Tiga hari berturut-turut aku mengikuti Ujian Nasional dengan lancar, tiga hari berturut-turut pula aku melihat syifa yang selalu sengaja membuatku panas, padahal aku sama sekali tidak merasa seperti itu, justru aku sangat sedih dan membayangkan jika aku ada diposisi Syifa.Kini tinggal menunggu hasil kelulusan ku, karena aku tidak ingin berlama-lama berada di sekolah ini.aku ingin bekerja untuk membantu ibuku, aku sangat ingin kuliah tapi aku tidak merasa yakin dengan biaya kuliah, aku juga sudah memberatkan orang tuaku selama sekolah, mungkin saat inj aku perlu membantunya.Insyaallah jika ada rezeki aku ingin kuliah tapi jika Allah berkehendak lain maka aku hanya mengikuti alur hidupku.
Selama tiga minggu siswa-siswi diberikan waktu untuk remedial ujian praktek, aku tidak mempunyai remedial sehingga berhari-hari aku menghabiskan waktu dirumah, aku hanya datang kesekolah dua hari dalam seminggu.
*****
Yang ditunggu sudah tiba, pembagian surat kelulusan akan dibagikan pada hari selasa pukul 08.00, aku bersama ibuku datang dengan penuh semangat, ibuku merasa senang anaknya akan lulus dari SMA.Ibuku memasuki kelas ku, disamping kelasku ada Rafi bersama ibunya yang akan memasuki kelas juga.Seperti ada yang berbeda dari Rafi, Rafi hanya sendiri? Tidak bersama Syifa? Kemana Syifa? Entahlah.. Intinya aku tidak ingin ikut campur urusan mereka, apa yang mereka lakukan bukan menjadi pengganggu hidupku. Tugasku saat ini menunggu ibu keluar dari kelas dengan membawa kertas yang tertulis kata LULUS, sekitar 40 menit ibu didalam, mungkin wali kelas ku sedang menyampaikan kesan pesan? Atau yang lainnya, absen ku juga di akhir, sudah takdir jika aku harus menunggu lama.Tak lama ibu keluar dan memberikan amplop kepada ku, aku langsung mengajak ibu pulang sembari membuka amplop, dan alhamdulillah aku lulus ujian nasional, bersyukur atas segala urusanku yang telah dipermudah oleh Allah.
Sebelum aku mendapatkan ijazah aku bisa gunakan surat keterangan lulus ini untuk melamar kerja, aku akan mempersiapkan apa saja yang dibutuhkan dalam melamar kerja.
Sampai dirumah, aku berterima kasih kepada ibu ku yang selalu membantuku, padahal aku selalu menyusahkan, tetapi pengorbanan ibu selalu ada, tidak melihat kesalahan anaknya, ibu tetaplah ibu bertugas untuk memberikan apa yang menjadi hak seorang anak, tapi anak juga perlu ingat bahwa ibu juga mempunyai hak agar dihormati dan dilayani.
Sepulang dari sekolah aku pergi ke tempat fotocopy karena aku ingin memfotocopy apapun yang aku butuhkan untuk melamar kerja, tiba-tiba kak Ulya datang dan menepuk pundakku.
"Assalamu'alaikum"
Ucap salam kak Ulya.
"Waalaikumsalam,, eh kak Ulya"
Jawab ku tersenyum.
"Kamu lagi apa? Fotocopy sebanyak ini?"
Tanya kak Ulya dengan raut wajah heran.
"Aku mau kerja kak"
Jawab ku ringan.
"Ohh kamu yakin? Nyari kerja susah loh? Kakak punya kenalan dia butuh guru tk ? Kalo kamu mau kamu bisa datang ke rumah kakak, tadinya kakak mau menyuruh Tina, tapi sayang Tina ingin kuliah, jadi yaudah deh,kebetulan juga kamu mau kerja, jadi kakak tawarin ke kamu, sebelum ke orang lain"
Kak Ulya menawarkan pekerjaan, aku belum mengetahui apa gajinya besar atau kecil, tapi apapun pekerjaannya jika itu halal maka aku ingin menjalaninya, mungkin saja ini adalah jalan untuk melangkah kedalam kehidupan yang berbeda. Aku tahu rencana Allah baik.
"Ohh yaudah insyaallah besok aku datang kerumah kakak"
Jawabku mengiyakan tawaran kak Ulya
"Alhamdulillah akhirnya kakak gak usah cape-cape nyari, kakak tunggu yah, Assalamu'alaikum"
Kak Ulya pamit sembari mengambil kertas yang ia fotocopy.
Sepulang dari fotocopy, aku melihat seorang pria menghampiri ku, dengan membawa bunga, aku merasa takut, semakin dekat wajah itu, wajah yang familier, wajah yang aku kenali.
Rafi, datang dengan perlahan.
"Assalamu'alaikum vel, ini bunga buat kamu sebagai tanda maaf aku "
Rafi dengan lembut melempar salam kepada ku.
Bukan aku merasa jual mahal, tapi memang aku tidak ingin menerima bunga dari siapapun yang hanya singgah dan aku tidak ingin memberikan pengharapan yang akan mendatangkan masalah dalam hidupku, cukup kemarin aku merasa sengsara dengan segala permasalahan, dan sekarang kembali lagi.
"Waalaikumsalam fi, tapi maaf, aku gak bisa nerima pemberian kamu, aku udah maafin kamu, jadi udah cukup gak ada lagi yang perlu di bicarakan diantara kita fi, "
Jawabku dengan lembut, karena aku tidak ingin membuat Rafi sakit hati, wanita juga perlu menjaga hati seorang pria.
"Tapi vel, apa yang aku lakuin kemarin bukan karena aku cinta sama Syifa, tapi aku pingin lihat kamu menyesal atas keputusan kamu, tapi setelah melihat kamu yang bertahan, aku tahu, aku ingin kita berkomitmen"
Rafi mengucapkan kalimat seperti di sinetron percintaan, aku merasa muak, di usiaku yang baru naik 19 tahun aku belum pantas menerima kalimat seperti ini, mau bagaimana?
"Rafi, usia kita masih panjang, masih banyak yang perlu kamu raih, masa depan dan ilmu yang bermanfaat untuk dunia dan akhirat, dengan cara kamu mencintai aku, dan aku menjauhimu, aku bersyukur diperlihatkan oleh Allah bahwa kamu tidak seperti apa yang aku fikirkan, bahwa Allah memperlihatkan kalau kamu belum pantas untukku, jika kamu ingin terlihat pantas, maka pantaskan diri kamu terlebih dahulu sebagai hamba Allah yang taat, caramu mencintai seseorang salah, Assalamu'alaikum fi"
Menjelaskan panjang lebar, tidak ingin berbincang panjang dan juga tidak ingin tahu permainan apa yang ia lakukan kemarin bersama Syifa, aku merasa tidak peduli lagi. Pada intinya aku yakin bahwa saat ini adalah saat yang terbaik di mata Allah.
Semua yang allah berikan kepada ku adalah yang terbaik, tugas kita adalah bersyukur.
![](https://img.wattpad.com/cover/211683436-288-k877548.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA DALAM PENANTIAN [TERBIT ]
Romance#3 fillah (12/03/2020) #2 Ulya (12/03/2020) #2 MasyaAllah (12/03/2020) #8 Niqab (12/23/2020) PERHATIAN, DILARANG KERAS COPY PASTE CERITA ❥❥❥❥❥❥❥❥❥❥❥❥❥❥❥❥❥❥❥❥❥❥❥❥ Rasa CINTA tumbuh saat Aku remaja, namun semakin dewasa aku tahu bahwa CINTA buka...