Bagian 8 semakin lama semakin terbongkar

61 8 6
                                    

Putri terkejut saat membaca halaman ke 7 dari buku catatan Vanda.

Bahkan Vanesa tak menyadarinya sama sekali.

      
Catatan VANDA

21 Agustus 2018.
Hay Alvi, tau kah kamu! aku sangat menyesali perbuatan ku yang menyerahkan semua diriku pada mu, kau sekarang tega menghianati ku
Alvi jika kau tak ku miliki di dunia ini maka akan ku miliki selamanya di dunia lain.
Selamat bersenang-senang Alvi.

"Nes liat deh".Putri menunjuk-nunjuk.

"Tulisan ini dari darah sendiri loh".Alica terkejut.

"Hmz, bukanya Vanda nulis pake pulpen biru kesayangan nya.".Vanesa tidak menyangka nya.

"Baca lagi!"Alica menyuruh Vanesa membaca kembali dengan teliti.

Hmz, mungkin Vanda ingin membalas dendam."Alica menarik napas nya.

"Ini tidak mungkin, bahkan tidak ada yang menyentuh buku ini selain orang terdekat Vanda".Vanesa kesal

"Mungkin Vanda nya belom ikhlas sama Alvi",Alica mencoba menenagkan Vanesa.

"Kalian punya inisiatif sama kaya gua gak?"Vanesa menatap dengan serius mereka.

"Iya. Mungkin sama  kayaknya",Putri membalas tatapan Vanesa.

"Kaya nya emang bener kalo kematian Vanda itu dibunuh Alvi",Alica meyakinkan mereka..

"Hoho jangan berperasangka dulu sobat" ,Vanesa sedikit mencurigai Alvi  di dalam hati nya, tapi tidak sesuai dengan ucapan yang keluar.

"Gua juga sama kaya Alica nih nes, lu tau sendiri  Alvi orangnya kasar ". Putri menepuk pundak Vanesa.

"Siapa lagi yang bakal jadi korban nya selain Vanda?"Vanesa memegang pundak mereka.

"Humz, mungkin Angela,"Alica teringat kejadian di lapangan tadi pagi.

"Tadi pagi kita nemuin Angela pingsan di lapangan, kepalanya sampe berdarah".Putri bercerita sambil menahan rasa jijik terhadap darah.

"Jangan biarkan itu terjadi, kita harus menyelamatkan Angela agar tidak terjebak kata-kata manis Alvi".Vanesa dengan semangat nya  sembari mengangkat tangan nya ke atas.

"Tapi.. Bagaimana kita keluar dari sini?"mata Alica menatap sekeliling mencari jalan keluar.

"Pikirin dong gimana?"Vanesa meraba-raba dingding seperti yang ada di acara TV.

"Itu ada jendela coba kalian liat tinggi atau engak!"Putri menunjuk jendela yang tertutupi di belakang badan Alica.

   Vanesa dan Alicha mengecek jendela.

"Gimana cepet dong kalian ngecek nya gua udh merinding disco."nada putri agak sedikit naek.

"Gak terlalu lah ini, ayok kita lompat!"Alica mengedipkan mata sebelah untuk memberi kode kepada Vanesa.

"Bener yang di katakan  ica, ayo cepat",Vanesa membalas kedipan mata Alica.

"Bentar, kalian suka bohongin gua, bentar yah mau liat dulu".Putri mempunyai perasaan tidak enak.

"Gila...Kalian ini lumayan tinggi, "Putri terkejut tangan nya gemetar dingin.

"Ayo semua nya put, nes,"Alica memegang tangan mereka berdua dengan kencang.

Alica ,Vanesa, Putri saling berpegangan tangan dengan sangat erat dengan sekencang-kencang nya.

Duar, kita melompat dari jendela dengan cara menorobos kaca nya.

                          ***
                      Duar!!!!

Catatan terakhir(Tamat) (Sedang Di Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang