"Gue ke sana dulu, ya, Tae? Mau cari minum, haus soalnya. Lo ngobrol aja sama Joohyun."
Park Sooyoung benar-benar merasa harus segera menyingkir dari dua orang yang mengaku teman tapi terus berpandang-pandangan dengan intens itu. Ia harus pergi sebelum kekacauan perasaannya berubah menjadi air mata—ia yakin sebentar lagi akan menangis karena matanya sudah mulai panas. Sooyoung benci terlihat lemah di depan orang lain. Dan bukankah akan aneh jika tiba-tiba ia menangis? Jadi lebih baik ia menyingkir sebentar.
Namun, sepertinya Kim Taehyung tidak sepemikiran dengannya. Cowok itu, entah kenapa, malah menahan tangannya, membuat Sooyoung sangat kaget. Bae Joohyung juga terkejut. Keduanya sama-sama heran tapi untuk alasan yang berbeda.
"Bareng aja. Gue juga haus." Ucapan Taehyung singkat, padat, dan jelas tapi tidak mampu membuat keterkejutan Sooyoung dan Joohyun hilang. Cowok itu lantas mengalihkan pandangannya kembali pada Joohyun, yang masih memandangi tautan tangan Taehyung dan Sooyoung. "Senang ketemu lo di sini, Joohyun. Sekali lagi selamat, ya. Semoga nanti walk-nya lancar."
Joohyun terlihat kehilangan fokus—sama, sih, dengan Sooyoung. Mata indahnya mengerjap-ngerjap bingung. Duh, sedang kebingungan pun ia masih terlihat seperti dewi. "Oh... Ya, makasih, Tae," ucapnya lirih.
Taehyung tersenyum dan mengangguk. Sedetik kemudian ia menatap Sooyoung dan berkata, "Ayo."
Sooyoung mengangguk sekilas pada Joohyun sebelum mereka berbalik. Matanya sempat menangkap wajah Joohyun yang berubah merah. Mendadak Sooyoung merasa bersalah dan malu tanpa alasan yang jelas. Selain itu, sebersit perasaan iba juga mampir di hatinya untuk Joohyun. Cewek cantik itu pasti punya perasaan pada Taehyung, sama seperti dirinya.
"Lo mau minum apa?" Taehyung tiba-tiba berhenti berjalan dan menatap Sooyoung. "Mending ke kafe aja atau gimana? Lo kedinginan nggak, sih?"
Kepala Sooyoung yang sudah pusing semakin berputar-putar mendengar pertanyaan beruntun dari Taehyung. Bagaimana bisa kedinginan kalau seluruh tubuhnya sekarang terasa hangat karena genggaman tangan mereka?
Taehyung tampaknya menyadari ke mana pikiran dan tatapan Sooyoung tertuju sebab ia lantas segera melepas genggamannya pada pergelangan tangan Sooyoung. Padahal Sooyoung tidak keberatan atau protes bila mereka harus bergandengan seperti itu sampai ke rumah.
"Eh, maaf, Young. Gue nggak sadar," kata Taehyung panik sambil meremas-remas tangannya di samping kepala.
Sooyoung hanya tertawa. Lucu melihat Taehyung, si pangeran es yang selalu kaku, sampai salah tingkah seperti itu. Sungguh sebuah pemandangan langka. "Nggak papa, santai aja," sahut Sooyoung. Wahai hati, dengerin! Santai aja! Baru juga dipegang sedikit, tambah Sooyoung untuk dirinya sendiri. "Mau sekalian makan nggak? Gue tiba-tiba lapar, nih."
Bagus, Sooyoung. Ajakan yang sangat natural.
Taehyung tertawa kecil sebelum mengangguk. "Boleh. Gue juga lapar."
Senyum Sooyoung mengembang. "Gue tahu tempat makan enak di dekat sini. Kita ke sana nggak papa, kan?"
*
Dulu sewaktu masih remaja, Sooyoung selalu penasaran tentang masa depan percintaannya. Tidak seperti Seulgi yang populer, Sooyoung bisa dibilang siswa yang kuper alias kurang pergaulan sewaktu SMA. Oke, ia mengaku. Ia masih kuper bahkan sampai saat ini ketika sudah kuliah. Ia bersyukur Seulgi mengajaknya masuk klub fotografi jadi pergaulannya tidak sebatas kampus-rumah.
Pada dasarnya, ia bukan orang yang mudah dekat dengan orang lain—berkebalikan dengan Seulgi yang ceria dan ramah pada siapa saja. Maka tidak heran ia menghabiskan masa SMA-nya hanya dengan belajar. Ia tidak mengenal kata-kata semacam 'cinta' dan 'pacar' dalam kamusnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTERNATE UNIVERSE - VJOY [FIN]
FanficKisah Park Sooyoung dan Kim Taehyung; seorang pengagum dalam diam dan pangeran es yang populer. Awalnya, Sooyoung tidak berharap Taehyung balas menyukainya. Ia tahu diri sehingga merasa cukup mengagumi Taehyung dari jauh. Namun, perasaannya goyah sa...