Gue dibawa sama Azriel ke rumah sakit, Azriel gue minta jangan kabarin dulu ayah bunda ataupun bang Zidan. Gue enggak mau mereka khawatir terus kelagapan dan panik.
"Aku ambilin kursi roda sebentar, kamu tunggu disini yaa", kata Azriel sambil keluar dari mobil
Gue cuma ngangguk mengiyakan kata kata Azriel, intinya gue harus nurut sama Azriel karena gue lagi enggak berdaya
"Sini turun pelan pelan", Azriel nuntun gue turun dari mobil, dan didudukin ke kursi roda
***
Setelah konsul sama dokter, akhirnya Azriel telpon orang rumah. Seperti yang gue duga, mereka langsung panik. Tapi untungnya Azriel bisa ngeyakinin mereka kalau gue baik baik aja, dan akan segera anterin gue pulang
Azriel memang sakti
Segampang dan setenang itu dia bilang semua ke bunda, sebisa mungkin enggak bikin khawatir mereka yang ada dirumah. Padahal sejam yang lalu aja dia masih panik dan takut gue kenapa kenapa, tapi liatlah sekarang
"Yuk aku anter pulang",
Gue ngangguk, Azriel dorong kursi roda gue ke arah parkiran rumah sakit
"Besok bisa jemput aku?", tanya gue pelan
"Hmm, jemput?",
"Emang kamu besok mau kemana?", tanya Azriel dengan nada yaa yang gitu deeh, seakan dia tau apa yang bakal gue omongin
"Ya ke sekolah", jawab gue
"Ngapain? Biar dibuat jungkir balik sama nenek lampir?", kata Azriel
"Aku masih ada tugas yang harus dilaksanain sampe acara selesai kan riil, tugas aku nge mc. Masa iya aku mau lepas tanggung jawab. Siapa yang mau gantiin aku?", jawab gue
"Nenek lampir mau tuuh gantiin kamu",
"Udahlah caa, besok istirahat aja sih dirumah. Enggak usah kemana mana. Dan aku yakin, bunda enggak bakal izinin kamu pergi dengan kondisi kaya gini", kata Azriel sambil terus dorong kursi roda gue
Gue terdiam, bener juga kata Azriel. Bunda enggak bakal kasih izin gue pergi kalau gue kaya gini
Hmmm, tapii kalau gue perginya sama Azriel.... Boleh enggak yaa????
***
Sampe dirumah gue berasa tamu kehormatan, bunda sama bang Zidan nunggu didepan teras dengan wajah khawatir mereka
"Liat tuuh, mereka khawatir gitu dan kamu masih maksa mau ke sekolah besok?",
"Hmm",
"Enggak kasian sama mereka?",
Ah kenapa siii gue selalu jadi batu kalau udah dinasehatin Azriel ginii, ampuhnya tuh lebihin omelan bang Zidan deh
Azriel keluar mobil,
Air mata gue netes gitu aja, gue dapet tugas dari OSIS yang enggak mungkin gue tinggalin. Tapi keadaan gue sekarang kayak gini, mana mungkin gue nge mc dengan keadaan kaya gini kan. Gue merasa bersalah
Srrrtttt
"Eh kok nangis",
"Kenapa?",
"Masih sakit banget? Kuat enggak jalan? Kalau enggak aku panggilin bang Zidan ya biar kamu digendong kedalem", kata Azriel
Gue geleng pelan,
"Hey, kenapaa", kata Azriel sambil duduk dikursi sebelah gue (gue duduk di kursi belakang)
"Tugas aku gimana?",
"Kalau aku enggak dateng, namanya aku lepas tanggung jawab dong", kata gue sambil nahan nangis
KAMU SEDANG MEMBACA
Complicated School Life [END]
Teen FictionDiam bukan berarti selalu mengalah, cuek bukan berarti tidak peduli Jangan hanya menilai semua sekejap mata. Gunakan waktu yang ada untuk kembali mencerna dan befikir, apa yang terjadi dan apa yang harus dilakukan