya.
"Dan kebenaran akan terungkap Xixixi kaya sinetron ibu-ibu dah. "Alica tertawa menyeramkan.
"Lo bawa dia kemana!!! jujur apa kita lempar, lo Alvi liat bawah lumayan tinggi!"Putri membentak Alvi.
"Iya .. Gua nyulik dia, gua bawa dia ke gudang kenapa masalah hah?"Alvi balas membentak.
"Lo apain dia!!"Alica terus mendesak Alvi.
"......"
"Jawab."Putri, Alica mendorong Alvi hingga memojokan nya hampir terjatuh dari lantai 7 di jendela nya.
Alvi penuh emosi menarik tangan mereka membawa kesebuah tempat.
"Turun!!!"Alvi menyeruh dengan kasar .
***
Kita liat Vanesa, uh kasian tanganya di iket, mulutya dibekap."Alica melepaskan ikatan tangan dan mulut yang di bekap mengunakan elap.
"Hiks, gua kangen sama lo"Putri mengusap kepala Vanesa dengan sangat lembut nya.
"Lo kenapa ga ngasih tau, kita "sarannlah yah nyulik harus coling-coling dulu sama korban, "Alica
berusaha membuat suasana dari tadinya tegang menjadi cair."Haha mampus kalian semua masuk keperangkapku."Alvi menutup pintu dengan senyuman sinis.
"Heh lo Alvi, bikin jengkel aja."Alica meremas tangan Vanesa dengan keras.
Kita lepasin ikatan Vanesa, dia lemas banget. Aduh sahabat kita.
"Caa."rintih Vanesa kesakitan tangan nya merah karna remasan Alica
"Hmz iya maap , lu mau apa? hiks."Alica sampe seg-segan.
"Tolong ambilin tas gua di atas lemari!"Vanesa menunjuk tas merah yang berada atas lemari tua.
"Lo kenapa jadi begini nes? kita khawatir banget tau."Putri mengusap pundak Vanesa.
Alica menyodongkan tas yang dia ambil ke Vanesa, Vanesa membuka tasnya, dan mengambil buku catatan Vanda.
"Buku apaan nih nes?"Alica kebingungan terheran-heran.
"Baca aja,"lirih Vanesa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Catatan terakhir(Tamat) (Sedang Di Revisi)
Mystery / ThrillerSinopsis Seorang gadis yang mati tragis misterius, bahkan tak ada yang tau matinya karna apa dan kenapa Vanesa temannya selalu ada untuk membongkar masalah demi masalah semua Vanesa alami ,sampai ia merelakan tangannya kepotong oleh pisau belati ba...