Part 02

2.5K 197 0
                                    

Andika pulang ke rumahnya dengan ekspresi lelah dan kesalnya. Kakinya terus melangkah ke dalam rumah setelah turun dari mobil. Sesampainya di dalam, seorang wanita paru baya berdiri dan tersenyum untuk menyambutnya. Membuat Andika yang tadinya cukup gundah gulana kini tersenyum hangat ke arah mamanya.

"Kamu sudah pulang, Dik?" Maya memeluk erat putranya singkat, menyalurkan kerinduannya pada putranya yang jarang ditemuinya meskipun serumah.

"Iya, Ma." Andika menjawab sopan sembari terus berjalan bersama dengan mamanya.

"Sudah makan belum?"

"Belum, Ma."

"Ya sudah kalau begitu kamu makan dulu, baru kamu ke kamar, terus mandi, dan tidur ya?" Andika hanya mengangguk setuju saat mamanya itu mengarahkannya ke ruang makan, di mana di atas mejanya sudah ada makanan kesukaannya.

"Mama sendiri sudah makan belum?" Andika mendudukkan tubuhnya sembari bertanya ke arah Maya yang mengangguk.

"Sudah. Tadi sama Papa kamu. Sekarang kamu makan ya yang banyak!" Maya duduk di samping putranya yang mengangguk lalu menyantap makanannya.

"Dika."

"Iya, Ma. Kenapa?"

"Hubungan kamu dan Sofia bagaimana? Sebentar lagi dia pulang loh. Apa kamu tidak mau melanjutkan hubungan kalian ke jenjang yang lebih serius lagi. Menikah misalnya?" Maya bertanya hati-hati namun Andika justru terdiam tanpa mau melanjutkan acara makannya.

"Jangan bahas itu ya, Ma." Andika menyunggingkan senyum tipisnya, ada kekecewaan saat mamanya harus mengingatkannya dengan Sofia, tunangannya yang saat ini berada di luar negeri untuk urusan pekerjaan.

"Bagaimana Mama tidak membahasnya? Kamu dengan Sofia sudah bertunangan selama dua tahun dan sebentar lagi dia juga akan pulang, apa kamu tidak ingin membahas pernikahan dengannya?" Maya bertanya tak habis pikir, namun justru membuat Andika muak mendengarnya.

"Sejak awal Mama dan Papa kan yang memaksa aku untuk bertunangan dengan Sofia? Aku tidak pernah setuju, Ma. Tapi demi kalian aku rela melakukannya. Tapi sepertinya aku tidak bisa melanjutkan hubungan ini ke jenjang yang lebih serius lagi, karena aku tidak pernah bisa mencintai Sofia." Andika mendirikan tubuhnya, merasa yakin dengan perkataannya karena memang itu yang terjadi, hatinya tak pernah bisa mencintai tunangannya itu sekeras apapun ia mencoba. Apalagi sekarang Andika sudah menemukan Sela, wanita yang masih berada di hatinya meskipun sikapnya sudah berubah, namun Andika akan berusaha untuk memilikinya kembali.

"Tapi kenapa, Dika? Sofia kan cantik, pintar, baik, dan dia juga teman kamu sejak kecil, seharusnya kamu bisa mencintainya dengan mudah." Maya turut mendirikan tubuhnya, namun Andika justru menggeleng seolah tidak bisa menerima ucapan mamanya dengan suka rela.

"Karena Sofia itu temanku, Ma. Makanya aku tidak bisa mencintainya. Tapi sudahlah, aku akan istirahat, aku tidak mau membahas hal ini sekarang, Ma." Andika melangkahkan kakinya tanpa tahu bagaimana mamanya kecewa mendengar jawabannya, belum lagi makanan yang sudah disiapkannya diabaikan putranya.

Di dalam kamar, Andika duduk di sofa dengan sesekali mengembuskan nafasnya beberapa kali. Pikirannya begitu kacau kali ini. Masalah Sela sudah cukup membuatnya frustrasi, bagaimana mungkin Andika sanggup memikirkan Sofia yang bahkan tidak penting untuk hidupnya.

Terserah wanita itu akan pulang atau tidak, Andika juga tidak pernah memedulikannya. Toh, dalam hubungan pertunangannya dengan Sofia, Andika tidak pernah bisa mencintainya meskipun wanita itu selalu berusaha membuatnya tertarik dengannya.

Sekarang yang Andika pikirkan masih sama, seorang Sela yang masih sangat dicintainya. Entah apa yang sebenarnya terjadi pada wanita cantik itu selama ini, pertanyaan seperti itu yang selalu hinggap di pikiran Andika.

My Boss, My Ex (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang