" ck , sialan ga nyampe ". Disti berdecak kesal sambil berusaha meraih buku yang berada di rak perpustakaan yang baginya sangat lah tinggi, sesekali dia melompat agar bisa mengambil buku tersebut. kalau bukan karena tugas ekonomi dari gurunya itu ia tak akan mau seperti sekarang, meloncat-loncat seperti orang gila. Untung saja sekarang perpustakaan sedang sepi jadi ia bisa meloncat tanpa harus malu menjadi pusat perhatian.
Disti menghentikan kegiatan ayo melompat ketika sepasang tangan kekar mengambil buku yang ia incar beberapa saat ini, dan pria itu memberikannya pada disti lalu berlalu begitu saja, tanpa sepatah kata apapun.
Gadis itu hanya melongo dengan apa yang terjadi padanya beberapa saat lalu, kemudian ia tersadar dan segera keluar dari perpustakaan, menemui orang yang telah membantunya tadi untuk berterima kasih, tapi nihil. Sosok tadi telah menghilang dari hadapan nya. Mengapa ia cepat sekali berjalan, bahkan disti tak melihat wajahnya tadi karena pria itu menggunakan masker untuk menutupi wajah nya.
" Kemana dia ? "
🌻
" Dugem trus lu frey, kapan tobatnya".Petuah Disti pada gadis yang memiliki rambut lurus hitam legam yang selalu di cepol asal oleh sang pemilik setiap pergi ke sekolah.
"Mending adek ikutan goyang sini sama abang". itu kevin, teman satu kelasnya yang bertubuh tinggi, memiliki kulit kecoklatan tapi terlihat manis disaat bersamaan, memiliki hobi mengganggu si kecil- disti.
Plak
Itu Aletta yang mendengar ucapan kevin langsung menimpuk pria itu dengan buku cetak kimia yang bisa dibilang sangat tebal dan menimbulkan ringisan dari korban.
"Gausah ngajarin yang ga bener sama adek gua". Ancam aletta dengan menunjuk muka kevin.
"Iya jeno , brisik ah".Jawab Kevin dengan santai. Oh ayolah suara baritonnya menggema di seluruh kelas dan memancing sorakan dari teman temannya itu.
"Cie letta sama anak sebelah ya"
"Udah jadi belom? Kalau udah jadi jangan lupa mie ayam cuy"
" Eh tapi Jeno udah jadian ga si sama Athala? "
"Eh serius?!"
Aletta bukan tidak mendengarnya, ucapan teman sekelasnya itu terlampau keras sampai terekam dengan jelas oleh telinganya. Ia hanya terdiam sambil tersenyum miris menertawakan nasibnya, jika memang Jeno sudah memiliki kekasih maka terjawab sudah alasan Jeno menghindarinya beberapa minggu ini.
" Gausah di dengerin, gua rasa cuman gosip ". Ujar lea santai sambil merangkul sahabatnya itu , bermaksud menenangkan. Tapi itu tak mengubah ekspresi aletta, Lea melirik sekilas pada Rhea yang duduk di hadapannya sembari menaikkan alisnya sebelah, memberi isyarat pada gadis itu.
Ah, Rhea paham sekarang dengan maksud Lea, kemudian ia menjentikkan jari nya sambil mengangguk tanda setuju.
" RISOLES BUDE , IM COMING!! ". Seru Lea dan Rhea serempak sambil tertawa kecil dan menarik Aletta yang masi murung- karena perkataan teman sekelasnya tadi, tak lupa mengajak freya dan disti.
🌻
Gadis itu duduk sambil menatap lapangan di hadapannya , terdapat seorang pria yang sedang bermain basket sendirian. Ya, sedari tadi memang safira melihat abang kelasnya-devan bermain basket tanpa henti, keringat sudah bercucuran di dahi serta lehernya, tetapi tidak melunturkan semangat devan untuk bermain sampai sekarang.