Kubalut Luka Lama Saat Kau Pergi (Part 2)

154 12 0
                                    

Sebelumnya

"Gue boleh kasih usul?" tanya Boby yang membuat Nabill dan Jeje menatap cepat kearahnya.

"Dulu pas SMP ada satu cewek yang gue kenal, pernah jadi juara satu pas acara lomba nynyi." Lanjut Boby.

"Siapa?" tanya Nabill dengan mata berbinar.

"Loe yakin mau pake dia?" tanya Boby balik.

"Kalo emang nggak ada pilihan lain, nggak ada jalan lain lagi."





"Gaby!" ujar Boby

~



Gaby Gabriella Cornelia, nama dari seorang gadis yang kerap disapa atau di panggil Gaby. Gadis yang juga sempat menaruh perasaannya pada Nabill, namun satu kejadian membuatnya menjauh dari Nabill, dimana saat itu pertama kali Nabill tahu jika Boby melakukan hal yang paling dirinya benci, ternyata bukan hanya Boby saat itu yang hanya merasakan dampaknya dari Nabill, Gaby juga yang sampai saat ini belum tahu dimana letak kesalahannya saat itu, juga melah terkena amukan pedas Nabill.

Mungkin pada dasarnya Nabill salah satu termasuk orang yang terlalu baik pada orang – orang di sektarnya, hingga jika ia marah maka orang – arang akan melihat Nabill dari segi terburuknya.

Namun meski begitu, hati Gaby hingga saat ini masih miliknya, entah apa alasannya, Gaby sendiri malah jatuh cinta pada Nabill, meski ia belum tahu bagaimana perasaan Nabil terhadapnya. Bahkan pernah sekali ia tak bisa tidur kerana terlalu merindukan pria yang bukan siapa – siapanya itu.

"Oiya, Shan? Kita mau kemana?" tanya Gaby di tengah perjalanan keduanya.

Sebelumnya Shania yang baru pulang dari acarayang diadakan di rumah Ve, Shania mendapat kabar dari Boby jika Nabill sudah ada di Jakarta sejak pagi tadi dan Boboy menyuruhnya untuk mengajak Gaby menemui Nabill.

"Surprise, dong! Nanti juga loe tau." Balas Shania.

"Awas aja kalo loe macem – macem, Shan!" ancam Gaby dengan wajah yang di buat secemberut mungkin.

"Nggak lah, paling abis ini pipi loe merah."

Gaby menyipitkan matanya menatap Shania dengan ujung matanya, semakin curiga entah apa yang direncanakan sahabat paling isengnya itu.

Shania menghentikan mobilnya tepat di satu rumah yang tidak terlalu besar, namun terlihat nyaman, ditambah sebuah taman di depannya serta tidak terlalu berdempetan dengan rumah lainnya.

"Rumah siapa ini?" tanya Gaby dengan menatap setiap sisi rumah dihadapannya.

"Rumah pacar loe." Ujar Shania yang semakin membuat Gaby mengerutkan alisnya.

"Eh, Shan tunggu!" pekik Gaby saat Shania dengan santainya masuk ke pekaraman rumah di depannya, malah dengan lancangnya Shania membuka pintu dan masuk tanpa salam permisi.

"Masa Boby pindah nggak bilang dulu sama Gue?" batin Gaby, ya Gaby berfikir jika ini adalah rumah Boby.

Namun sepersekian detik kemudian, betapa terkejutnya Gaby saat siapa tuan rumah yang hendak menyambutnya namun masih terpaku di depan pintu. Bukan hanya Gaby, ternyata pemuda yang hendak menyambut Gaby pun masih menatap Gaby tanpa bergeming sedikitpun.

"Ma...masuk Gab..." ujar orang itu mempersilahkan Gaby masuk dengan suara sedikit gugup.

Dengan hanya menundukan kepalanya, Gaby melewati orang itu dan menghampiri Shania yang kini tengah duduk di samping Ayana, sedangkan Boby dan Jeje terlihat tengah memasang seuatu di balik tembok yang Gaby ketahui jika itu merupakan sebuah peredam suara.

Sahabatku Cintaku 2: Kupilih DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang