bagian ke 10 perpecahan

46 9 6
                                    

Balik badan, dan betapa terkejutnya mereka bertiga kalo kaki Putri di gantungi sosok bocil , botak bersinar palanya mirip celengan ronda.

"Huahh anjir",teriak mereka.

Sontak lari kalang kabut.

"Huah huahh huahh",semua nya.

Putri mendadak kakinya sudah agak ringan.

Mereka berhenti ditanah yang agak lembab.

Namun karna malam gelap, tak tau apa yang mereka injak.

"Eh elo sih ca, malah ada tuyul kan".Putri menunjuk-nunjuk ke arah kaki Alica.

"Lah ko salah gua sih".Alica menatap sinis Putri.

"Eh udahlah jangan gitu, masih ingat jalan kita pas lewat ke sini?"Vanesa menepuk pundak, Alica, Putri.

"Aduh lupa gara gara si putri kampret ini".Alicha mendorong putri

"Hah gua? kalo bukan elo kita gak bakal diikutin setan".Putri membalas dorongan Alica.

"Ah bomat, gua ngambek".Alica berjalan sendiri menuju hutan yang rimbun.

Pergi meninggalkan Putri dan Vanesa.

"Ah, bacot gua pulang sendiri".Putri berjalan ke belakang berlawanan arah dengan Alica.

"Serah kalian anjir".Vanesa marah menghentakkan kaki nya ke tanah.

Mereka berpencar. Terpisah bukan menyatu pastinya.

Alica Pov.

"Uh kesel baget gua sama Putri kalo ga ada mereka pasti udah pulang kerumah gua",guman Alica sepenjang jalan.

Sangking gelapnya malam aku, tak sadar dan malah kesandung sesuatu benda yang membuat aku jatuh ke jurang.

Srekk...
"Huaaaa toolooongg",Alica berteriak sekencang-kencang nya berharap teman-teman  datang menemukan diri ku.

Jiwa apa yang merasuki kita hingga ego mengalahkan semuanya.

                         ***

"Hah, gini kek dari tadi cepet",Putri ngedumel

"Perasaan gua ga enak banget ninggalin temen-temen", suasana hati  Vanesa gundah .

Ditengah hutan, Vanesa haus, lelah lalu duduk di bawah pohon rindang. Putri juga melakukan hal yang sama. Mereka membayangkan betapa ego mengalahkan tali persahabatan mereka. Vanesa menangis dan suara itu terdengar oleh Putri.

"Hiks hiks.... Put, ica maafin gua udh ego baget sama kalian semua"-Vanesa memegang kepala nya pertanda menyesal.

Putri yang mendengar kata-kata itu menghampiri sumber suara
dan menatap apakah benar itu Vanesa apa bukan? Putri berdiri di depan Vanesa. mengucapkan nada lirihnya.

"Gua minta maaf friends, hiks",Putri berlari membawa air mata yang tidak tertahankan

Putriiii,"suara keras Vanesa.

"Vanesaaa",tangisan putri keras.

"Maafin gua udh ego banget put hiks",Vanesa menangis di pundak  Putri.

"Hiya maapin gua juga nes hiks",Putri memeluk Vanesa, mengusap pundak nya.

"Cari dia yuk, cepat!"Putri mengusap  kedua mata Vanesa.

"Kayanya lo lelah Put, badan lo pucat"-Vanesa membalas mengusap,

"Baik-baik aja kok ayo cari!",Putri berusaha menutupi nya dengan senyuman.

Hujan turun deras membasahi. Hari semakin gelap menuju tengah malam.

"Aduh Hujan, langit makin gelap kita tidur dulu yuk di sini situasi pasti aman kok",Putri bersandar pada sebuah pohon besar.

"Tapi yaudahlah ok".Vanesa tanpa pikir panjang menyetujui .

Catatan terakhir(Tamat) (Sedang Di Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang