Part 08

2.1K 176 8
                                    

Sela tersenyum tipis saat Andika melambaikan tangannya untuk berpamitan pulang. Lelaki itu masih sama seperti dulu, selalu bisa membuatnya tak bisa semakin marah karena sikap penyabarnya. Andika adalah sosok lelaki yang mau bagaimanapun Sela, ia akan tetap kembali untuk mencintainya.

Meskipun sebenarnya ada kejanggalan yang cukup aneh, tentang kenapa Andika tidak bisa mengingat kesalahannya. Lelaki itu bersikap seolah dirinya tidak pernah ada di kejadian itu, kejadian di mana Sela direnggut keperawanannya. Padahal Sela masih sangat mengingat jelas bagaimana Andika memperlakukannya begitu gila, sampai Sela trauma dan tidak mau bertemu dengannya selama satu bulan.

Sela pikir ia harus membicarakan semua itu pada Andika, ia hanya ingin tahu semuanya dengan jelas, karena selama ini Sela berpikir bila Andika itu berusaha melupakan kesalahannya sendiri tanpa mau bertanggung jawab.

Sekarang Andika sudah pulang setelah tadi sempat bermain dengan Marsha. Entah kenapa mengingat semua itu membuat Sela bahagia, Andika benar-benar terlihat menyayangi putrinya. Akan bagaimana nanti responnya bila tahu kalau Marsha adalah anak kandungnya, Sela harap Andika akan sama-sama bahagia.

Tidak ingin terus membayangkan hal yang tak pasti, Sela menutup pintu rumahnya, berniat menghampiri Marsha yang tengah menonton TV dengan Donita. Namun sebelum melakukannya, suara ketukan pintu kini terdengar, membuat Sela sempat terdiam dan bertanya-tanya siapa yang datang.

"Siapa?" tanya Sela ragu ke arah orang yang berada di balik pintu.

"Buka saja pintunya!" Suara seorang lelaki dengan nada yang sedikit meninggi menjawab pertanyaannya. Sela pikir ia tidak pernah mendengar suara seseorang itu sebelum ini. Dengan perasaan ragu, Sela membuka pintunya, di mana ada Sofia dan seorang lelaki paru baya di sana.

"Sofia," gumam Sela ke arah wanita yang terlihat tidak menyukainya. Lalu tatapan Sela berganti ke arah lelaki yang berdiri di sampingnya. Sebelum ini Sela juga merasa belum bertemu dengan lelaki itu sebelumnya. Lalu siapa dia? Untuk apa dia ke rumahnya. Setidaknya pernyataan-pernyataan seperti itu yang kini hinggap di otaknya.

"Maaf, ada perlu apa ya? Ehm ... silakan masuk!" Sela bertanya sopan, sampai ia lupa mempersilakan mereka untuk masuk ke dalam.

"Tidak usah. Saya kesini cuma mau memperingatkan kamu untuk menjauhi anak saya, Andika." Adnan menjawab tegas, ada gejolak amarah di dalam matanya. Dan itu cukup berhasil membuat Sela terkejut, karena itu berarti lelaki itu adalah papanya Andika.

"Maksud anda apa, Pak? Saya tidak mengerti ...." Sela bertanya lirih, ada ketakutan di dalam matanya.

"Maksud saya, kamu jauhi Andika. Karena saya tidak mau anak saya menikah dengan janda beranak satu seperti kamu." Adnan menjawab tegas dan cukup keras, membuat Donita dan Marsha datang untuk melihat apa yang terjadi.

"Ada apa ini, Sela?" Donita bertanya khawatir sembari merengkuh tangan Marsha, namun Sela justru terdiam tanpa bisa menjawabnya.

"Apa anda ibunya wanita ini?" Adnan bertanya ke arah Donita yang terdiam menatap ke arah Sela.

"Bukan. Saya tantenya. Tapi ini ada apa ya?" Donita bertanya semakin khawatir lalu berjalan mendekat ke arah Sela.

"Tolong beritahu ke wanita ini untuk tidak mendekati anak saya, Andika. Sebagai wanita, seharusnya dia bisa sadar diri, siapa dia saat ini? Dia janda dan punya anak, mana mungkin bisa pantas untuk disandingkan dengan Andika? Dia itu adalah putra ketiga saya, putra yang juga akan menjadi penerus saya. Apa kata orang-orang kalau Andika menikah dengan dia?" Adnan berujar tegas sembari menunjuk ke arah Sela yang masih terdiam. Mereka tidak akan tahu bagaimana Sofia tersenyum melihat Sela menderita, apalagi sekarang harga dirinya tengah dihina oleh papanya Andika. Menyenangkan, rasanya Sofia benar-benar menikmati suasana saat ini.

My Boss, My Ex (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang