sabelas

152 12 2
                                    

author pov

"jadi, lo mau apa"
"mau cewe"
"njirrrr kerad"

percakapan atala dan ervan terpotong oleh ucapan salam dari guru tersayang mereka, ehm bukan, tersayang se sma mereka

"eh bu euis" ucap ervan, dengan wajah tak berdosa

"ekhem, ngomongin cewek ya?"tanya bu euis, penasaran

"ibu tau aja hehe" ucap ervan, watados lagi

"hehe-hehe aja kamu, haduh, udah sana cepet-cepet pacaran, biar ga nyusahin ibu"

"apaan si bu, ga nyambung" haduh atala, ucapanmu mewakili semua orang yang membaca bagian ini.

"sudah, sekarang kalian buka buku fisika halamanㅡ"

•••
alviena pov

"na! viena! vien!" panggil lianti padaku

"apaan ti?"

"tadi aku liat kak atala pulang bareng teh sintia tau" ucap lianti, hadeh

sudah biasa mendengar, namun belum bisa mengikhlaskan

"jadi? aku kudu salto gitu?"

"ngga, cuma kayang aja ya, hehe"

"bercandaan kamu selalu kriuk, ti" ucapku yang langsung mengambil tas dan pergi untuk pulang

sialan, dia kenapa diam disitu sih, mana dia sedang bersama si sintia-sintia itu lagi?!

"na, cemburu?" tanya lianti yang menyusulku

"ngga ko hehe" ucaku bohong

"haha hehe mulu kamu kaya bagong" aku tau kini lianti sedang mencairkan suasana yang sangat panas ini

"bagong mana ada haha hehe" jawabku malas

"terus?" tanya lianti, dia membawa hal ini serius sepertinya

"ngrokkk ngrokkk" jawabku asal

"pfttttt bwahahaha ngakak anjir ahahahahah" nah receh kan dia








•••
keesokan harinya

"sekarang hari apasi?" tanya aisya yang sibuk menyatat absensi kelas

"hari senin" jawabku sambil mengunyah biskuit marie regal

"eh! redathon ogeb" sautan lianti yang keras langsung mengalihkan atensi kami

"yah anjir males pisan redathon, nanti teh malah ada yang dipilih review dadakan jadi takut aing kepilih" jawab deasya lesu

"salam literasi" ucap ghaniya malas

"argh bosen banget anjrit" sahut deasya

"anak-anak diharapkan TURUN kebawah! TURUN KELAS 10,11,12 TURUN" ucap ibu euis yang menggelegar lewat mic lapangan

"udahlah hayu, bawa buku literasi kalian" ucapku mengajak mereka

"ah tengik bilang aja kamu mah kepengen modus liat kak atala kan" ujar deasya

"banyak bacot, kamu juga kali mau modus liatin kak bima" jawabku sambil jalan keluar kelas

"iya sih, yuk ah turun" jawab deasya sambil menarik tangan ghaniya

"apa-apaan si! narik tangan aing, sia mikir initeh kak bima ha?!" semprot ghaniya

harapan [revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang