11. Dari Sisi Lain

1.5K 260 39
                                    

Ada kata-kata yang tetap tidak bisa diucapkan meskipun sudah berada di ujung lidah.

Kata-kata itulah yang pada akhirnya justru sangat menyakitkan.

*


Beberapa minggu sebelum hari kematian ibu Joohyun

Wonwoo menatap Taehyung kesal. Cowok yang sudah dianggapnya seperti kakak kandung sendiri itu kini tampak begitu lelah dan kuyu. Sebenarnya, di satu sisi ia merasa kasihan pada Taehyung. Namun, begitu mengingat perlakuannya pada Sooyoung, rasa kasihan itu seperti menguap tanpa bekas. Taehyung di matanya berubah menjadi brengsek tidak tahu diri.

"Lo mau ngomong apa?" tanya Taehyung lirih sambil menatap Wonwoo. "Gue ada urusan lagi habis ini jadi kalau memang ada yang mau lo bicarain..."

"Lo dekat lagi sama Kak Joohyun, Bang?" tembak Wonwoo langsung.

Taehyung terlihat terkejut tapi kemudian ia kembali tersenyum kecil, seolah menyadari sesuatu. "Kalau iya, memangnya kenapa?"

"Terus Kak Sooyoung mau lo ke manain?"

Taehyung mendengus. "Ya nggak ke mana-mana. Dia tetap di posisinya."

Mendengar jawaban acuh tak acuh itu, Wonwoo jadi gusar dan merasa tidak sabar. "Bang, kalau memang lo nggak yakin bisa ngebahagiain Kak Sooyoung, gue bisa ambil alih peran lo. Gue dengan suka rela bakal ngegantiin posisi lo buat bikin Kak Sooyoung bahagia."

"Apa maksud lo, Won?"

Wonwoo tersenyum sinis. "Kalau memang lo belum bisa ngelepasin Kak Joohyun, kenapa harus maksa pacaran sama Kak Sooyoung? Lo nggak sadar udah bikin Kak Sooyoung sakit?"

Air wajah Taehyung mengeras, tanda ia merasa tersinggung dengan ucapan sahabatnya itu. "Lo, kan, tau kalau ibu Joohyun lagi sakit keras," geramnya. "Gue nemenin Joohyun karena dia nggak punya siapa-siapa lagi."

Kali ini Wonwoo tertawa meremehkan. "Yakin cuma lo teman yang dia punya? Lo udah kenal lama sama Kak Joohyun, kenapa nggak pernah belajar dari pengalaman, sih?" katanya pelan lantas mengembuskan nafas panjang. "Okelah kalau memang lo mau nemanin Kak Joohyun, tapi memangnya lo nggak bisa ngajak Kak Sooyoung ke sana daripada harus ninggalin dia sendirian? Harus banget lo bikin dia nangis karena bingung dengan sikap lo?"

Taehyung menatap Wonwoo lekat. Matanya memicing dan sarat emosi. Ia tampak menahan amarahnya sekuat tenaga. "Lo nggak tahu apa-apa, Won." Suaranya sarat dengan peringatan. "Lebih baik lo nggak usah ikut campur urusan gue."

"Ngelihat lo nyakitin dan sia-siain Kak Sooyoung..." Wonwoo menggelengkan kepalanya, "gue nggak tahan buat nggak ikut campur, Bang."

Taehyung tersenyum sinis. "Lo siapanya Sooyoung, hah?"

"Gue memang bukan siapa-siapanya Kak Sooyoung, Bang. Tapi lo harus tau." Wonwoo maju selangkah untuk mendekati Taehyung. "Gue suka sama Kak Sooyoung. Mungkin lo suka Kak Sooyoung duluan daripada gue, tapi gue yakin rasa suka gue lebih besar daripada lo. Gue yakin lebih mampu bahagiain Kak Sooyoung daripada lo."

Wonwoo langsung balik badan setelah menyelesaikan kalimatnya. Terlalu lama berada di depan Taehyung membuat Wonwoo semakin merasa marah. Ia amat kecewa pada laki-laki yang sudah ia anggap sebagai kakak itu. Rasa hormat dan kagumnya nyaris terkikis habis. Jika tidak ingat bahwa kebodohan Taehyung sebagian besar diakibatkan oleh manipulasi Joohyun, Wonwoo pasti tidak akan sudi melihat wajahnya lagi.

*

Jeon Wonwoo tidak menyangka akan tiba hari ketika rasa hormatnya pada Kim Taehyung goyah dan perlahan memudar. Sebagai seseorang yang sudah mengenal Taehyung sejak lama, Wonwoo tahu dengan baik perjalanan hidup Taehyung—meskipun tidak seluruhnya karena seniornya itu lumayan tertutup soal kehidupan pribadinya. Setidaknya, Wonwoo tahu bahwa Taehyung adalah orang yang patut dikagumi; sebagai seorang teman, ia sangat loyal dan perhatian.

ALTERNATE UNIVERSE - VJOY [FIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang