Kini kubagai menanti datangnya pelangi
Di malam hari yang sepi
Park Sooyoung terbangun dengan kepala berat dan pandangan remang-remang. Sepertinya artikel yang ia baca di internet beberapa waktu lalu memang benar. Tidur dengan pikiran rumit dan stres justru akan membuat tubuh terasa tidak nyaman saat bangun.
Sooyoung menarik nafas panjang, berusaha mengusir ingatan tentang seluruh kejadian kemarin—alasannya menangis sebelum tidur semalam. Biasanya Sooyoung bukan gadis yang cengeng, sumpah! Tetapi entah kenapa semalam rasanya sangat sesak sampai ia harus tersedu-sedu sebagai pelampiasan. Semalam itu... rasanya ia sudah semakin mendekati batasnya. Seluruh perasaan yang menggunung di hatinya sudah menunggu untuk meledak.
Sooyoung meraih dan memeriksa ponselnya. Tidak ada yang spesial kecuali sebuah pesan singkat dari Jeon Wonwoo di aplikasi Katalk. Cowok itu menanyakan keadaannya. Sooyoung agak mengernyit meskipun tidak terkejut. Wonwoo pasti masih mengkhawatirkannya setelah kejadian kemarin.
Setelah membalas pesan Wonwoo dengan jawaban yang sama dengan kemarin, Sooyoung segera beranjak ke kamar mandi. Sakit kepalanya tentu saja tidak bisa mengalahkan jadwal kuliah dan janji rapat klub fotografi. Hidup harus tetap berjalan meskipun perasaannya sedang tidak baik-baik saja.
*
Empat belas jam sebelumnya
"Gila memang si Taehyung! Sialan!"
Sooyoung mengembuskan nafas panjang begitu mendengar kata makian yang keluar dari mulut Jeonghan. Mereka semua, para personil dan kru Alive, sedang dilanda kecemasan tetapi sejak tadi Jeonghan terlihat tidak bisa menutupi emosinya. Untungnya ada Jimin yang berusaha menenangkan semua orang dengan berkata bahwa semua akan baik-baik saja.
Sooyoung sudah mencoba menghubungi ponsel Taehyung berkali-kali tetapi tidak diangkat. Pacarnya itu seolah hilang ditelan bumi setelah tadi buru-buru pergi. Ia bahkan tidak menghiraukan permintaan Jeonghan untuk berkumpul sebentar sehabis gladi bersih. Taehyung terlihat panik dan tidak fokus.
"Gue bakal balik sebelum kita naik panggung," janjinya sebelum pergi.
Sooyoung, yang sudah terbiasa dengan janji kosong Taehyung akhir-akhir ini, merasa ngeri memikirkan kemungkinan Taehyung mengingkari ucapannya kali ini. Masalahnya, Alive sedang menjadi salah satu pengisi acara di sebuah festival musik yang cukup besar. Kehadiran Taehyung sebagai gitaris sekaligus pencipta sebagian besar lagu Alive sangat dibutuhkan.
"Bang Taehyung bakal balik tepat waktu. Lo jangan khawatir, ya, Kak."
Sooyoung menoleh kepada Wonwoo yang baru saja berkata padanya. Ia ingin sekali percaya pada ucapan Wonwoo. Namun, perasaannya sendiri tidak yakin. Janji yang diingkari Taehyung lebih banyak daripada yang ditepatinya.
"Memangnya Taehyung ke mana, sih?" tanya Seulgi.
Sooyoung menggeleng perlahan. "Nggak tahu, dia nggak bilang apa-apa. Cuma bilang bakal balik sebelum naik panggung."
"Mau ketemu Joohyun lah, apa lagi?!" sambar Jeonghan. "Memang sialan, tuh, cewek. Lagian udah gue bilang berkali-kali ke Taehyung buat nggak dekat-dekat cewek itu lagi, masih aja didekatin."
"Bang!" Wonwoo segera memprotes Jeonghan yang emosinya makin tidak karuan. Cowok itu lantas meminta Dowoon untuk menggiring Jeonghan keluar dan menenangkannya. Ia sendiri menyempatkan diri untuk berbalik pada Sooyoung hanya untuk berkata, "Jangan dengerin omongan Bang Jeonghan, Kak."
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTERNATE UNIVERSE - VJOY [FIN]
FanfictionKisah Park Sooyoung dan Kim Taehyung; seorang pengagum dalam diam dan pangeran es yang populer. Awalnya, Sooyoung tidak berharap Taehyung balas menyukainya. Ia tahu diri sehingga merasa cukup mengagumi Taehyung dari jauh. Namun, perasaannya goyah sa...