"Bill..." Gumam Melody lembut.
"Hmm??" Balas Nabill tanpa menatap Melody karena fokus pada jalanan yang sebenarnya sudah sangat sepi.
'Love you..." Ucap Melody sangat lembut, Nabill tersenyum dan sekilas menatap Mata Melody
"Me too, and allways" Bals Nabill dengan mengusap kepal Melody denga lengan kirinya, namun tak lama, karna ia harus tetap memgang kemudi stirnya.
"Oiya... Untuk sementara waktu, aku belum bisa pulang ke Jakarta, kasian Nadya kalo aku tinggalin sendiri di sini, seenggaknya sampai orang tuanya dateng, nggapapa kan?" Tanya Melody yang masih setia memeluk lengan Nabill.
"Iya nggakpapa..." Balas Nabill seolah menggambarkan tak masalah sama sekali akan keinginan Melody. "Kalo loe yang belum bisa ke Jakarta, ya gue yang kesini..."
"Kamu mau pindah kesini?" Tanya Melody kaget dan langsung menegakan tubuhnya menatap Nabill.
"Ya nggak pindah juga, bentar lagi kan libur panjang buat kenaikan kelas sama pelulusan kelas tiga Mel. Ya meskipun gue nggak janji bakal sesering apa, ya mudah – mudahan jadwal – jadwal manggung nanti nggak terlalu overtime, gue bakal sempetin buat kesini." Tutur Nabill yang membuat Melody kecewa, namun meski begitu, Melody tetap mengertikan, siapa Nabill sekarang ini. Melody hanya memeliki hati Nabill, namun raganya belum sepenuhnya milik Melody, raga Nabill milik banyak orang yang mengaguminya.
"Kayaknya, miliki kamu sekarang ini, akan lebih banyak cobaannya deh, Bill." Ujar Melody yang kembali membuat Nabill kembali tersenyum.
"Kuncinya Cuma satu, kamu harus selalu percaya sama aku, dan tugas aku, selalu jaga kepercyaaan yang kamu kasih." Tutur Nabill yang kini membuat Melody tersenyum.
"Perasaan, ini nggak nyampe – nyampe ya? Lho? Ini kita ke Jakarta Beneran, Bill?" tanya Melody yang baru sadar jalan yang Nabill tempuh kini berada di jalan tol yang ternya beberapa menit lagi akan keluar di Tol yang menghubungkan Bandung dan Jakarta.
"Lagian dari tadi loe nangis mulu, Mel! Kan gue udah bialng, gue nggak tau ruamah Nadya, yaudah gue bawa pulang loe aja ke rumah Gue." Jawab Nabill santai.
"Yaudah kamu bawa aku ke rumah aku aja, jangan kerumah kamu, ya..." Pinta Melody.
"Apaansi... terus menurut bebep Cebol, Nabill bakal tega gitu?" ujar Nabill dengan wajah mengesalkannya.
"Tapi, Nabill... aku mau jawab apa Nanti kalo mamah sama papah kamu tanya?" tanya Melody dengan raut khawatirnya.
"Bilang aja... 'Aku calon menantu mu, Mah'" Ujar Nabill seolah keadannya akan biasa saja.
"Nggak sesepele itu, Nabill! Ini udah mau dini hari, dan kamu bawa cewek kerumah kamu, kerumah orang tuamu..." Ujar Melody semakin khawatir.
"Mamah ku tau, kamu orang yang baik Mel, dan mamah ku tau, kalo kamu itu wanita yang aku sayang setelah mamah dan kakak ku..." tutur Nabill seolah benar – benar tak ada masalah apapun.
"Justru itu masalahnya, sayang... Mamah nanti bakal anggap aku apa, nan..."
"Mel... percaya sama aku, semuanya bakal baik – baik aja, Ok!" Tegas Nabill, dan saat itu pula, HP Melody berdering sangat keras, dan menampilkan nama Nadya di layarnya.
"Heh! Loe berdua ngedate dimana sih? Udah melem ini! U..."
"Nad!" Potong Melody yang langsung membuat Nadya terdiam.
"Gue sama Nabill udah sampe Jakarta..."
"WHAT!!!"
"Dengerin, dulu! Besok pagi atau agak siangan gue balik ke Bandung... gatau apa nih yang si bodoh ini fikirin, sampe mau bawa gue ke depan orang tuanya, tengah malem gini lagi!" Ujar Melody dengan Nada yang pasrahnya karena keduanya sudah sampai di deket perumahan tempat Nabill tinggal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sahabatku Cintaku 2: Kupilih Dia
FanfictionSequel of "Sahabatku Cintaku: Tersimpan" Genre : Musical Romance, Teen Fiction, School, Fans Fiction Kisah ini gue persembahin buat dia yang jauh disana, Dia yang selalu gue cintai, tapi tidak diatas segalanya. -Nabill- Kenapa harus hadir, jika untu...