bagian ke 11 menyakitkan

30 9 7
                                    

Pagi yang sangat cerah cahaya nya menusuk mata.

"Aduh malah ketiduran".Vanesa beranjak bangun.

Putri ngehalu.
"Emak, ibu, bapa. Tolong putriiii. Emak,  Putri ngelihat Alvi mau berbuat jahat dia menghampiri aku dan teman-teman.  Alvi membawa sebuah?".Putri berteriak sambil tertidur.

Mencoba membangunkan Putri dengan cara meniru suara yang khass dari ibunya.

"Tangine anakku sing tak tresnani iki ibu",Vanesa berbisik ke kuping putri.

"Ibu, aku rindu ibu kemana saja selama ini?", Putri mendekatkan muka.

Putri membuka mata nya lebar- lebar, lalu menatap Vanesa.

"Dasar, Vanesa huhh...",napas Putri terengah-engah.

"Tadi mimpi apa?" tatapan mata Vanesa penuh akan.

"Mimpi ketemu si Alvi, dia bawa buku catatan yang di tulis Vanda",Putri berkata dengan suara datar.

"Di buku itu, gua nulis jalan masuk hutan, keluar",segera sesaat Putri mengingat.

Vanesa mengambil catatan"Eh catatan mana kok hilang",Vanesa panik kepala nya berkeringat.

"Lo gak lupa catatan nya?"Putri menggigit bibirnya.

"Put catatan nya hilang",Vanesa melirik ke arah Putri.

"Udah gak apa-apa, yang penting kita bareng harus bertiga, pulang bertiga",Putri mengutarakan nya dengan semangat.

"Memang lo sahabat gua yang paling the best selain Vanda, Alica".Vanesa tersenyum dengan senangnya.

Kita berjalan tidak tau arah nya kemana?

"Hati-hati jalan nya",Vanesa melihat sebuah pohon besar di depan Putri.

Ah sakit pala gua, siapa sih yang nyimpen pohon di sini?"Putri terpental ke belakang.

"Haha, itu udh ada dari nenek moyang kita belum lahir, lama-lama gua lempar juga batu ke kepala lo, habisnya bikin perut gua sakit".Vanesa tertawa jahat.

"Istirahat dulu ah ga kuat perut gua sakit. Tuh di situ tempat yang enak" .Vanesa menunjuk ke ujung.

"Van liat kebawah itu jurang, liat bawah nya dengan jeli",Vanesa mengusap kedua mata nya, semoga mimpi

"Eh iya tuh, kayanya itu orang deh".Putri menganguk.

Vanesa melihat ke bawah.

"Ini kenapa terjun indah gini, Put...",Vanesa terbang  seketika.

"Vanesaaa....".Putri berteriak keras.

"Aduh sakit sialan anjirr pasti ada yang dorong kita put dari belakang..",Vanesa hendak menoleh ke belakang.

"Sialan bajingan loh Alvi awas yah lo, gua keluar dari sini gua injak-injak muka lo". Amarah putri meledak-ledak.

"Memang gua peduliin, liat nih buku siapa? ini sampah gua bakar juga",Alvi
Mengeluarkan bensin rokok.

"Selamat tinggal sampah seperti kalian bertiga rencana gua hampir selsai" ,Alvi berjalan ke belakang dengan penuh bangga.

Alvi meninggalkan  kita bertiga. Kondisi Vanesa, Putri badan nya berdarah, luka cukup parah.

Catatan terakhir(Tamat) (Sedang Di Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang