9

1.6K 163 1
                                    

Hai ini aku baru saja sampai di apartemen, seharian ini aku merasa lelah. Sepulang sekolah tadi aku pergi ke rumah yeji untuk belajar bersama, jadi aku pulang cukup terlambat sekarang. Sebentar lagi rejun akan segera pulang, aku segera bersiap dan segera memasak untuknya. Tadi sebelum pulang aku makan dulu bersama yeji dan siyeon, jadi aku tidak merasa lapar sekarang.

Benar saja, tak lama renjun pulang. "Kau sudah pulang, aku baru akan memasak makan malam untukmu. Kau bisa mandi dulu selelah itu kau bisa makan" ucapku padanya, dia hanya mengangguk dan masuk kekamarnya, ada yang aneh.

Tak butuh waktu lama masakanku sudah jadi, sepertinya aku sudah pandai memasak sekarang. Tapi renjun tak juga keluar dari kamarnya, seharusnya dia sudah selesai mandi. Aku putuskan memanggilnya.

"Renjun, kau sudah selesai mandi? Segeralah makan sebelum makanannya menjadi dingin" aku mengetok pintu kamar renjun, tapi tidak ada jawaban darinya.

Aku mencoba membuka pintunya ternyata tidak dikunci, saat ku masuk kulihat renjun sudah dalam posisi tidur, bahkan masih mengenakan pakaian kerja.

"Renjun bangun, kalau kau tidak mau mandi sebaiknya ganti bajumu dan makan sebelum tidur, kau bisa sakit nanti jika tidak makan" aku mencoba membangunkannya, kulihat matanya mulai terbuka.

"Hmm.." dia hanya bergumam. "Kau kenapa?" aku meletakan tanganku di dahinya, panas sekali. "Kau demam renjun, sebentar akan aku ambilkan obat".

Aku keluar dan kembali dengan membawa obat dan juga air untuk mengompresnya. Aku suruh dia duduk dan meminum obat. Karena demam bajunya jadi basah oleh keringat.

"Jangan berbaring dulu aku akan ambilkan kaos untukmu, bajumu basah sekarang" aku mencari kaos di lemarinya dan mengambil yang paling atas.

"Kepalaku pusing" katanya sambil memegangi dahinya. "Aku akan membatu mengganti bajumu, setelah ini kau bisa tidur" aku membantu membuka kemejanya, kenapa aku gugup sendiri, sadar lia ini bukan saatnya kau berfikiran yang aneh.

Aku membantunya memakai kaos, setelah itu dia langsung tidur. Aku mengompres dahinya dan mengukur suhu tubuhnya dengan termometer. 39° ini cukup tinggi, aku terus mengompresnya supaya suhunya turun.

Setelah cukup lama mengompres aku mengukur suhunya lagi. 37°, sudah mulai turun. Aku ingin kembali ke kamarku dan istirahat, tiba tiba renjun memegang tanganku dan membuka matanya.

"Kau mau pergi kemana, tolong temani aku malam ini" aku melihatnya merasa kasihan jadi aku mengangguk. "Sini, tidurlah disini" ucapnya sambil menunjukan tempat kosong di sampingnya. Aku merasa tidak tega, mengikuti apa yang dia mau.

Kurebahkan badanku di sampinya tiba-tiba dia langsung memelukku.
"Terima kasih, selamat malam" ucapnya lalu mecium puncak kepalaku. Aku merasa tidur dengan nyaman sekarang.


***



Aku membuka mataku, kepalaku sudah tidak terasa pusing lagi. Sudah pagi, aku lihat lia tidur sambil memelukku sekarang. Aku memandanginya sebentar, "cantik" setelah puas aku baru akan membangunkannya. Aku cium kedua matanya, hidungnya tak ketinggalan bibirnya agak lama, tidak seperti saat pertama kali aku melakukannya aku lebih berani sekarang, lalu aku merasa lia membuka matanya kaget.

"Selamat pagi" ucapku sambil tersenyum. Dia cepat-cepat melepaskan pelukannya dariku.

"Selamat pagi" ucapnya sambil berusaha menutupi wajahnya dengan selimut. Mukanya pasti memerah sekarang seperti saat pertama kali aku menciumnya kemarin, manis sekali.

"Ini sudah pagi ayo bersiap sekolah, hari ini ada ulangan praktik pelajaran  kimia kan" aku mencoba menyadarkannya.

"Kau sudah sembuh" tanya lia padaku. Aku menempelkan dahiku ke dahinya. "Sudah, panasnya juga sudah turun kan?" aku terus menatapnya.

AMOUR [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang