"Iya... hari ini gue sama anak – anak osis senior mau pindah tugasin ke anak – anak osis yang baru di bentuk beberapa hari kebelakang, dan bakalan ada sesi buat foto – foto, makanya gue disuruh pake seragam. Kenapa, kayak orang gila, ya? Hari minggu pake seragam?" tanya Ayana dengan tertawa. Sontak melihat Ayana yang tiba – tiba tertawa, Melody yang awalnya menatap heran pun kini ikut tertawa melihat wajah Ayana yang cukup lucu saat tertawa.
"Udah, pagi – pagi udah ketawa – tawa aja, dikira orang nggak waras kita, kak..." Ujar Melody dengan sekuat tenaga menghentikan tawanya. "Gue pamit kebawah duluan, kak..."
"Yaudah gue juga ke bawah ini bentar lagi." Ujar Ayana yang di angguku Melody yang kini sudah beranjak dari tepian kasurnya.
Sesampainya Melody di bawah, ia melihat Shani atau kalo kata Nabill calon mertuanya, kini terlihat tengah berkutat dengan beberapa bahan makanan, sedangkan Vino terlihat tengah membac koran pagi di ruang tengah.
"Pagi, om..." Sapa Melody, sontak Vino yang merasa dirinya terpanggil pun menengok kearah Melody untuk menyalami Vino sebagai tanda hormatnya sebagai anak – anak.
"Eh,,, pagi juga, Mel..."Balas Vino dengan tersenyum ramah dan menyambut tangan Melody.
"Mau kemana?" lanjut Vino basa – basi.
"Itu, Imel mau bantuin tante... sekalian belajar masak." Balas Melody dengan tersenyum.
"Oh iyaudah, jangan recokin ya, di marahnya kayak macan betina mau lahiran soalnya...."
"Mamah dengar lho, Pah..." Potong Shani dari arah dapur dengan mimik muka yang cukup menyeramkan, kali ini Melody harus menyetujui ucapan Vino sebelumnya. Sedangkan Vino hanya mentapanya dengan menampakan deretan Gigi putih bersihnya.
Melody pun akhirnya menghampiri Shani yang kini tersenyum pada Melody, sontak Melody pun membalasnya kembali dengan senyuman.
"Nabill nya tidur lagi?" tanya Shani dengan mengupas sayuran yang akan keduanya masak pagi ini.
"Nggak tau, mah... Tadi Imel nggak sempet ke Nabill dulu." Balas Melody dengan juga ikut mengupasi beberapa Sayuran yang sama dengan Shani.
"Yaudah lah, biarin aja, kecapekan kayaknya..." ujar Shani yang hanya diangguki Melody.
"Ini kita mau bikin apa?" Tanya Melody.
"Nabill kalo kurang fit badannya, biasanya suka minta sup ayam yang dikasih sayuran, nah mamah mau bikin itu aja, terus ini telur dadar buat kakak." Ujar Shani yang diangguk Melody,mungkin dengan ini, Melody bisa lebih detail mengenal sosok pemuda yang saat ini begitu ia cintai.
Sedangkan di lantai atas, Nabill baru saja keluar dari kamarnya dan mengetuk pintu kamar sang Kakak untuk berniat mengajak Melody turun kebawah bersamanya.
Tok... tok... tok...
"Mell..." Panggil Nabill, namun tak ada jawaban sama sekali, dan sekali lagi Nabill melakukan hal yang sama kembali, namun kali ini bukan jawabn yang Nabill dapatkan, pintu terbuka dari dalam dan menampakan wajah kesal Ayana.
"Loh..." kaget Nabill
"Apanya yang 'loh'?" tanya Ayan dengan melihat penampilannya sendiri.
"Yang Nabill panggil kan Imel?" Tanya Nabill dengan nada yang dibuat seolah bingung.
"Kok yang keluar..." lanjut Nabill dengan menggantung dan menyimpan telunjuk di dagunya.
"Yang keluar?" Tanya Ayana denga penasaran.
"Iii... me...lempir." Lanjut Nabill yang langsung mebuat Menatapnya dengan kesal.
"NABIIIIIIILLLLLLLLL!!!!" Pekik Ayana yang hendak memukulnya denga beberapa buku yang ia bawa, Namun sebelum Ayana melakukan hal tersebut, Nabill sudah lari terbirit dari hadapan kakaknya yang kini menatap Nabill dengan segala sumpah serapahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sahabatku Cintaku 2: Kupilih Dia
FanfictionSequel of "Sahabatku Cintaku: Tersimpan" Genre : Musical Romance, Teen Fiction, School, Fans Fiction Kisah ini gue persembahin buat dia yang jauh disana, Dia yang selalu gue cintai, tapi tidak diatas segalanya. -Nabill- Kenapa harus hadir, jika untu...