Chapter 7 - Perpisahan

57 9 1
                                    

Lanjutan

Di bukit

Saat di bukit Anin dan Ben menikmati malam, menikmati bintang-bintang di langit yang terang. Ketika itu langitnya memang sangat indah sampai membuat Ben termenung dan terdiam.

"Ada apa, Ed?" tanya Anin heran
"Ah, tidak ada" Ben terkejut
"Aku hanya takjub. Aku belum pernah melihat pemandangan seperti ini" sambung Ben
"Oh, hihi. Ya memang. Pemandangan disini sungguh menakjubkan. Aku saja yang tiap hari datang kesini masih kagum melihatnya" kata Anin tertawa
"Hahaha" Ben ikut tertawa

▪ 1 jam kemudian ▪

"Ini sudah malam. Mari kita pulang" ujar Anin
"Iya. Ayo kita kembali. Mungkin kakekmu sudah menunggu" balas Ben

Akhirnya mereka menuruni bukit untuk segera pulang ke rumah. Mereka tampak semakin akrab. Di perjalanan pun mereka berdua selalu berbincang dan bercanda. Hingga akhirnya mereka sampai di rumah.

Di depan pintu rumah

"Aku kembali ke kamarku dulu ya" ucap Ben sambil melambaikan tangan
"Iya. Selamat tidur" ucap Anin sambil tersenyum.

Mereka berdua pun beristirahat untuk melanjutkan aktivitas mereka di esok hari. Ben, merebahkan badannya dan bersiap untuk tidur. Ketika di kasur, sambil berbantalkan tangannya. Ben tersenyum sendiri karena memikirkan hal yang sudah terjadi hari ini. Hingga mata Ben terpejam dan ia mulai tertidur pulas dengan wajah riang.

Pagi pun tiba. Waktu menunjukkan pukul 05.00. Ben bangun dari tempat tidurnya dan mulai merapikan kamarnya (gudang). Sehabis itu, Ben bersiap-siap untuk pergi berpamitan dengan Anin dan kakek. Ben keluar dari gudang. Sontak, Ben terkejut ketika di depan pintu sudah ada Anin disana.

"Selamat Pagi, Edward" kata Anin
"S-selamat pagi juga. Terkejut aku melihatmu disini" ucap Ben sambil memegang dadanya
"Hahahah, maaf kalau aku mengejutkanmu. Karena kamu kemarin bilang untuk langsung pergi, aku langsung bangun pagi-pagi untuk menunggumu berpamitan" ucap Anin dengan senyumnya yang manis
"Eh, iya sih. Kebetulan juga aku ingin berpamitan denganmu dan juga kakekmu. Dan terima kasih juga telah memberikanku tempat untuk tinggal walau hanya sehari sih" ucap Ben
"Hahaha haha" mereka tertawa

Anin pun mulai mengantarkan Ben ke dalam rumah untuk bertemu dan berpamitan dengan kakeknya. Sebelum kakek Anin pergi ke ladang. Ben langsung berpamitan kepada kakek Anin dan mengucapkan terima kasih kepada kakeknya. Saat Ben hendak pergi Anin berkata

"Jika kamu rindu kepadaku. Datanglah ke bukit itu. Di waktu yang sama seperti kemarin" ucap Anin
"Iya. Aku akan datang kesana menemuimu jika aku rindu kepadamu" kata Ben
"Baiklah. Aku pergi dulu. Terima kasih sudah merawatku" sambung Ben.

Anin sedikit meneteskan air matanya untuk kepergian Ben. Ben mencoba menenangkan Anin sebelum pergi. Saat Anin sudah tenang kembali, Ben pergi meninggalkan tempat itu. Anin melambaikan tangan sebagai tanda berpisah. Ben hanya tersenyum kepada Anin. Ben melangkah pergi dengan penuh kebahagiaan.

-skip-

Setelah beberapa saat berjalan dan menaiki angkutan umum. Ben, akhirnya sampai di kota dan langsung pergi ke kampus. Ketika di kampus, Ben menabrak seorang gadis. Ben dan gadis itu terjadi. Saat hendak berdiri, Ben melihat ke arah gadis itu. Rupanya itu adalah gadis yang waktu itu pernah di bully oleh salah satu gadis kaya di kampus.

"Kamu tidak apa-apa? Maaf aku tidak melihatmu?" ucap Ben meminta maaf kepada gadis tersebut
"Tidak apa-apa" jawab gadis itu sambil berdiri merapikan bajunya
"Apa kamu yakin?"
"Yakin"
"Tapi, hidungmu berdarah. Mau ku bawa ke ruang perawatan?" kata Ben menawarkan
"Tidak usah. Terima kasih" jawabnya terburu-buru

Gadis itu berlari. Seakan-akan terlambat akan sesuatu. Ben langsung menuju ke kelas.

▪ beberapa saat kemudian ▪

Di kelas

Setelah lama menunggu, terlihat sosok pria yang ingin mengabarkan sesuatu ke kelas Ben. Ternyata itu adalah guru piket. Guru itu mengumumkan kepada kelas Ben, bahwa guru yang mengisi kelasnya hari ini tidak dapat mengajar karena ada keperluan mewakili sekolah. Pada akhirnya kelas kosong. Dan Ben pergi untuk pulang.

Saat di perjalanan pulang. Ben bertemu dengan gadis tadi. Lalu gadis itu -

~ udah dulu nyet. Vote, komen, follow. Jangan lupa. Entar up lagi. Gatau kapan ~

Gangsal (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang