Chapter 8 - Kaya dan Miskin

50 7 14
                                    

Lanjutan

Saat di perjalanan pulang. Ben bertemu dengan gadis tadi. Lalu gadis itu berkata.

"Eemmm m-maaf untuk yang tadi" ucap gadis itu
"Maaf untuk apa?" heran Ben
"Karena aku langsung meninggalkanmu" ucap gadis itu menjelaskan
"Tidak usah dipikirkan. Aku paham" kata Ben dengan tersenyum
"Ngomong-ngomong s-siapa n-namamu?" Gadis itu bertanya
"Namaku Nero" kata Ben
"Namaku Fransisca, panggil aja Sisca"

Info : Nero (kepribadian Ben) adalah sosok yang sangat tidak suka dengan orang penakut dan orang sombong

"Sebagai tanda maaf bolehkah aku menemanimu untuk pulang?" tanya Sisca
"Baiklah" balas Ben

Setelah mereka berkenalan. Mereka langsung berjalan pulang ke rumah masing-masing. Namun disini Ben terheran-heran. Dimanakah rumahnya sehingga dia mau menemaninya pulang. Akhirnya Ben menanyakan hal tersebut kepada Sisca.

"Apakah rumahmu searah denganku?" tanya Ben
"Hmm. Iyah~" jawab malu Sisca
"Tapi itu hanya rumah ayahku. Rumah ibuku berada di desa. Aku sebenarnya bukan orang kota, aku orang desa. Ayah dan Ibuku bercerai namun mereka tampak baik-baik saja. Aku disini karena aku kuliah, makanya aku tinggal di rumah ayahku" ujar Sisca kepada Ben
"Oh. Seperti itu"

Di tengah perjalanan, mereka bertemu dengan gadis kaya yang selalu membully Sisca. Sisca terkejut, kemudian bersembunyi sambil berpengan tangan kepada Ben.

"Kamu kenapa?" tanya Ben terheran
"A-ada Laura disana. Aku takut. Dia akan membully ku" kata Sisca yang dibelakang badan Ben
"Mengapa kamu tidak melawannya?"
"Aku tidak punya kuasa. Para guru tunduk kepadanya"
"Baiklah. Bersembunyilah"

Tanpa sadar bahwa Sisca disana, Laura melewati mereka berdua begitu saja.

-skip-

Di depan rumah Ben

"Terima kasih sudah menemaniku" ucap Ben
"Tidak apa-apa. Aku juga berterima kasih karena telah menjadi tempat bersembunyiku" ucap Sisca tersipu malu
"Sampai jumpa, bye" sambung Sisca meninggalkan Ben

Dan Ben hanya melambaikan tangan kepada Sisca. Ben tak langsung masuk kedalam rumah. Ben sempat terdiam diri memikirkan suatu hal. Rupanya Ben memirkirkan Laura. Ya, Laura, Si Gadis paling kaya di kampusnya Ben. Orang yang suka membully Sisca, Si Gadis miskin. Ben pergi meninggalkan rumah untum berjalan-jalan menenangkan pikirannya.

Lalu Ben masuk ke sebuah Minimarket untuk membeli minuman. Saat keluar pintu Minimarket, Ben melihat Laura berjalan sendirian. Lalu, Ben mengikuti Laura. Ben tak tau Laura akan pergi kemana. Yang pasti Ben hanya ingin mengikuti dan mencari tau tentang dia. Tak lama kemudian, Laura berhenti dan masuk ke sebuah rumah kosong tak berpenghuni. Ben mencoba melihatnya dari kejauhan. Kemudian, Ben terkejut. Ben dikejutkan oleh Laura. Karena ternyata, di rumah kosong itu terdapat banyak sekali botol minuman beralkohol. Mungkin lebih dari 10 botol. Dan dengan santainya, Laura duduk di kursi yang ada disana sambil menenggak minumal beralkohol itu. Ben pun mencoba menunggunya selesai, hingga akhirnya Ben memutuskan untuk melihat Laura menghabiskan minumannya.

▪ 3 jam kemudian ▪

Setelah lama menunggu Laura masih tetap duduk di tempatnya dengan sedikit mabuk. Tak sabar, Ben akhirnya masuk kedalam rumah kosong itu untuk berbicara dengan Laura.

Rumah tua kosong

"Heh!!!. Siapa kau?" tanya Laura dengan lantang
"Aku tidak sengaja masuk" ucap Ben
"Kau ingin memalakku? Ini ambilah" sambil mengambil uang yang banyak dari dalam dompetnya
"Aku tidak ingin uangmu" ucap Ben santai
"Lalu, mengapa kau kemari? Jika tidak ada urusan pergilah!!!" tegas Laura yang tengah mabuk itu
"Aku ada urusan denganmu" ucap Ben
"Urusan apa? Aku tidak mengenalmu"
"Tapi aku tau kamu. Namamu Laura kan?" ujar Ben
"Tau darimana kau namaku itu! Pergi kau bajingan!!!" ucap lantang Laura mengusir Ben
"Ada gadis miskin yang aku kenal. Dan dia katanya selalu kamu ganggu dan kamu bully" kata Ben
"Siapa!!" tanya Laura sambil meneguk minumannya
"Mungkin kamu sudah kenal. Namanya Sisca"
"Ooooohhh. Siscaaaaa. Si Lajang itu? Yaa aku memang suka mengganggunya. Dia itu penakut! Saangat penakut. Karena sifatnga itu orang tuanya bercerai" jelas Laura
"Mengapa kamu tau tentang orang tuanya?" ujar Ben terheran
"Aku dulu teman SMAnya" kata Laura
"Yaa. Dia memang pantas seperti itu. Aku benci dengan orang penakut"
"Ya sama aku juga benci dengan orang penakut dan orang yang sombong sepertimu" kata Ben
"Lalu apa yang kau ingin lakukan haa!!" tantang Laura.

Kemudian, Ben, mengambil -

~ vote, comment, follow jangan lupa woi ~

Gangsal (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang