Haruskah Bimbang Meraja (Part 2)

113 12 14
                                    

Sebelumnya

Tutup Boby dengan mematikan telponnya, Boby menghubungi pihak sekolah itu untuk mengabari bahwa band mereka sudah sampai di depan gerbang sekolah.

"Maaf, sudah lama?"

Degh









~

Nabill, Boby, Jeje dan Shania terpaku menatap siapa yang menyambut kedatangan mereka. Jeje yang bawaannya memang temprament, dengan tiba – tiba hendak menghampiri orang itu.

"Je!" Tahan Nabill dengan mencengkram lengan Jeje sangat erat.

"Kita baru aja nyampe,koq." Balas Nabill dengan membantu orang itu mengangkut barang bawaan Nabill.

"oke, sini kita ruangan kalian, oiya disini gue yang bakal gantiin posisi Vienny sama Key." Tutur orang itu yang sukses membaut Jeje dan Boby sama sama menghentikan langkahnya.

"Oke, not bad!" Balas Nabill dengan santainya. Sedangkan Boby dan Jeje semakin terheran menatap Nabill dan orang yang mengatakan dirinya yang akan menggantikan Vienny sebagai pothografer mereka.

"Woi! Loe pada gila yah, Bill..."

"Je, brisik!" balas Nabill tanpa menatap Jeje yang sebelumnya ingin menyampaikan isi hatinya yang kini bergemuruh dengan jutaan pertannyan dalam otaknya.

"Nah, ini ruangan kalian, sengaja di pisahkan dari yang lain karena nggak ada yang tau dari siswa maupun siswi sini kalo kalian bakal dateng, udah yak, kalian istirahat. Masih ada waktu beberapa menit sebelum acara." Tutur orang itu yang kemudian hendak beranjak dari tempat itu dengan santainya.

"Weits.... bentar dulu, enak aja loe main kabur gitu aja!" ujar Jeje dengan menahan lengan orang itu.

"Loe, utang cerita sama kita! Apa maksud dari semua ini?" lanjut Boby dengan menghampiri Jeje dan orang tersebut.

"Je, Bob... udahlah ini di sekolah orang, jangan nyari ribut disini." Lerai Shania dengan menghampiri tiga orang itu.

"Vienny udah cerita semuanya, kan..." ujar orang itu yang kini menghadap Nabill yang tengah menatap kosong pada orang yang tengah jeje cengkram kuat tangannya.

"Bill..." lanjutnya.

"Ya..." balas Nabill menggantung.

"Dari versi dia, dan gue mau tau versi loe, Kak Dyo!" ujar Nabill dengan menataporang yang sedari tadi Jeje cengkram tangannya, yang ternyata adala Dyo.

"Versi gue, maupun Versi Vienny nggak akan beda, karena itulah kenyataannya..."

"Terus kenapa loe nggak pernah bilang ke gue tentang semua itu? Loe buat gue disini seolah jdi orang paling Bego yang udah hampir bunuh orang dengan segala kesalah fahaman gue." Potong Nabill dengan sedikit berteriak.

"Krena gue yakin loe saat itu nggak akan pernah nerima apapun bentuk alasan pembelan dari Gue. Karena disana nggak ada Melody yang akan kuatin semua kenyataan yang gue lontarin." Balas Dyo.

"Ini ada apa, kalian kenapa? Apa yang kalian Bahas!" potong Jeje dengan menatap Nabill dan Dyo bergantian.

"Ini memang waktu yang nggak tepat, tapi dengan segala kesalahan gue, gue mohon maaf, sama Loe kak! Gue bakal lakuin apapun agar loe bisa maafin gue." tutur Nabill dengan mengulurkan tangannya kearah Dyo.

"WHAT!!!" kaget Jeje dan Boby dengan menatap Nabill.

"Andaipun gue minta loe berlutut di kaki gue?" tanya Dyo.

"Oke!" balas Nabill yang hendak menundukan kepalanya namun dengan cepat Dyo menahannya dan menarik Nabill kedalam pelukannya.

"Loe nggak salah. Gue yang minta maaf, karena kata – kata gue, karena semua ancaman gue, loe sama Melody harus berakhir gini. Gue saat itu yang nggak yakin bisa milikin dia, nggak ada dalam otak gue kalo melody mau ngikutin permainan Gue, tapi ternyata dia ngerti, dia mau nolongin gue, bahkan dia yang bantu gue nyatain perasaan gue ke Vienny, andai loe saat itu masih ada, gue bakal jelasin semuanya tentang ancaman gue waktu itu. Gue minta maaf." Tutur Dyo dengan memeluk Nabill.

Sahabatku Cintaku 2: Kupilih DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang