bagian ke 14 siapa kamu sebernya?

38 8 7
                                    

Alvi Pov.

"Hahaha, akhirnya barang bukti sudah gua bakar sekarang gak ada lagi yang bisa ngalangi gua untuk membunuh Angela"-Alvi.

Alvi menyetir mobilnya dengan perasaan yang gembira hingga lupa jalan untuk pulang
ia malah nyasar di tanah yang basah membuat ban mobilya tidak bisa bergerak.

"Brengsek"-Alvi.

Alvi memacu mobilya lebih cepat dan menabrak pohon bringin tua yang sangat besar
mesin mobilya terbakar
"ANJIR BARU BAHAGIA ,MALAH SUSAH LAGI"- Alvi.

Alvi keluar dari mobil dia berjalan pulang tanpa menyadari sedari tadi ia telah menginjak-injak tanah kuburan yang kata masyarakat itu kuburan paling angker tak ada satu pun orang yang berani kehutan sana apalagi menginjak kuburan itu.

Alvi berjalan memutar, semua jalanan sama, yang ia lewati.
"Brengsek ko disini mulu sih"-gerutu Alvi.

Alvi tak sengaja menendang papan nama kuburan itu.
"Au bangsat. Kaki gua menjerit kesakitan"-Alvi.

Tiba-tiba alam semakin marah padanya,
angin berhembus kencang seakan-akan memberi isyarat mrah kepada Alvi, karna perlakuan tak sopan nya.

Alvi menatap keatas pohon bringin itu
disana ada wanita berparas cantik, wajahya putih mulus namun agak pucat.
" Hai cantik"-goda Alvi.

"Ngapain disini? gak takut?"-wanita misterius.

Wanita tersebut hanya tersenyum kepada Alvi.

"Enak nih kalo gua jadiin mangsa selanjutya haha, suara batin"-Alvi.

Wanita itu turun menghampiri Alvi,
Semakin lama semakin dekat
hingga wajah mereka bertatapan
dan.
"Agrhhhhhhh....Angghhhr"-Alvi.

"Huaa anjerr setan,"-Alvi lari kalang kabut, karna ia bertemu dengan sang legendaris
dihutan itu.

Alvi berlari sekencang- kencangnya dan.

tit tiiittt...
suara klakson truk nyaring di sebelah jurang, alvi tak menperdulikanya dan"-supir truk.

Bresss.
Truk tersebut menabrak Alvi.

"Ya Allah"-supir truk.

"haduh gimana nih mas"-supir truk.

Vanesa Pov.

Masih belum tersadar dari pingsan, yang di rasakan saat ini adalah berada di padang pasir yang sangat panas,
tetapi entah kenapa masih merasa dingin digurun pasir ini.

Linglung tidak tau apa-apa, Vanesa menangis
tiba-tiba ada wanita cantik berbaju serba putih mendatangi Vanesa.

"Hai Vanesa"-sapa wanita itu.

"Hai hiks, siapa kamu?"-Vanesa

"Kau tak perlu tau siapa aku!"-wanita misterius itu.

"Apa mau mu?"-Vanesa.

"Kau akan kembali bukan?apakah kau masih ingin membongkar sesuatu?"-wanita misterius.

"Yah aku ingin, bahkan  ingin menghabisinya"-Vanesa.

"Aku akan membantumu Vanesa"-wanita misterius.

"Aku akan selalu ada disamping mu Van, tenang saja kau tidak perlu takut apapun!"wanita misterius.

Berada di ranjang, dengan teman- teman  yang merasa resah dan khawatir disamping Vanesa.

Aouthor Pov.

"Eh hiks udah bangun Vanesa"-Angela.

"Nih minum dulu teh anget yah. "-Vano.

Vanesa meminum teh anget yang diberikan Vano.

"Lu tadi nangis ga sadar, gua takut lu kenapa hiks"-Angela.

"Udahlah gua gak apa-apa  ko, cuma kaget aja"-Vanesa.

"Oh iya, Alica sama Putri mana?Vanesa.

"Alica diarawat di UGD krna kaki nya berdarah ,dan darahnya keluar banyak tadi.

"Astagafirullah"-Vanesa.

Vanesa mendengar kata-kata Vano langsung lari dari ruangan tersebut.

"Eh tunggu"-Angela.

"Dimana mereka? gua mau liat"-Vanesa.

"Sabar lah nes, baru juga lu sadar"-Vano.

Vano mengantar Vanesa menuju ruangan Alica dan Putri dirawat.

                         ***

Vanesa meletakan tangan nya ke mereka berdua, Vanesa merasa kan dingin di badan mereka.

"Oh gitu"-Vanesa.
Vanesa sangat kesal tangan nya mengepal.

Vano mencoba menghilangkan kesal dengan menghibur Vanesa
Vano membuat wajah konyol.

"Sudah hentikan, gua mau pergi dulu jangan ngehalangin"-Vanesa.

Catatan terakhir(Tamat) (Sedang Di Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang