Jadi ini rasanya masih cinta tapi harus melupakan?
Selama seminggu terakhir, Park Sooyoung seolah berubah jadi zombie. Ia masih merespon saat diajak bicara, tersenyum saat diajak bercanda, dan menjawab saat diberi pertanyaan. Namun, itu semua hanya formalitas. Semuanya datar dan diiringi tatapan kosong yang aneh.
Kang Seulgi mengembuskan nafas panjang ketika melihat Sooyoung hanya mengaduk-aduk makanan di piringnya sambil melamun. Melihat semangat hidup Sooyoung yang jatuh sampai ke dasar membuat Seulgi ikut merasa depresi. Ck, patah hati terlihat sangat menyeramkan. Diam-diam Seulgi berdoa supaya hubungannya dan Jimin selalu baik-baik saja.
"Seenggaknya lo makan meskipun cuma sedikit, Young," ujar Seulgi membujuk sahabatnya yang terlihat semakin kurus hanya dalam waktu seminggu itu.
Tatapan Sooyoung tetap menerawang. Tanpa kata, ia menyuapkan sesendok nasi ke dalam mulutnya sendiri. Gerakannya kaku seperti robot dan itu membuat Seulgi meringis.
"Nggak bisa begini." Seulgi menggebrak meja. "Ayo ketemu Taehyung. Kita harus ngomong sama dia."
Saat mendengar nama Taehyung, api di mata Sooyoung mendadak menyala. "Mau ngapain?" tanyanya sambil menatap Seulgi cemas.
Seulgi berdecak. "Lo harus bilang kalau lo nggak mau putus begitu aja. Dia harus ngasih alasan jelas kenapa dia minta putus."
"Dia mau sama Joohyun, Seul."
"Nemenin Joohyun karena cewek itu masih berduka, kan? Tapi apa iya kalian harus putus? Kalau dia minta nunggu, lo pasti mau, kan? Kenapa harus putus? Yakin Taehyung yang memang mau putus dan bukannya Joohyun yang ngedesak dia?"
Sooyoung memijat pelipisnya, pusing mendengar rentetan omong kosong Seulgi. "Nggak tau," bisiknya.
"Makanya kita harus ketemu Taehyung. Lo harus minta penjelasan yang sejelas-jelasnya dari dia. Enak aja minta putus."
Sooyoung mengembuskan nafas panjang, menimbang-nimbang. Ucapan Seulgi sebagian memang benar. Kalau saja Taehyung memintanya menunggu, kalau saja ia memberi penjelasan yang lengkap, Sooyoung pasti akan mencoba mengerti. Namun, cowok itu sendiri yang memilih untuk tidak berhubungan lagi dengannya.
"Nanti," kata Sooyoung kemudian. "Nanti gue hubungin dia."
"Kapan?" desak Seulgi.
"Nanti kalau gue udah siap, Seul. Sekarang hati gue sendiri masih belum jelas. Gue belum siap ketemu Taehyung sekarang."
Seulgi menghempaskan punggungnya ke sandaran kursi. Ia menatap Sooyoung lekat tapi lembut. "Gue nggak pengen lo terluka, Young. Lo tau, kan?"
Sooyoung mengangguk dan memaksakan sebuah senyum. "Gue tau."
Seulgi berdecak. "Taehyung brengsek."
Pikiran Sooyoung kembali menerawang. Ia tidak pernah melihat Taehyung di kampus sejak kematian ibu Joohyun padahal saat ini sudah memasuki masa ujian. Kata Wonwoo, Taehyung mengajukan permohonan ujian susulan karena alasan penting. Itu sebabnya ia tidak pernah terlihat di kampus.
Selama itu pula, mereka putus kontak sama sekali. Taehyung tidak pernah menelepon atau mengiriminya pesan, sementara Sooyoung terlalu pengecut untuk melakukannya duluan. Ia tidak percaya diri. Terlebih, ia takut Taehyung terganggu olehnya. Kombinasi dari berbagai perasaan itu membuat Sooyoung hancur.
Untungnya, masih ada orang-orang yang menemani dan menghiburnya. Seulgi dan Wonwoo nyaris setiap pagi mengiriminya pesan. Di malam hari, mereka terkadang meneleponnya. Wonwoo malah sering mengiriminya pesan suara, baik berupa potongan lagu maupun cerita-cerita acak tentang hidupnya. Sungguh dua orang kurang kerjaan, tapi Sooyoung sangat bersyukur ada mereka di sisinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTERNATE UNIVERSE - VJOY [FIN]
FanfictionKisah Park Sooyoung dan Kim Taehyung; seorang pengagum dalam diam dan pangeran es yang populer. Awalnya, Sooyoung tidak berharap Taehyung balas menyukainya. Ia tahu diri sehingga merasa cukup mengagumi Taehyung dari jauh. Namun, perasaannya goyah sa...